Pangeran Mohammed bin Salman (Foto: Bloomberg.com)
Diluncurkannya secara resmi proyek ambisius Visi Arab Saudi 2030 pada hari Senin 25 April 2016 tak lepas dari peran besar sang bintang muda, yaitu deputi putra mahkota yang merangkap menteri pertahanan, Pangeran Mohammed bin Salman (31).
Visi Arab Saudi 2030 dirancang dan digodok dalam Dewan Urusan Ekonomi dan Pembangunan (CEDA) yang dipimpin Pangeran Mohammed bin Salman.
Mohammed bin Salman sebagai menteri pertahanan ternyata juga arsitek serangan militer koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi terhadap sasaran kelompok Houthi dan loyalis mantan Presiden Abdullah Saleh di Yaman sejak Maret 2015 hingga saat ini.
Tampilnya Mohammed bin Salman, kelahiran 31 Agustus 1985, dalam panggung politik Arab Saudi saat ini sesungguhnya menunjukkan mulai terjadi peralihan kepemimpinan ke tangan generasi ketiga dalam keluarga dinasti Al Suud.
Generasi ketiga dari keluarga dinasti Al Suud itu merupakan sebuah fase generasi yang lebih dinamis dan modern.
Mohammed bin Salman pada bagian wawancaranya dengan kantor berita Bloomberg pada awal April lalu mengungkapkan, dirinya dalam pertumbuhan dan perkembangan hidupnya banyak mengambil manfaat dari dua hal, yaitu teknologi dan berasal dari keluarga raja.
Mohammed bin Salman menyebut, generasinya adalah generasi pertama dalam dinasti Al Suud yang menggunakan jaringan internet dan video game, serta mendapat informasi dari layar komputer atau televisi. “Kami punya cara berpikir dan impian yang beda sekali,” ujarnya.
Ia mengungkapkan lagi, ayahnya mengajari anak-anaknya untuk gemar membaca dan minimal bisa membaca satu buku dalam setiap pekan. Adapun ibunya, lanjut Mohammed bin Salman, mendorong anak-anaknya kursus privat dan sering mengundang para pemikir untuk berdiskusi dengan anak-anaknya minimal selama 3 jam.
Keras dan disiplin
Menurut Mohammed bin Salman, ayah dan ibunya mendidik anak-anaknya sangat keras dan disiplin. “Saya sekarang baru merasakan manfaatnya dari pendidikan disiplin itu. Anak-anaknya sekarang menjelma menjadi tokoh dengan kepribadian yang kuat,” ujar Mohammed bin Salman.
Ia mengungkapkan punya empat saudara tiri. Saudara pertama adalah seorang ahli antariksa yang pernah terbang ke luar angkasa. Saudara kedua menjabat deputi menteri perminyakan dan saudara ketiga seorang dosen perguruan tinggi yang menyandang gelar doktor ilmu politik dari Universitas Oxford. Saudara keempat meninggal pada tahun 2002.
Sepekan setelah Salman bin Abdul Aziz naik takhta sebagai raja pasca wafatnya Raja Abdullah bin Abdul Aziz, Raja Salman langsung menunjuk putranya, Pangeran Mohammed bin Salman, sebagai menteri pertahanan dan kepala kantor kerajaan, serta Ketua CEDA.
Setelah tiga bulan menjabat raja, Raja Salman menunjuk Mohammed bin Salman sebagai deputi putra mahkota dan Mohammed bin Nayef sebagai putra mahkota. Setelah 48 jam menjabat deputi putra mahkota, Mohammed bin Salman ditunjuk sebagai kepala perusahaan Aramco yang merupakan perusahaan minyak terbesar di dunia.
Mohammed bin Salman mengklaim terpaksa membagi waktu kerjanya antara di kantor raja sebagai kepala kantor kerajaan dan di kementerian pertahanan sebagai menteri pertahanan. Ia mengungkapkan sering harus bekerja dari pagi hingga larut malam.
Berbagai jabatan strategis yang menumpuk di pundaknya itu membuat Pangeran Mohammed bin Salman kini menjadi bintang muda yang dari tangannya bergulir keputusan besar, seperti visi Arab Saudi 2030 yang baru dirilis.
(Kompas edisi cetak Rabu 27 April 2016).
(Kompas/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email