Lukisan rapat sidang guru Stovia menginginkan Soetomo dikeluarkan. Dr FH Roll, direktur Stovia, membela Soetomo. (Foto: Micha Rainer Pali/Historia).
Disebut sebagai organisasi modern pertama. Para pendirinya nyaris dikeluarkan dari sekolah mereka.
Rabu, 20 Mei 1908, pukul sembilan pagi. Puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia –Abdurrachman Surjomihardjo dalam Budi Utomo Cabang Betawi menyebut ruang anatomi. Selain siswa Stovia, turut pula hadir siswa-siswa dari sekolah pertanian (landbouw school) dan kehewanan (veeartsnij school) di Bogor; sekolah pamongpraja (OSVIA) di Magelang dan Probolinggo; sekolah menengah petang (hogere burger school) di Surabaya; serta sekolah pendidikan guru bumiputera (normaalschool) di Bandung, Yogyakarta, dan Probolinggo.
Dalam pertemuan itu mereka sepakat mendirikan organisasi. Nama Boedi Oetomo sudah ditetapkan sejak awal. Soeradji mengutipnya dari pujian Soetomo kepada Wahidin: “Punika satunggaling padamelan sae sarta nelakaken budi utami (Ini merupakan perbuatan baik serta mencerminkan keluhuran budi).”
Aktivitas Soetomo dan kawan-kawannya ternyata mendatangkan masalah. Tak semua guru Stovia suka terhadap aktivitas siswa-siswanya itu. Soetomo hampir dikeluarkan karena dituduh hendak melawan pemerintah. Aksi solidaritas pun menyeruak. Goenawan dan teman-temannya mengancam akan keluar jika Soetomo dikeluarkan.
Dr F.H. Roll, direktur Stovia yang berpikiran maju dan melawan arus, turun tangan membela Soetomo. Dalam sidang para guru untuk memutuskan nasib Soetomo, Roll melempar pertanyaan: “Tidak adakah seorang pun di antara Anda sekalian yang hadir di sini yang seradikal seperti Soetomo ketika Anda berumur 18 tahun?”
Memang kenyataannya tak semua guru Stovia berpandangan segaris dengan pemerintah kolonial. Menurut Rushdy, ada beberapa guru yang mencintai kebebasan dan kebenaran. Paham-paham liberalisme sebagai warisan Revolusi Prancis bukan tidak mungkin menjadi bahan diskusi sehari-hari yang disampaikan kepada para murid.
Pernyataan Roll mempengaruhi jalannya sidang sehingga Soetomo dibebaskan dari tuduhan dan tidak jadi dikeluarkan. Roll juga memberi bantuan berupa pinjaman uang untuk keperluan kongres pertama Boedi Oetomo.
Menurut Abdurrachman, para pemuda juga menjual arloji, kain panjang, ikat kepala, dan menyumbangkan tunjangan pribadi mereka untuk bulan puasa demi membiayai kongres pertama. “Namun, Sutomo menyesali sikap angkatan lebih tua pada umumnya yang belum dapat menghayati cita-cita dan kemauan angkatan muda,” tulis Abdurrachman.
(Historia/Berbagai-Sumber-Sejarah/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email