Parlemen Iran meminta pemerintah untuk menuntut ganti rugi terhadap Amerika Serikat (AS), Selasa (17/5). Tuntutan tersebut didasari atas tindakan permusuhan dan kejahatan yang dilakukan oleh negeri Paman Sam tersebut selama 63 tahun lamanya.
"Pemerintah memiliki kewajiban untuk mengambil tindakan untuk menuntut kompensasi atas kerugian materi dan moral yang dilakukan AS," demikian tulisan yang dikeluarkan oleh Aprlem dan dilaporkan oleh televisi Iran, Selasa (17/5).
Kerugian materi serta kerusakan moral yang disebabkan oleh AS disebut terjadi selama kudeta yang dilakukan negara tersebut terhadap pemimpin Iran Mohammad Mossadegh pada 1953 lalu. Selain itu, saat perang antara Iran dan Irak berlangsung pada 1980 hingga 1988, dalam kehancuran anjungan minyak di teluk. Terakhir adalah mengumpulkan informasi tanpa mendapat izin yang sah tentang Republik Islam tersebut.
Belum ada jumlah ganti rugi secara rinci yang ditentukan oleh parlemen. Namun, Wakil Presiden Iran, Majid Ansari mengatakan bahwa setidaknya AS harus membayar 50 miliar dolar AS.
"Pengadilan Iran telah memutuskan bahwa AS harus membayar sebanyak 50 miliar dolar AS sebagai bentuk ganti rugi atas tindakan permusuhan pada Iran," ujar Ansari.
Sebelumnya, pada 20 April lalu AS juga meminta agar Iran menyerahkan aset beku sebanyak 2 miliar dolar AS. Hal ini sebagai bentuk ganti rugi atas terjadinya serangan yang diduga dilakukan oleh Iran dan menyebabkan korban dari warga AS.
Salah satu serangan yang disebut diorganisasi oleh Iran adalah pemboman barak marinir AS di Beirut, Suriah pada 1983 lalu. Selain itu, ledakan bom yang dilakukan di Menara Kobar, Arab Saudi pada 1966.
Pada 10 Mei lalu, Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan tindakan hukum internasional untuk memulihkan aset beku negara sebanyak 2 miliar dolar AS.
(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email