Setelah satu periode Islamofobia berlalu, opini masyarakat Amerika terhadap warga muslim berhijab semakin memburuk.
Hawa Fennisy, seorang penulis muslim, pernah menulis, “Saya adalah seorang wanita warga Amerika. Untuk menegaskan pilihan agama ini secara bebas, saya mengenakan hijab. Akan tetapi, saya mengahapi perlakuan tak senonoh lantaran hijab dari masyarakat, baik pemuda-pemuda setempat dan para pejalan kaki yang berjumpa dengan saya maupun para mandor yang memaksa saya untuk melepaskan hijab. Inilah pengalaman saya sebagai wanita kulit hitam yang hidup di Amerika.”
Wanita muslim lain di Amerika juga mengalami pengalaman yang sama. Ibtihaj Muhammad sebagai wanita muslim pertama yang terpilih sebagai wakil Amerika di kejuaraan Olympic 2016 diminta supaya menanggalkan hijab.
Pada tanggal 25 Maret 2016 lalu, NBC melaporkan seorang polisi meminta kepada wanita muslim di perpustakaan Washington DC untuk menanggalkan hijab atau meninggalkan perpustakaan.
Banyak warga Amerika yang berkeyakinan bahwa wanita muslim dipaksa mengenakan hijab. Padahal mereka lupa bahwa srikandi-srikandi muslim ini mengenakan hijab dengan pilihan bebas yang mereka lakukan sendiri.
Tentu, sikap seperti ini tidak timbul dari kebodohan warga Amerika tentang hijab Islami. Semua itu muncul lantaran proyek Islamofobia yang senantiasa didiktekan kepada masyarakat luas.
(Huffington-Post/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email