Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menerima anggota Majelis Ahli Iran di Teheran pada 26 Mei 2016. (Foto: Khamenei.ir)
Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Seyyed Ali Khamenei mengatakan kemampuan Iran di bidang teknologi nuklir membuat musuh menyerah dan menerima [Iran] sebagai kekuatan negara nuklir.
Dalam pertemuan hari Kamis (26/5/16) dengan anggota Majelis Ahli Iran di Teheran, Ayatullah Khamenei mengatakan “ada saat ketika musuh tidak bisa menerima bahkan satu centrifugalpun di Iran, tapi mereka akhirnya menyerah dalam menghadapi kekuatan nuklir Iran.”
“Bahkan, itu bukan Amerika yang memberi konsesi ini; [Tapi] kita mendapatkannya dengan kekuatan kita sendiri, “tegas Pemimpin.
Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB – Amerika Serikat, Prancis, Inggris, China dan Rusia – ditambah Jerman menandatangani JCPOA pada 14 Juli 2015 setelah dua setengah tahun pembicaraan intensif.
Berdasarkan kesepakatan itu, semua sanksi terkait nuklir yang dikenakan pada Iran oleh Uni Eropa, Dewan Keamanan dan AS akan dicabut. Sebagai gantinya Iran harus membatasi beberapa kegiatan nuklirnya.
Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei menerima anggota Majelis Ahli Iran di Teheran pada 26 Mei 2016. (Foto: Khamenei.ir)
Di tempat lain dalam komentarnya, Ayatullah Khamenei memperingatkan terhadap agenda musuh yang berusaha mengobarkan “perang lunak” terhadap Iran setelah mereka gagal membawa bangsa ini bertekuk lutut melalui berbagai tindakan agresi.
Pemimpin mengatakan “Front hegemoni ini, pada dasarnya, setelah memperluas dominasinya terhadap berbagai negara atau bangsa akan gagal mengontrol perlawanan, yang pada akhirnya mereka terjebak dalam perangkap.”
Ayatollah Khamenei menyoroti upaya musuh selama beberapa dekade terakhir yang berusaha mendominasi bangsa Iran, termasuk perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim mantan diktator Irak Saddam Hussein pada 1980-an.
Kekuatan penindasan sekarang telah berubah menjadi “invasi lunak” sebagai bagian dari fase kedua dari permusuhan terhadap Iran karena mereka gagal mengalahkan Republik Islam di medan perang, kata Pemimpin.
Ayatollah Khamenei juga menggambarkan niat musuh yang akan “menyusup” Iran sebagai sesuatu yang sangat berbahaya, yang merupakan tahap ketiga dari kebijakan bermusuhan mereka terhadap Republik Islam.
Dalam tahap ini, kekuatan hegemoni global berusaha untuk mempengaruhi “pengambilan keputusan pusat,” dan merubahan keyakinan masyarakat serta sikap dan kebijakan dari pejabat Iran, Pemimpin menekankan.
Pertemuan berlangsung setelah Majelis Ahli Iran memilih Ayatollah Ahmad Jannati sebagai kepala badan yang bertugas menunjuk “Pemimpin Revolusi Islam” dan mengawasi tugasnya.
Ayatollah Jannati dipilih untuk jabatan ini selama dua tahun setelah memperoleh banyak suara dalam pemungutan suara Februari.
Dalam pesan pembukaannya, Ayatollah Khamenei mengatakan Majelis ini memiliki tugas untuk “secara berhati-hati dan menyeluruh menjaga identitas revolusi Islam dan membangun kekuasaan dan aparat menuju tujuan mulia dan luhur.”
Pemimpin lebih lanjut meminta majelis untuk memperhatikan “ketaqwaan dan kebijakan ketua.” []
(Mahdi-News/Khamaeni/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email