Berikut adalah fatwanya seorang ulama KOMPORER wahabi Sholeh Al-Fauzan yang terdapat pada link ada paling bawah tulisan ini:
لا تصلوا على آل محمد في التشهد لأنها أصبهت من شعار الشيعة
“Janganlah kalian be-sholawat (membaca sholawat) kepada Aali (keluarga) Muhammad didalam tasyahud, karena sholawat kepada Aali Muhammad sudah menjadi bagian dari ciri-ciri syi’ah”
Sungguh luar biasa kekoplakan ulama wahabi yang satu ini !.. Betapa butanya ia hingga tak bisa melihat hadits Nabi saw. Betapa jahilnya ia akan ilmu fiqih.
Betapa dengkinya ia terhadap Ahlul-Bayt-nya Nabi saw.. hingga ia melarang untuk bersholawat kepada mereka (Ahlul-Bayt Nabi), yang padahal Rosululloh sendiri memerintahkannya.
Lalu siapakah sebenarnya yang menjadi pedoman dia (sholeh al-fauzan) ini dalam beribadah ?
Ikut siapakah dia ? darimanakah dasar hukum fatwanya itu ? dimanakah letak ilmiyahnya ?
SUNGGUH MERUPAKAN FATWA YANG BERLANDASKAN KEBENCIAN TERHADAP AHLUL-BAYT NABI SAW.
SUNGGUH UCAPAN YANG BERDASARKAN HAWA NAFSU YANG MENYESATKAN.
FATWA YANG MEMBUKTIKAN BETAPA DUNGU DAN KOPLAKNYA IA (AL-FAUZAN).
Apakah dia tidak pernah membaca kitab-kitab fiqih Madzhab Hambali ? padahal katanya mereka mengikuti madzhab Hambali didalam ilmu furu’ (fiqih)nya. lalu kenapa hal yang sejelas ini saja mereka lewatkan ?
Didalam salah satu kitab fiqih Madzhab Hambali yang berjudul “Al-Raudhu Al-Murobi’ ” karangannya Al-Syaikh Abu Al-Sa’adat Manshur bin Yunus bin Sholahudin bin Hasan bin Ahmad bin Ali bin Idris Al-Buhuti Al-Hambali yang merupakan Gurunya Madzhab Hambali di Mesir, yang hidup pada 1000-1051 , semoga Alloh merahmati mereka, pada halaman 82-83 diterangkan :
(ثم يقول) في التشهد الذي يعقبه السلام ( اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على آل إبراهيم إنك حميد مجيد ) لأمره بذلك في المتفق عليه من حديث كعب بن عجزة ، ولا يجزئ لو أبدل آل بأهل ولا تقديم الصلاة على التشهد
“Maka kemudian ia (orang yang sholat) didalam Tasyahud yang diiringi oleh salam (tasyahud akhir)nya itu harus membaca :
“Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin……..sampai…innaka Hamiidun Majiidun”
Karena telah memerintahkannya Nabi saw dengan membaca sholawat tersebut sebagaimana didapati dalam Hadits yang sudah disepakati ke-shohehannya oleh para Imam Hadits,yaitu Hadits yang sudah diriwayatkan oleh Ka’ab bin ‘Ajzah.
Dan tidaklah bisa (tidak diperbolehkan) lafazh “AALI ” pada sholawat itu diganti dengan lafazh “AHLI” (sekalipun maknanya sama yaitu “keluarga”), dan tidak diperbolehkan pula mendahulukan membaca sholawat dan membelakangkan bacaan tasyahud (tetap harus membaca tasyahud dulu baru membaca sholawat).”
Maka lihatlah, Menurut Guru Madzhab Hambali mengganti satu lafazhnya saja pada kalimat sholawat itu dengan lafazh lain yang masih satu makna seperti lafazh ” AALI ” digantikan dengan lafazh ” AHLI” sudah tidak sah bacaannya, apalagi dengan membuang atau tidak membaca sholawat kepada Aali/Ahli Al-Bayt-nya Nabi saw sama sekali.
Na’udzu billah…siapa sebenarnya yang di ikuti Wahabi ini ? pada siapa mereka mencontoh ibadahnya ?
Al-Syafi’i pada sebuah Sya’irnya juga sudah menyatakan :
يا آل بيت رسول الله حبكم * فرض من الله في القرآن أنزله
يكفيكم من عظيم الفخر أنكم * من لم يصل عليكم لا صلاة له
Wahai Aalu (Keluarga) nya Rosululloh, Mencintai kalian adalah suatu kewajiban bagi kami, Alloh telah mewajibkannya didalam Al-Quran yang sudah diturunkan-Nya.
Maka cukuplah bagi kalian (keluarganya Rosululloh) sebagai bukti kemuliaan kalian, sesungguhnya barang siapa yang didalam sholatnya tidak ber-sholawat kepada kalian (keluarga Rosululloh) ,maka sholatnya itu tidaklah sempurna.
Sya’ir ini terdapat pada :
1. Dewan Al-Imam Al-Syafi’i : 130
2. Al-Jauharu Al-Nafiis : 64
3. Raudhotu Al-Jannaat 7/262
****
Didalam kitab “Al-Bayaanu Fii Madzhabi Al-Imam Al-Syafi’i” karangan Al-Syaikh Al-Imam Al-‘Alaamah Al-Faqih Abil-Hasan Yahya bin Abil-Khoir bin Salim Al-‘Imroni Al-Syafi’i Al-Yamani yang hidup pada 489-558 H, semoga Alloh merahmatinya, pada 2/338-339 dijelaskan :
وروى أبي بن كعب : أن النبي صلى الله عليه وسلم كان يقول في الصلاة : اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم
Dan telah meriwayatkan Ubay bin Ka’ab : Sesungguhnya Nabi saw didalam sholatnya selalu membaca : “Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa Aali Muhammadin kamaa shollayta ‘alaa Ibroohiima wa ‘alaa Aali Ibroohiima.”
Telah meriwayatkan pada hadits ini dengan riwayatnya dari Ka’ab bin Ajroh bukan dari Ubay bin Ka’ab :
1. Al-Syafi’i dalam “Tartiibu Al-Musnad”nya pada : 279
2. Al-Bukhori dalam Shoheh-nya pada : 6357 bab Al-Da’awaat
3. Al-Muslim dalam Shoheh-nya pada : 406
4. Abu Daud dalam Sunan-nya pada : 976, 977, 978
5. Al-Turmudzi pada : 473 bab Al-Sholat
6. Al-Nasai dalam Al-Sghro-nya pada : 1287 bab Al-Sahwi
7. Ibnu Majah pada : 904 bab Iqomati Al-Sholat
قال الترمذي : حسن صحيح ، وفي الباب : عن علي وأبي حميد وأبي مسعود وطلحة وأبي سعيد وبريدة وزيد بن خارجة ويقال جارية ،وأبي هريرة
Telah berkata Al-Turmudzi : Hadits ini hasan dan shoheh.
Dan dalam suatu bab dijelaskan bahwa hadits ini diriwiyatkan dari Ali dan Abi Hamid dan Abi Mas’ud, dan Tolhah dan Abi Sa’id, dan Buraidah dan Zaid bin Khorijah (Khorijah ini biasa dipanggil Jaariyyah) dan Abi Hurairah
Dan Nabi juga sudah bersabda :
صلوا كما رأيتموني أصلي
“Maka sholatlah kalian sebagaimana kalian telah melihat sholat-ku”
والأفضل أن يقول : اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وآل إبراهيم ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد لما روى أبو حميد : أنه قيل للنبي صلى الله عليه وسلم : كيف نصلى عليك ?? قال : قولوا اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وآل إبراهيم ، وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وآل إبراهيم إنك حميد مجيد.
Dan yang lebih utama adalah, hendaklah ia membaca : “Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shollayta ‘alaa Ibroohiima wa aali Ibroohiima, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiidun”., karena sebagaimana hadits yang telah diriwiyatkan oleh Abu Hamid : “Sesungguhnya telah ditanyakan kepada Nabi saw : “Bagaimanakah cara kami ber-sholawat kepada engkau (Rosululloh) ?” Maka Nabi pun menjawab : “Maka kalian ucapkanlah : “Allohumma sholli ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa shollayta ‘alaa Ibroohiima wa aali Ibroohiima, wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa baarokta ‘alaa Ibroohiima wa aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiidun.”
Telah meriwayatkan pada Hadits in dengan riwayatnya dari Abi Hamid :
1. Al-Bukhori dalam Shoheh-nya pada : 6360 bab Al-Da’awaat
2. Al-Muslim dalam Shoheh-nya pada : 407
3. Abu Daud pada : 979 bab Al-Sholat
4. Al-Nasai dalam Al-Shugro pada : 1294 bab Al-Sahwi
5. Ibnu Majah pada : 905 bab Iqomati Al-Sholat.
*****
Amat jelas bukan ? bagaikan langit dan bumi..siapa Al-Fauzan dan siapa pula para Ulama dan para Imam Agung itu.
Alasan bahwa membaca sholawat kepada Ahlul-Bayt Nabi merupakan ciri has Syi’ah itu tidaklah masuk akal, dan tidak pula ada satupun dalil ter-nuqil yang menjelaskan seperti itu, ini hanyala bentuk kebencian dan hasudnya wahabi saja terhadap Ahlul-bayt Nabi saw.
Ayooo para penganut faham wahabi….mau ikut yang mana ? mau ikut Al-Fauzan seorang atau mau ikut Al-Salafu Al-Sholih ?
***
Jikalah sekiranya dengan membaca sholawat kepada Ahlul-bayt-nya Rosululloh saw itu menyebabkanku mendapat gelar Syi’ah, ,,maka niscaya aku ridho dengan gelar itu, aku akan tetap membacakan sholawat kepada Rosululloh juga kepada Ahlul-Bayt dan Shohabat-shohaba-nya. sungguh Imam Syafi’i ra, saja tidak sungkan menisbatkan dirinya pada Al-Syi’i :
أنا الشيعي في ديني وفي أصلي * بمكة ثم داري عسقلية
Sya’ir Al-Syafi’i ini terdapat pada :
1. Dewan Al-Imam Al-Syafi’i : 130
2. Manaqib Al-Syafi’i : 90 (Al-Rozi)
3. Siyaru A’laami Al-Nubala : 2/401
Wallohu A’lam…
Sumber: Ust. Fairuz Badi
(Generasi-Salaf/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email