“Kami telah banyak melakukan tindakan fleksibel dan mundur dari titik-titik yang telah berhasil kami kuasai hanya dengan tujuan untuk menunjukkan niat baik kami. Akan tetapi, musuh masih menuntut supaya rakyat Yaman menyerah.”
Begitu pernyataan Sayyid Abdul-Malik Hautsi, pemimpin Gerakan Ansharullah Yaman, kemarin dalam sebuah pidato televisi dalam rangka memperingati hari kesyahidan Imam Ali bin Abi Thalib as seperti dirilis oleh Al-Masirah.
Menurut Hautsi, krisis ini bisa dituntaskan, dan kita telah menanggung biaya besar. “Jika mereka memang mencari solusi, maka kita siap. Apabila mereka masih menginginkan perang, maka kami juga senantiasa siap siaga,” tukas Hautsi.
“Kami adalah rakyat yang tertindas. Akan tetapi, dengan bekal iman, keberanian, dan hubungan kuat dengan Islam, kami bisa menangani krisis ini,” tandas Hautsi.
Hautsi kembali menegaskan, “Sampai kapan pun kalian (Arab Saudi) melakukan agresi, kami senantiasa melawan kalian dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai kami, bukan pada taktik-taktik politik yang berlaku di dunia. Kami mampu menghadapi segala bentuk agresi kalian sampai kapan pun berlanjut. Sampai kapan pun kalian percaya kepada Amerika dan lebih menekan rakyat Yaman, demi Allah akibat kejahatan kalian ini hanyalah kerugian besar.”
Abdul-Malik Hautsi menilai bahwa kesyahidan Imam Ali as adalah hari terpahit dalam sejarah umat Islam. Beliau adalah pelaksana agama Allah terbesar dan murid Rasulullah saw yang paling agung.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email