"Bagi kami, kata Allah tidak identik dengan Islam. Ini adalah sebuah kata dalam bahasa Arab untuk Sang Pencipta alam semesta," kata Uskup Theodosios.
Di Indonesia banyak orang salah kaprah membedakan penggunaan kata Allah. Negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat ini mengklaim Allah (dibaca Alloh) hanya milik orang Islam, sedangkan kaum Nasrani membaca Allah sesuai ejaan.
Padahal aslinya, kata Allah ini dalam bahasa Arab berarti Tuhan. Sehingga orang-orang Arab Kristen pun menyebut Tuhan dengan kata Allah (dibaca Alloh) seperti sebutan kaum muslim.
Fenomena serupa juga terjadi di Malaysia. Bahkan negara mengakui Islam sebagai agama resmi itu melarang media Kristen menggunakan kata Allah.
Uskup Agung Sebastia Theodosios, 49 tahun, dari Kristen Orthodoks membenarkan. Lelaki Palestina bernama asli Atallah Hanna ini satu-satunya uskup Kristen Orthodoks asal Palestina menetap di Yerusalem, sedangkan semua uskup Kristen Orthodoks lainnya adalah orang Yunani.
Dalam wawancara lewat telepon dengan wartawan Nadezhda Kevorkova dari Russia Today, Theodosios banyak mengucapkan kalimat-kalimat lazim didengar dari mulut seorang muslim, seperti Alhamdulillah, Insya Allah, dan Masya Allah.
Saat beribadat di gereja pun, menurut Theodosios, orang-orang Kristen Orthodoks juga mengucapkan kata Allah. "Bagi kami, kata Allah tidak identik dengan Islam. Ini adalah sebuah kata dalam bahasa Arab untuk Sang Pencipta alama semesta," katanya. "Jadi ketika kami bilang Allah dalam doa kami berarti Pencipta alam semesta."
Dia menjelaskan komunitas Kristen Orthodoks biasa menggunakan kata Allah. Kami memuji Allah sepanjang waktu. "jadi salah kalau berpikir kata Allah itu cuma dipakai oleh kaum muslim," ujar Theodosios. "Kami orang-orang Arab Kristen mengatakan Allah dalam bahasa Arab sebagai cara untuk menyebut Sang Pencipta dalam doa-doa kami."
Israel sudah beberapa kali memenjarakan dia atau menyetop dia di perbatasan dan paspornya diambil. Di antara semua pemuka agama Kristen di Yerusalem, Theodosios satu-satunya tidak berhak melewati pintu VIP di bandar udara karena dia orang Palestina. "Bagi pemerintah Israel, saya bukan uskup, saya hanya orang Palestina biasa," tutur Theodosios.
(Russia-Today/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Uskup Agung Sebastia Theodosios, salah satu pemuka Kristen Orthodoks di Yerusalem. (Foto: Nadezhda Kevorkova/Russia Today)
Di Indonesia banyak orang salah kaprah membedakan penggunaan kata Allah. Negara berpenduduk mayoritas muslim terbesar sejagat ini mengklaim Allah (dibaca Alloh) hanya milik orang Islam, sedangkan kaum Nasrani membaca Allah sesuai ejaan.
Padahal aslinya, kata Allah ini dalam bahasa Arab berarti Tuhan. Sehingga orang-orang Arab Kristen pun menyebut Tuhan dengan kata Allah (dibaca Alloh) seperti sebutan kaum muslim.
Fenomena serupa juga terjadi di Malaysia. Bahkan negara mengakui Islam sebagai agama resmi itu melarang media Kristen menggunakan kata Allah.
Uskup Agung Sebastia Theodosios, 49 tahun, dari Kristen Orthodoks membenarkan. Lelaki Palestina bernama asli Atallah Hanna ini satu-satunya uskup Kristen Orthodoks asal Palestina menetap di Yerusalem, sedangkan semua uskup Kristen Orthodoks lainnya adalah orang Yunani.
Dalam wawancara lewat telepon dengan wartawan Nadezhda Kevorkova dari Russia Today, Theodosios banyak mengucapkan kalimat-kalimat lazim didengar dari mulut seorang muslim, seperti Alhamdulillah, Insya Allah, dan Masya Allah.
Saat beribadat di gereja pun, menurut Theodosios, orang-orang Kristen Orthodoks juga mengucapkan kata Allah. "Bagi kami, kata Allah tidak identik dengan Islam. Ini adalah sebuah kata dalam bahasa Arab untuk Sang Pencipta alama semesta," katanya. "Jadi ketika kami bilang Allah dalam doa kami berarti Pencipta alam semesta."
Dia menjelaskan komunitas Kristen Orthodoks biasa menggunakan kata Allah. Kami memuji Allah sepanjang waktu. "jadi salah kalau berpikir kata Allah itu cuma dipakai oleh kaum muslim," ujar Theodosios. "Kami orang-orang Arab Kristen mengatakan Allah dalam bahasa Arab sebagai cara untuk menyebut Sang Pencipta dalam doa-doa kami."
Israel sudah beberapa kali memenjarakan dia atau menyetop dia di perbatasan dan paspornya diambil. Di antara semua pemuka agama Kristen di Yerusalem, Theodosios satu-satunya tidak berhak melewati pintu VIP di bandar udara karena dia orang Palestina. "Bagi pemerintah Israel, saya bukan uskup, saya hanya orang Palestina biasa," tutur Theodosios.
(Russia-Today/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email