Harian Amerika New York Times dalam sebuah laporan mengkaji alur perkembangan historis Arab Saudi dan pembentukan wahabi di negari ini serta aliansinya dengan tenaga nuklir dan menegaskan, otoritas Al Saud sebagai pananggung jawab pengobar ekstremisme dan terorisme dunia.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Al-Alam, harian New York Times menulis, otoritas Al Saud adalah penanggung jawab keluarnya tendensi fanatisme dan pendiri wahabi, yang mensuplai ekstremisme dunia dan ikut andil dalam penyebaran terorisme.
Harian ini dalam laporan penelitiannya dengan topik Saudi dan ekstremisme…Para Pengobar Api dan Para Pemadamnya menegaskan, kelompok ISIS merupakan kesinambungan ancaman-ancaman wahabi dan menyeru kekerasan di Barat dan dalam dunia ekstremisme, Saudi merupakan pengobar api, karena memublikasikan sebuah hal yang sangat beracun.
New York Times menambahkan, sangat sulit bagi Arab Saudi untuk melepas ideologi yang tidak disukai oleh banyak negara-negara dunia, karena kunci problem ini kembali pada tahun 1744, yakni pada masa Muhammad bin Abdul Wahhab, pendiri sekte wahabi meminta dukungan Muhammad bin Saud dan menciptakan koalisi dengan keuntungan-keuntungan dua belah pihak; sampai-sampai Muhammad bin Abdul Wahhab mendapatkan dukungan militer kelompoknya dan sebaliknya, keluarga Saud mendapat dukungan salah satu ulama terekstrem.
Menurut laporan, ditemukannya cadangan minyak besar di Arab Saudi juga memberikan pendapatan besar dan memiliki andil dalam menciptakan sebuah sistem sosial dan ekonomi pasti. Demikian juga pendapatan yang sangat besar ini memberi anggaran yang besar ke lembaga religi konservatif Saudi supaya mengeluarkan tendensi ekstremnya dalam empat dekade lalu, dengan pelbagai sarana dari pembangunan masjid dan universitas sampai markas-markas religi. Dukungan terhadap aktivitas-aktivitas ini dilakukan lewat pemerintah Saudi, keluarga kerajaan, populasi amal dan populasi di bawah pengawasan pemerintah. Selain itu, Arab Saudi juga memberikan dukungan loyal ke markas-markas universitas dan riset di universitas-universitas Amerika supaya menghalau kritikan tehadap dampak luas ideologi wahabi yang berbahaya ini.
New York Times menegaskan, penggelontoran pundi-pundi Saudi dan publikasi ideologinya di tingkat dunia semakin memperuncing perpepacahan tentang agama. Demikian juga, pengaruh ini menciptakan hambatan besar untuk para pejabat Saudi, karena ISIS di sekolah-sekolahnya juga memakai buku-buku pelajaran resmi Arab Saudi.
Laporan ini mengisyaratkan peran Amerika dalam menghantarkan ke tahap ini dan menegaskan, Amerika dan Arab Saudi satu sama lain pada tahun 1980 Masehi saling bekerjasama untuk mendukung finansial untuk tentara bernama Mujahidin dalam perang melawan Soviet di Afganistan. Demikian juga, pengganggaran 50 juta dolar dari tahun 1986-1992 Masehi untuk Agenda penghapusan kebodohan Jihad, dimana agenda ini mencakup percetakan buku untuk anak-anak Afganistan dan para remaja sehingga mendorong mereka untuk melakukkan kekerasan terhadap orang-orang kafir non muslim, seperti para militer Soviet.
Dalam laporan lainnya dikemukakan, bahkan pasca indisen 11 September 2001 yang telah merubah banyak makna, para pejabat Amerika masih mengadopsi cara lembut untuk menekan rekan Saudinya, guna memahamkan kepada mereka akan urgensi ketergantungan Amerika dengan minyak dan kerjasama informasi dengan sekutu ini.
Laporan tersebut menambahkan, dengan menggunakan para pakar propaganda Amerika, otoritas Saudi meluncurkan sebuah kampanye untuk melawan posisi-posisi memusuhi terhadap dirinya di barat. Tujuan dari hal ini adalah melawan laporan-laporan media yang mengkritik dan menggambar sebuah gambar reformis tentang para pemimpin Arab Saudi, namun tidak para pakar propaganda dan tidak pula lainnya dapat menghilangkan ideologi ekstrem tersebut, yang telah dibangun oleh pemerintah Saudi, karena memberantas kebiasaan-kebiasaan lama sangatlah sukar nan sulit.
(New-York-Times/Al-Alam/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email