Perang merupakan pengalaman tersulit dalam kehidupan yang selalu membawa berbagai macam masalah baik secara individu, sosial dan bahkan global. Ketika sebuah bangsa melalui masa-masa perang, fakta dan berbagai peluang yang terkandung di dalamnya jika kemudian hari kita pikirkan kembali, mungkin tidak dapat terbayangkan besarnya.
Banyak orang yang menolak perang dan menghindarinya serta sedikit sekali orang yang menerima atau menyukainya. Orang-orang yang pernah berperang di medan pertempuran dan bangsa-bangsa yang telah merasakan pahitnya perang, mengetahui dengan baik apa saja yang terjadi dan masalah apa yang dihadapi satu generasi dan setelahnya. Namun poin yang tidak boleh dilupakan adalah bahwa ketika agresi ke wilayah sebuah negara terjadi, maka pada hakikatnya, perang telah dipaksakan terhadap bangsa yang menjadi target serangan. Ketika itu, menghindar sudah tidak berarti serta perang dan perjuangan menjadi penting yang tidak bisa diinkari oleh siapa pun.
Bangsa Iran sepanjang sejarah telah membuktikan eksistensinya sebagai bangsa yang cinta perdamaian, toleransi dan persahabatan dengan seluruh dunia dan tetangganya. Bangsa ini mengetahui hanya dapat berkembang dan kokoh di bawah naungan perdamaian, oleh karena itu peradaban Iran-islami mengakar dan berlanjut di titik geografi ini.
Akan tetapi, merupakan sebuah fakta bahwa memori bangsa Iran terisi dengan kenangan pahit masa perang. Berbagai perang yang dipaksakan serta agresi yang memaksa putra-putri terbaik bangsa ini bangkit menghadapi serangan musuh demi membela negara. Salah satu contohnya adalah Perang Pertahanan Suci melawan agresi rezim Saddam Irak yang berlangsung selama delapan tahun. Meski rezim Saddam mendapat dukungan penuh dari dunia Barat dan Arab dalam menyerang Iran, akan tetapi perjuangan rakyat Iran telah menciptakan epik abadi bagi bangsa ini.
Saat ini, di Iran sedang diperingati hari-hari pertama serangan Saddam ke Iran tahun 1980. Diterbitkan buku Ensiklopedia Bergambar Perang Iran-Irak, adalah karya Ja'far Shirali-nia, yang baru saja dicetak dan dipublikasikan. Buku ini mencakup 1.000 foto dokumen bersejarah, 200 peta dan 40 data statistik, serta merupakan salah satu buku terbaik dengan tema Perang Pertahanan Suci. Pada proses penyusunannya, tercatat lebih dari 300 sumber tertulis, 30 wawancara dengan para panglima dan para pejabat di medan perang, serta 200 foto khusus untuk buku ini. Selain itu, banyak foto tentang Perang Pertahanan Suci dalam buku ini untuk pertama kalinya dipublikasikan.
Buku ini dicetak oleh penerbit Sayan tahun 2013 (atau 1392 menurut kalender nasional Iran) dan mendapat sambutan hangat pada pameran buku internasional ke-26 di Tehran. Ja'far Shirali-nia, sang penyusun, penulis dan peneliti buku ini, sebelumnya juga telah merilis dua buku lain tentang Perang Pertahanan Suci Iran melawan agresi rezim Saddam Irak. Dia mengatakan bahwa dalam penyusunan buku ensiklopedia ini, dia bekerjasama dengan sekitar 30 orang fotografer, grafis dan peneliti selama tiga tahun. Ringkasan buku ini juga diterjemahkan dalam bahasa Inggris, Perancis dan Arab pada bagian akhir buku. Dalam waktu dekat, Ensiklopedia Bergambar Perang Iran-Irak akan diterjemahkan secara lengkap ke dalam tiga bahasa tersebut.
Sebagian besar karya tulis yang telah terbit, mencantumkan foto sangat terbatas yang tidak mampu merekonstruksi dengan baik seluruh peristiwa dalam benak pembaca. Namun dalam Ensiklopedia Bergambar Perang Iran-Irak, terdapat sedemikian banyak foto, data statistik, peta dan desain grafik, yang memudahkan benak pembaca untuk merekonstruksi semua bagian yang tertulis pada buku ini.
Kebanyakan peta yang digunakan dalam buku-buku tentang Perang Pertahanan Suci, pada umumnya adalah peta militer dan sedikit pembaca yang memahami peta tersebut. Akan tetapi dalam buku Ensiklopedia Foto Perang Iran-Irak, terdapat 200 peta yang berdasarkan pada peta atlas umum sehingga lebih memudahkan pembaca untuk memahami peristiwa.
Salah satu keunggulan lain dari buku ini adalah pencantuman data statistik yang membantu pembaca untuk memahami beberapa masalah terkait perang dan memudahkan proses perbandingannya. Para pembaca buku ini juga dapat melihat 200 peta operasi perang Iran-Irak dan pada bab lain juga dapat melihat berbagai senjata dan perlengkapan yang digunakan dalam perang, perlengkapan pribadi milik para tentara, media perang dan banyak lagi.
Perang yang dipaksakan rezim Saddam Hossein terhadap Iran itu berlangsung selama delapan tahun. Ensiklopedia Bergambar Perang Iran-Irak disusun dalam 10 bab mencakup berbagai masalah dalam Perang Pertahanan Suci. Delapan bab di antaranya khusus tahun-tahun perang, dan setiap babnya membahas satu tahun Perang Pertahanan Suci. Adapun bab pertama dan terakhir buku ini menjelaskan dua tahun sebelum dan dua tahun sesudah perang.
Masing-masing bab membahas berbagai pertempuran penting pada tahun tersebut dan di akhir setiap bab, terdapat satu bagian berjudul "Jauh dari Garis Depan" yang di dalamnya mengandung berbagai informasi penting untuk para pembaca, termasuk informasi mengenai kondisi di dalam negeri Iran dan Irak, hubungan internasional terkait perang ini, dan berbagai transformasi politik di tingkat global sehubungan dengan perang.
Pada bagian "Jauh dari Garis Depan"," para pembaca akan disuguhkan berbagai informasi mengenai data-data tingkat senjata, perlengkapan, jumlah syuhada dan korban luka di pihak Iran, bahkan total populasi Iran kala itu berikut jumlah warga di setiap propinsi. Disebutkan pula jumlah serangan rezim Saddam terhadap wilayah-wilayah sipil di Iran, jumlah korban di pihak sipil Iran dan total biaya yang telah dikeluarkan untuk Perang Pertahanan Suci.
Salah satu fakta pahit di era perang adalah penggunaan senjata kimia oleh rezim Saddam terhadap para pejuang Iran dan bahkan warga sipil di Iran dan Irak. Serangan tidak manusiawi ini mendapat kecaman keras dari Republik Islam, namun sayangnya tidak digubris oleh masyarakat internasional. Untuk membantu pembaca memahami kesadisan kejahatan Saddam itu, dalam buku Ensiklopedia Bergambar Perang Iran-Irak disebutkan, Kent Timmerman penulis buku The Death Lobby menulis, "Bersamaan dengan bombardir kimia terhadap etnis Kurdi oleh Rezim Saddam, transaksi (antara AS-Irak) juga berjalan secara normal. Hanya dua bulan setelah pembantaian massal di Halabcheh, yakni pada bulan Mei, markas Kamar Dagang AS-Irak menggelar sebuah pertemuan untuk para pelaku industri yang ingin berhubungan dengan Irak. Dalam pertemuan itu, Peter Barley, asisten menlu dan pejabat urusan utara Timur Tengah, mendorong para pengusaha dan pelaku industri untuk meningkatkan kerjasama dengan Irak."
Pada lanjutan bab ini, masih ada banyak fakta yang lebih pahit yang diungkapkan tentang motivasi Amerika Serikat kepada rezim diktator Saddam Hussein. Disebutkan, "Merunut pada surat-surat ijin yang dirilis dalam delapan bulan setelah pembantaian massal di Halabcheh, menunjukkan penyerahan virus secara berkesinambungan dan jamur kepada para pelaku energi atom Irak, serta penyerahan gearbox elektronik dan berbagai alat dwifungsi kepada markas produksi roket di berbagai wilayah Irak dan kompleks produksi senjata di negara ini."
Masih pada bab yang sama disebutkan pula jumlah serangan kimia oleh rezim Saddam ke berbagai wilayah militer dan non-militer di Iran. 383 serangan kimia telah dilancarkan ke Propinsi Khuzestan, Kurdistan, Ilam, Azerbaijan Barat dan Kermanshah yang semuanya merupakan imbas dari dukungan Barat terhadap rezim Saddam.
Perang Pertahanan Suci melawan agresi rezim Saddam berakhir pada tanggal 20 Agustus 1988. Dalam butir keenam resolusi nomor 598 disebutkan bahwa pihak yang bertanggung jawab memulai perang harus ditentukan. Javier Perez de Cuellar, yang menjabat sebagai Sekjen PBB kala itu pada tanggal 9 Desember 1991, menyerahkan laporan kepada Dewan Keamanan PBB yang isinya menjelaskan alasannya menentukan Irak sebagai agresor dan kecamannya terhadap rezim Saddam.
(IRIB-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email