Tidak ada satupun firqah dalam Islam yang berbeda pendapat tentang urgenitas wujudnya Imam Mahdi afs, akan tetapi mengenai nasab beliau terdapat perbedaan. Imam Mahdi afs merupakan “Syajaratun Tayyibah” keluarga Muhammad saww dan juga keturunan kesembilan dari Imam Husain bin Ali bin Abi Thalib as.
Para pemuka dan ulama besar Islam juga meyakini hal ini. Allamah Sya’rani dalam kitabnya “Al-Yuwaqiyat”, beliau mengutip kitab “Futuhat” karya Al-Arif Muhyiddin Ibnu Arabi pada bab 336 di kitab tersebut mengatakan bahwa “ketahuilah bahwa keluarnya Imam Mahdi as adalah pasti, dan dia merupakan Ahlul Bayt Rasulullah saww dan dari keturunan Sayidah Fathimah sa, datuknya ialah Husain bin Ali as, ayahnya Imam Hasan Askari as, putera dari Imam Ali Naqi as, putera dari Imam Muhammad Taqi, putera dari Imam Ali Ridha as, putera dari Imam Musa Kazhim as, putera dari Imam Muhammad Baqir as, putera dari Imam Ali Zainal Abidin as, putera dari Imam Husain as, putera dari Imam Ali bin Abi Thalib as.”
Rekam jejak nama-nama Ahlul Bayt as yang jelas ini menandakan betapa penting nya tema ini, dan perhatian yang dicurahkan pembesar dan ulama-ulama Ilmu Ilahi dalam menjaga pemikiran masyarakat.
Sementara jika kita lihat pada kitab “Futuhat” cetakan sekarang ibarat ini tidak lagi dapat dilihat, dan malah dalam kitab sekarang ini ibarat ini ditahrif dan dirubah menjadi “datuk dari Imam Mahdi as adalah Imam hasan bin Ali as”, sementara jika kita melihat Allamah Sya’rani pembahasan ini ditulisnya pada tahun 958 H dan di situ juga disebutkan bahwa saat itu usia Imam Mahdi as adalah 706 tahun.
Dengan adanya perbedaan ucapan yang dinukil Sya’rani dengan kitab Futuhat saat ini menjadi jelas bahwa terjadi tahrif kitab-kitab yang menerangkan tentang Qur’an dan Itrah.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email