Imam Khomeini:
Pada Hari al-Quds, suatu hari pada akhir bulan suci Ramadhan, kaum muslimin sedunia, dengan keyakinan pada kekuasaan Ilahi, harus membebaskan dirinya dari belenggu perbudakan yang dipaksakan oleh para adikuasa saitani, dan memutuskan tangan para penjahat besar
dari negara-negara kaum tertindas, untuk mengakhiri penindasan.
Bismillahirrahmanirrahim.
Mahasuci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu Malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkati sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui (Al-Qur’an Surah al-Israa’, ayat 1)
Saudara-saudara yang terhormat.
Pertama-tama perkenankanlah saya mengucapkan selamat kepada hadirin dan seluruh umat Islam sedunia dalam bulan suci Ramadhan ini, bulan Penerangan Kebenaran dan Kasih Sayang Allah, bulan Perjuangan.
Sebagaimana Anda sekalian tahu benar, al-Quds atau Baitul Muqaddis adalah nama sebuah kota di tanah pendudukan Palestina yang merupakan Qiblat pertama dan Tempat Suci kedua magi kaum Muslimin. Di tempat yang tertinggi dari kota ini terdapat tempat suci, Harm asy-Syarif dan tempat suci penting lainnya, seperti Qubbah as-Sakhrah dan Masjidil Aqsha.
Menurut para ahli sejarah, kota ini sudah ada sejak tiga ribu tahun sebelum Isa a.s., dan sejak itu pula sudah banyak yang ditulis mengenai tempat suci ini.
Akan tetapi, apa yang akan diungkapkan hari ini adalah komplotan khianat dan expansionis dari kaum imperialis yang melalui kerja sama dengan beberapa gelintir rasialis Yahudi, telah meletakkan dasar bagi poltik dan militer Zionisme. Dan sesudah itu, sedikit demi sedikit, mereka terus berusaha mencaplok kota suci al-Quds, setelah melancarkan serangkaian pertumpahan darah dan tindak kekejaman kriminal. Sebaliknya, penghianatan dan sikap menghina diri dari beberapa regim di kawasan tersebut — yang bergantung kepada imperialisme — pada akhirnya merintis jalan bagi pendudukan tanah Palestina secara paksa oleh kaum Zionis penyerobot, yang mengakibatkan saudara-saudara kita bangsa Palestina tidak mempunyai tempat tinggal lagi. Dan masalah yang paling tidak menguntungkan, dan lebih penting, adalah regim Zionis penyerobot yang dibina oleh kaum penindas internasional berangan-angan untuk menguasai wilayah Sungai Nil hingga Sungai Efrat serta seluruh kawasan Timur Tengah, dan telah dapat membujuk beberapa regim korup dan regim jajahan dari dunia Islam yang sebenarnya memainkan peranan sebagai kaki tangan si Setan Besar di kawasan tersebut, sehingga selangkah demi selangkah, Israel menjuruskan mereka mengambil tindakan yang bersifat mendamaikan dan khianat. Bahkan dewasa ini Israel dengan kerjasama dan bantuan majikannya secara kurang ajar mengancam untuk menyerang beberapa negara progresif di kawasan tersebut.
Kemenangan Republik Islam Iran dan lenyapnya salah satu dari unsur-unsur imperialis di kawasan tersebut membuktikan bahwa imperialisme dan regim-regim bonekanya yang telah digambarkan dan dipropagandakan sebagai raksasa dalam pikiran massa rakyat yang belum menyadarinya, ternyata tidak berdaya, dan jika mereka mempunyai kekuatan, itu hanyalah kekuatan materialistik dan destruktif semata-mata, seperti, seperti kekuatan Israel dalam menghadapi regim reaksioner dan regim jajahan di kawasan tersebut. Dalam kenyataannya, mereka semua mempunyai sifat yang sama dan tidak mempunyai nilai-nilai moral, keimanan dan dukungan rakyat.
Sementara itu, Iran yang Islam telah mematahkan citra supremasi negara adikuasa, dan telah mengungkap kekosongan tong yang nyaring bunyinya, kepada dunia. Adalah suatu kenyataan bahwa dunia penindas sekarang ini takut menghadapi tekad baja kaum Muslimin yang sadar dan bersatu.
Sesungguhnya, kemenangan Republik Islam Iran merupakan langkah pertama ke jalan menuju pembebasan baitul Muqaddas dan penyelamatan Palestina serta kemenangan rakyat tertindas di dunia. Itulah sebabnya maka Republik Islam Iran sejak semula telah menganggap dan mengumumkan musnahnya regim Zionis penyerobot sebagai salah satu tugas utamanya. Tujuh tahun yang lalu, Imam Ummah dan Pemimpin Revolusi Iran, dalam pesannya kepada kaum Muslimin yang sejati di seluruh dunia, telah memproklamasikan Hari Jum’at terakhir dari bulan Ramadhan sebagai Hari Quds (Yaum Al-Quds). Hari Quds bukan hanya Hari Palestina, ia adalah Hari Islam dan Kebangkitannya, Hari Pemerintahan Islam, Hari Rasulullah SAW.
Pesan ini bukan datang dari istana ataupun disampaikan oleh orang ambisius yang mementingkan duniawi, melainkan pernyataan dari orang yang sepenuhnya mengabdi dan memikirkan Islam dan keimanan kaum Muslimin.
Hari Quds telah diumumkan oleh orang yang percaya pada kemampuan tindakan, dan kaum penindas dunia telah mengetahui hal ini. Pemimpin Iran hanya memikirkan kehormatan dan kejayaan Islam serta kaum Muslimin sedunia.
Hadirin yang mulia.
Quds, kota Rasulullah dan kota umat yang berhati bersih, kota mikraj dan jantung dunia Islam, kini telah menjadi korban dari ambisi penguasa reaksioner dan perpecahan negara-negara Islam.
Sekarang, dengan ini kami umumkan bahwa melenyapkan Israel, regim pendudukan Al-Quds, tidak dapat dicapai dengan mengandalkan nasionalisme dan Pan Arabisme, melainkan hanya dengan mengikuti bimbingan Islam.
Hari Al-Quds adalah Hari Persatuan dan Keserasian kaum Muslimin di bawah panji: Tidak ada Tuhan melainkan Allah dan sebagaimana diperintahkan oleh Al-Qur’an Suci: “Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan jangan kamu berserai-berai.”
Persatuan adalah batu penjuru dan kebutuhan primer bagi pembebasan Baitul Muqaddas. Tepat sebagaimana yang dinyatakan Imam Khomeini, Hari Quds adalah Hari internasional, Hari Perjuangan, Hari di mana kaum tertindas bangkit melawan kaum penindas. Hari di mana kita berusaha bersama-sama untuk membebaskan Al-Quds dan menyelamatkan saudara-saudara kita bangsa Palestina dan Lebanon.
Semoga damai dan rahmat serta berkat Allah dilimpahkan atas Anda sekalian.
(Diskusi-Kliping-Iran/Jurnal-Parlemen-Online/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email