“inilah pengalaman-pengalaman yang aku rasakan, dan pada akhirnya aku mencapai kesimpulan bahwa Allah swt akan mematikan kita dengan kecintaan kepada Rasulullah saww dan Ahlul Baytnya”.
Imam Makshum as merupakan hujjah-hujjah Ilahi bagi seluruh makhluq, dan Allah swt menjadikan mereka sebagai wasilah hidayah dan penyelamat hamba-hamba-Nya, dan juga memberikan kepada pribadi-pribadi agung ini maqam syafa’at. Dan di antara para pemberi hidayah ini, hanya Imam Ali bin Musa Al-Ridha as yang setelah syahidnya dimakamkan di negara Iran ini.
Tidak diragukan lagi, setelah 1200 tahun pasca syahidnya Imam Ridha as, sudah menjadi harapan setiap orang, sekali dalam setahun atau lebih mereka diberi kesempatan untuk dapat berziarah ke makam Imam Ali Ridha as.
Hal yang perlu diketahui ialah ziarah Imam Ridha as tidak hanya dilakukan pada masa sekarang dan bahkan pada abad-abad terakhir, akan tetapi ziarah ini sudah dilakukan oleh para pengikut hakiki sunnah Rasulullah saww, sebagaimana banyak tersebar dalam riwayat-riwayat Ahlu Sunnah yang menjelaskan tentang keutamaan ziarah kubur Rasulullah saww.
Salah seorang muhaddits dan ahli rijal hadits Ahlu Sunnah abad ke-4 H yaitu “Ibnu Habban” saat menjelaskan tentang Imam Ali bin Musa Al-Ridha as, beliau menulis “Ali bin Musa Al-Ridha as terbunuh karena diracun oleh Ma’mun, peristiwa ini terjadi pada hari terakhir bulan Shafar pada Tahun 203 H, makamnya di Sanabad, di luar Noghan di samping makam Harun, aku berulang kali telah menziarahinya, saat akau berada di Thus setiap kali aku mendapat masalah aku selalu berziarah ke makam Imam Ali bin Musa Al-Ridha as, dan aku meminta solusi permasalahanku kepada Allah swt, sampai pada akhirnya doa-doaku diijabah dan kesulitanku teratasi.
Ibnu Habban juga menulis “inilah pengalaman-pengalaman yang aku rasakan, dan pada akhirnya aku mencapai kesimpulan bahwa Allah swt akan mematikan kita dengan kecintaan kepada Rasulullah saww dan Ahlul Baytnya”.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email