Menurut perkataan Imam Ridha as bahwasanya Imam Makshum as memiliki kesempurnaan antara maqam Nubuwwat dan Wilayat.
Imam adalah pengejawantahan nama “Hayyun Ilahi”, dan karena hidup adalah sumber pengetahuan dan kemampuan dan juga karena ilmu Allah adalah syuhudi maka ia juga menyaksikan perbuatan-perbuatan dan amalan umat.
Diserahkannya amalan-amalan ke hadapan Imam adalah hal yang umum, dimana setiap hari Senin dan Kamis amalan-amalan umat ini akan diserahkan kepada Imam, sebagaimana maksud dari sebagian riwayat tentang penyerahan amal adalah demikian adanya, dan terdapat juga dalam riwayat Imam Makshum as yang mengatakan bahwa penyerahan ini terjadi setiap hari pada waktu siang dan malam, dan juga pagi hari.
Jika ingin dianalogikan, sebagaimana jiwa kita merasakan dan mengetahui apa yang terjadi dengan fisik kita, maka Imam pada hakikatnya juga mengetahui apa yang terjadi dengan jiwa kita, seakan-akan ia berada di dalam jiwa kita.
Poin penting di sini adalah bahwa Imam adalah jiwa dari segala-jiwa-jiwa dapat menjelaskan ibarat “Nabi Muhammad saww lebih mulia dari jiwa orang-orang mukimin”, karena Imam Makshum as seperti Rasulullah saww yang lebih berharga dari jiwa orang-orang mukmin, dan karena hakikat Imam as adalah khalifah Allah dan Rasul-Nya.
Dalam hal ini Imam Ali Ridha as bersabda “sesungguhnya kedudukan Imamah sebagaimana kedudukan Anbiya yakni pewaris para Nabi, dan sesungguhnya Imamah adalah khalifah Allah dan khalifah Rasulullah saww, dan Amirul Mukmini as memiliki kesempurnaan antara maqam nubuwwat dan wilayat”.
Imam Mahdi Maujud Maw’ud, Ayatullah Jawadi Amuli.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email