Setelah tiga hari sibuk penuh di New York, Presiden Hasan Ruhani kembali ke Tehran pada sore hari Jumat lalu.
Menurut para pengamat, kunjungan Presiden Ruhani ke New York kali ini lebih berbobot dibandingkan dengan kunjungan-kunjungan yang pernah ia lakukan sebelum ini.
Selama berada di New York, Presiden Ruhani mengadakan dua puluh empat pertemuan. Sembilan dari seluruh pertemuan ini dilakukan dengan negara-negara Eropa, sebelas pertemuan dengan negara-negara Asia dan Amerika Latin. Sisanya dengan negara-negara tetangga seperti Pakistan, Turki, dan Iraq.
Menurut Nahavandiyan, permintaan untuk bertemu dengan Presiden Ruhani sangat membludak. Sementara waktu kunjungan sangat sempit. Presiden Prancis pun kebagian waktu untuk pukul 9 malam. Dalam pertemuan di akhir waktu ini, kedua belah pihak saling menekankan peningkatan kerja sama dan berharap supaya peningkatan kerja sama ini dipercepat.
“Pertemuan dengan negara-negara Asia seperti Jepang, Cina, dan India berlangsung dengan baik. Hal ini menunjukkan kita akan menghadapi kerja sama ekonomi yang positif di masa mendatang,” ujar Nahavandiyan.
Dalam acara wawancara di program “Negah-e Yek” malam kemarin, Nahavandiyan menegaskan, “Ada satu poin menarik dalam hal ini. Negara-negara Eropa satu suara dengan Iran. Sebelum ini, Eropa selalu mengekor kepada Amerika dan berada di hadapan kami. Akan tetapi, sekarang mereka melancarkan protes terhadap sikap dan perilaku Amerika. Sangat bisa diacungi jempol ketika Iran senantiasa komitmen terhadap tugas-tugas yang tertuang dalam JCPOA. Kami sangat optimis dengan JCPOA ini.”
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email