Pertanyaan:
Bagaimana persamaan dan perbedaan lelaki dengan perempuan dapat dijelaskan?
Jawaban:
Pendahuluan
Untuk memahami sesuatu, terlebih dahulu kita harus memahami sistematika alam semesta. Karena alam semesta adalah satu kesatuan yang terus bergerak menuju kesempurnaan.
Alam semesta memiliki sistim keteraturan terbaik dan sempurna. Tidak ada satu pun sesuatu di alam semesta ini yang tidak memiliki kaitan dengan lainnya. Adanya jenis lelaki dan perempuan tidak terbatas pada manusia saja, namun juga ada pada semua maujud seperti benda mati, tumbuhan dan hewan. Di dalam atom pun terdapat unsur yang berpasangan yang berasal dari satu materi.
Menurut ilmu logika dan filsafat, yang menjadi esensi manusia adalah hakikat yang sering kita sebut “diri” atau “aku”. Yang sebenarnya itu adalah “jiwa manusia” yang menurut para filsuf termasuk maujud yang mujarrad dan perkara basith yang tak dapat dibagi.[1]
Berdasarkan sistim alam ciptaan, manusia baik lelaki maupun perempuan adalah sama dan tidak ada kelebihan antara satu dengan lainnya. Tuhan pun menganggap sama ciptaan-Nya dan tidak ada kekurangan dalam ciptaan-Nya. Ia berfirman: “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya.” (QS. As-Sajdah [32]:7).
Dalam Islam diakui bahwa lelaki dan perempuan memiliki satu hakikat yang sama dan tidak ada berbedaan antara keduanya. Perbedaan fisik dan lainnya pada lelaki dan perempuan bukan perbedaan esensial. Al-Qur’an menyatakan bahwa tujuan diciptakannya manusia baik lelaki maupun perempuan adalah beribadah kepada-Nya. Ia berfirman: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dzaariyaat [51]:56).
Allah swt tidak membedakan nilai penghambaan hambanya baik lelaki maupun perempuan. Banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan masalah penting ini. Berikut akan kita bahas sebagian:
Persamaan dalam Penciptaan
Allah swt berfirman bahwa manusia diciptakan dari satu “jiwa”: “Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya.” (QS. Al-A’raaf [7]:189).
Ia juga berfriman: “ Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri” (QS. An-Nahl [16]:72).
Allah swt juga berfirman: “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.” (QS. An-Nisaa’ [4]:1).
Masih banyak lagi ayat-ayat serupa yang menjadi bukti bahwa menurut Islam lelaki dan perempuan memiliki martabat insani yang sama di sisi Tuhan.
Persamaan dalam Nilai Spiritual
Nilai spiritual lelaki dan perempuan adalah sama. Lelaki dan perempuan keduanya sama-sama tercakup dalam ayat yang berbunyi: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam” (QS. Al-Israa’ [17]:70) Yakni keduanya mendapatkan kemuliaan esensial dari Allah swt. Lalu di antara lelaki dan perempuan, siapapun yang berusaha meningkatkan nilai spiritualnya, maka ialah yang tertinggi di mata Tuhan. Mari kita simak beberapa poin tentang persamaan lelaki dan perempuan dari segi nilai spiritualnya:
A. Dalam Ketakwaan
Allah swt berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS. Al-Hujuraat [49]:13).
Dalam ayat tersebut Allah swt menjelaskan bahwa tolak ukur yang dapat membedakan kemulian manusia satu sama lainnya baik perempuan maupun lelaki adalah ketakwaan.
B. Dalam Amal Saleh
Allah swt berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik” (QS. An-Nahl [16]:97).
Ia juga pernah berfirman: “Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (QS. An-Nisaa’ [4]:124).
Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa manusia, tak ada beda baik lelaki dan perempuan. semakin banyak mereka melakukan amal saleh maka semakin tinggi derajatnya.
C. Dalam Taklif dan Kewajiban
Dalam Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa lelaki dan perempuan keduanya sama-sama memiliki tugas dan kewajiban dari Allah swt dan tidak ada beda antara mereka.
Perhatikan ayat-ayat suci di bawah ini:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.” (QS. Al-Baqarah [2]:110).
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah.” (QS. Al-Baqarah [2]: 192).
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah [2]: 183).
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.”(QS. An-Nisaa’ [4]:59).
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya.” (QS. An-Nuur [24]:30).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An-Nuur [24]:31).
“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah.” (QS. Al-Maa’idah [5]:38).
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera.” (QS. An-Nuur [24]:2).
Di ayat-ayat tersebut Allah swt berbicara kepada manusia tanpa melihat perbedaan antara lelaki dan perempuan. Semuanya memiliki kewajiban yang sama terhadap-Nya.
D. Dalam Menuntut Ilmu
Allah swt berfirman: “…niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.” (QS. Al-Mujaadalah [58]:11).
Allah swt tidak membeda-bedakan derajat yang diberikan kepada lelaki dan perempuan karena menuntut ilmu.
Rasulullah saw bersabda: “Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi tiap Muslim dan Muslimah.”[2]
Dengan penjelasan yang diberikan ayat-ayat Al-Qur’an di atas dapat kita fahami bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan esensial antara lelaki dan perempuan, apa lagi berkaitan dengan nilai-nilai spiritual mereka.
Perbedaan Lelaki dan Perempuan
Adapun perbedaan yang terlihat antara lelaki dan perempuan, kita akan membahasnya di sini. Apakah mereka hanya berbeda dari sisi fisik dan psikis? Bagaimana dengan perbedaan di sisi-sisi lainnya? Ada perbedaan pendapat di antara para ilmuan dan ulama. Sebagian pemikir feminis berpendapat bahwa tidak ada perbedaan apapun antara lelaki dan perempuan selain perbedaan biologis. Menurut mereka, kejiwaan dan perilaku lelaki dan perempuan terbentuk berdasarkan lingkungan dan tak ada kaitannya dengan masalah biologis.[3] Kebalikannya, kebanyakan psikolog menyatakan adanya perbedaan mendasar dalam kejiwaan lelaki dan perempuan. Profesor Rick, seorang psikolog Amerika berkata: “Dunia lelaki dan dunia perempuan secara total benar-benar berbeda. Lelaki dengan karakteristik fisik dan psikologisnya berbeda dengan perempuan dalam merespon dan menyikapi berbagai peristiwa dalam kehidupan. Lelaki dan perempuan berdasarkan tuntutan jenis kelaminnya tidak berprilaku sama. Tepatnya mereka seperti dua bintang yang berputar di dua jalur yang berbeda. Ya, mereka dapat saling mengerti dan memahami satu sama lain. Namun mereka sama sekali tidak sama.”[4]
Seorang psikolog wanita Amerika telah melakukan banyak penelitian tentang faktor-faktor psikis lelaki dan perempuan hingga sampai pada kesimpulan ini: “Wanita-wanita mengikuti perasaan sedangkan kaum lelaki mengikuti pikirannya. Banyak sekali wanita yang memiliki kecerdasan lebih tinggi dari pada perempuan di suatu bidang, hanya saja kelemahan mereka adalah perasaan yang sensitif.”[5]
Ya, manusia baik perempuan dan lelaki diciptakan dari satu asal muasal yang sama. Tidak ada perbedaan esensial antara keduanya. Perbedaan-perbedaan yang terlihat adalah perbedaan yang bersifat perdikat dan ‘aradhi. Kenyataannya perbedaan-perbedaan tersebut justru adalah rahasia kesempurnaan manusia, yang jika kita ingkari sama saja artinya dengan mengingkari fitrah manusia.
Perbedaan mencolok antara lelaki dan perempuan di antaranya adalah:
A. Perbedaan Fisik
Lelaki dan perempuan memiliki bentuk tubuh yang berbeda, alat kelamin, kadar hormon, dan… mereka berbeda. Contoh yang paling sederhana adalah, tenaga fisik lelaki lebih tinggi dari pada tenaga fisik perempuan. Para lelaki lebih kuat bekerja kasar dan keras dari pada para wanita. Otot-otot lelaki lebih kekar dari pada wanita. Dan seterusnya.
B. Perbedaan Emosional dan Psikologis
Dalam ilmu psikologi, sering kali perbedaan psikologis lelaki dan perempuan dibahas. Para psikolog menjelaskan bahwa para wanita lebih sensitif perasaannya. Selain itu ada banyak lagi sisi yang lebih menonjol pada diri perempuan, seperti seni, cinta keindahan, kreativitas, dan lain sebagainya.
Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sesuatu yang alami dan tidak boleh diingkari. Karena di balik semua perbedaan itu pasti ada hikmah Ilahi. Perbedaan ini seringkali juga menimbulkan perbedaan-perbedaan lain yang berkaitan dengan hak-hak lelaki dan perempuan. Namun perbedaan tersebut tidak bertentangan dengan persamaan esensial lelaki dan perempuan, serta tidak dapat disalah artikan dengan “lebih sempurna” atau “lebih kurang”. Perbedaan tersebut dapat sejalan dengan kehidupan bersama jika lelaki dan perempuan saling menyempurnakan; misalnya dengan pernikahan. Dengan demikian setiap pasangan dapat saling berusaha menutupi kekurangan. Coba bayangkan jika Allah menciptakan semua manusia dengan satu jenis yang sama, tidak ada lelaki dan perempuan, justru hal itu akan menjadi keanehan. Jaln terbaik untuk kesempurnaan dalam kehidupan adalah diciptakannya perbedaan-perbedaan seperti ini.
Kesimpulan
Kita dapat menyimpulkan pembahasan di atas begini: Lelaki dan perempuan tidak memiliki perbedaan yang esensial. Keduanya memiliki nilai spiritual yang sama di mata Tuhan. Perbedaan yang tampak antara keduanya tidak esensial dan tak mempengaruhi nilai insani mereka. Yang membuat mereka berbeda hanyalah ketakwaan dan amal perbuatan. Adanya perbedaan-perbedaan tertentu antara mereka menyimpan hikmah Ilahi. Dengan perbedaan tersebut umat manusia dapat membagi peran dan tugasnya masing-masing dalam kehidupan bersama.
Referensi untuk mengkaji lebih jauh:
1. Ikhwan Hakimi, Al-Hayat, terjemahan Ahmad Aram, jil 2, hal. 496.
2. Murtadha Muthahari, Nedzam e Hoquq e Zan dar Eslam, cet. 14, hal. 206.
3. George Ritrz, Nazarie Haye Jame’e Shenashi, terjemahan Mohsen Solasi, jil.2 , hal. 496.
Hadits Akhir:
Abu Sa’id Kadri meriwayatkan: “Seorang perempuan mendatangi Rasulullah saw dan berkata: “Wahai Rasulullah! Kaum lelaki dapat mendengar dan memanfaatkan pelajaran-pelajaran yang kau berikan. Berilah waktu pula bagi kami. Ajarilah apa yang diajarkan Tuhan kepadamu kepada kami.” Lalu Rasulullah saw berkata: “Kalau begitu datang dan berkumpullah pada hari fulan.” Akhirnya di hari yang ditentukan para wanita berkumpul dan mendapatkan pelajaran dari Rasulullah saw.”[6]
Referensi:
[1] Sayid Muhammad Husain Thabathabai, Bidayatul Hikmah, hal. 76.
[2] Ikhwan Hakimi, Al-Hayat, terjemahan Ahmad Aram, jil 1, hal. 296.
[3] George Ritrez, Nazariye Haye Jamee Shenasi, terjemahan Mohsen Solasi, jil. 2, hal. 492.
[4] Ditukil dari: Muartadha Muthahari, Nezam Hoquq e Zan dar Eslam, hal. 208.
[5] Ibid, hal. 215.
[6] Muntakhab Mizanul Hikmah, terjemahan Hamid Ridha Syaikhi, hal. 511.
(Hauzah-Maya/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email