Illustrasi
Oleh: Muhammad Jawad Adabi
Kecenderungan manusia pada irfan, sufi atau spiritualitas di era modern adalah fakta yang tidak mungkin untuk ditutup-tutupi. Manusia zaman sekarang juga seperti leluhur mereka, sama-sama mencari kehilangan mereka di langit. Spiritualitas, dalam kapasitasnya sebagai tuntutan manusia yang fitriah (inheren), senantiasa mampu untuk memberi kepuasan kepadanya. Namun, di masa kini ada juga sebagian orang yang ingin berlindung pada peri yang terusir dari singgasana Tuhan dan meyakininya sebagai kekuatan tanpa batas, yaitu setan. Kenyataan ini mengundang keprihatinan dari kaum beragama.
Sejak Adam diciptakan sampai sekarang, setan adalah musuh bebuyutan manusia, Al-Qur'an berulang kali menegaskan pentingnya manusia mengenal setan dan mengetahui bagaimana cara yang ampuh untuk menghadapinya. Di dalam Al-Qur'an diterangkan bahwa setan termasuk golongan jin (QS. 18: 50), oleh karena itu dia juga berjenis api tak berasap sebagaimana mereka (QS. 15: 27; 55: 15), dia durhaka pada Tuhan (QS. 19: 44) dan kafir kepada-Nya (QS. 17: 27), hal itu disebabkan dia membantah firman Tuhan agar dia sujud pada manusia (QS. 2: 34), dia diperintahkan untuk itu karena manusia mengetahui Nama-nama Ilahi sementara dia tidak (QS. 2: 21), dia membantah karena menurutnya dia tercipta dari api dan lebih unggul daripada manusia yang tercipta dari tanah, maka sejak itu dia memusuhi manusia dan menyimpan dengki yang sangat dalam (QS. 7: 22; 12: 5; 17: 53; 35: 6; 43: 62), dia berbuat kurang ajar pada Tuhan (QS. 4: 117) dan ikut campur dalam urusan yang tidak dia ketahui (QS. 22: 3), dia deklarasikan permusuhannya dengan manusia (QS. 43: 62), dia goda mereka sampai tersesat (QS. 7: 175), dia berusaha untuk mengubah ciptaan Tuhan dengan perantara manusia (QS. 4: 119), dia ingin membuat partainya jadi penguasa dunia, tapi Tuhan merugikannya (QS. 58: 19), dia ingin sekali menguasai manusia agar sama-sama tersiksa seperti dirinya (QS. 38: 41; 31: 21), dia senantiasa menghembuskan kesedihan pada diri manusia (QS. 58: 10) dan memalingkan mereka dari keyakinan pada akhirat, sehingga pada akhirnya mereka dibangkitkan bersamanya di hari kiamat (QS. 19: 66 – 68).
Di setiap agama dan cerita-cerita kuno pasti ada yang namanya setan, setan datang untuk menggagalkan misi manusia sebagai khalifah Tuhan, setan ibarat kegelapan mutlak di hadapan cahaya Ilahi yang mutlak. Dulu, seringkali manusia berusaha untuk menjauhkan dirinya dari setan agar selamat dari godaan-godaannya, adapun manusia zaman sekarang sampai ada yang berusaha untuk fana dalam genggaman setan.
Di sini kita akan sama-sama mencari jawaban atas pertanyaan apa tujuan manusia yang menyembah setan? Apa yang dikejar oleh stan? Untuk itu, kami mengundang salah seorang peneliti di bidang ini, yaitu Hujjatul Islam Dr. Muhammad Jawad Adabi yang spesilasi di jurusan perbandingan agama dan telah banyak melakukan penelitian khusus tentang aliran-aliran religius yang baru muncul.
Berikut ini kami akan menyuguhkan hasil wawancara dengan dia mengenai persoalan tersebut:
Spiritualitas adalah sesuatu yang hilang dan sedang dicari-cari oleh manusia abad terakhir, apa sebenarnya yang menyebabkan manusia kembali untuk menggapainya?
Kemana pun kupergi, masih dalam batas teritorial keberadaan – Lalu mana batas baru yang melampaui keberadaan. Manusia zaman sekarang sedang mencari miliknya yang hilang di kerajaan ruh. Kita lihat bahwa semua hasil kehidupan manusia di masa modern ini telah sampai pada puncaknya yang tertinggi. Era modernitas dan era hegemoni hanyalah kuantitas. Sebuah periode dimana manusia telah mengalahkan keterbatasan fasilitas dan karya ilmiah, bahkan periode modern yang menciptakan sebuah kerajalelaan ala Fir'aun sehingga manusia –seperti yang pernah dilukiskan oleh Alkitab- merobek langit dan menentang Tuhan. Satu hal lagi yang diwariskan oleh era modern dan kehidupan masa kini adalah krisis spiritualitas. Manusia zaman sekarang terpental dari langit, tapi bagaimana pun juga dia tidak sanggup berpaling dari tuntutan inheren atau fitrahnya. Dia belum merasa puas, masih banyak titik-titik yang tersembunyi dan belum terjawab oleh modernitas atau posmodernitas, ada ruang-ruang gelap yang tidak mungkin terang dengan perantara teknologi modern. Ini adalah kawasan ruh yang hilang.
Kalau dulu F.W. Nietzsche menyebut Tuhan mati karena aku telah membunuhnya, sekarang bermunculan aliran religius baru yang hendak menuntut balas pembunuhan itu. Kalau abad dua puluh adalah periode pembunuhan Tuhan, abad kedua puluh satu adalah periode balas dendam Tuhan. Tuntutan balas itu tidak muncul di ruangan agama-agama klasik, tapi melampaui batas-batas itu.
Aliran-aliran religius baru mencari spiritualitas yang supra-spiritualitas agama klasik, mereka mencari spiritualitas yang tidak punya doktrin hukum dalam konteksnya yang spesial, tidak lagi mengusung konsep halal dan haram, perintah dan larangan, norma dan anti-norma atau harus dan tidak harus. Dengan bekal interpretasi semacam ini aliran-aliran baru itu meneriakkan slogan balas dendam Tuhan; yakni, Tuhan yang dulu kalian bunuh ingin menuntut balas di abad dua puluh satu.
Memang aliran-aliran religius baru itu berbicara tentang spiritualitas, tapi spiritualitas yang mereka bicarakan adalah campur-aduk kejujuran dan kebohongan, mereka ingin menjalin hubungan antara alam fisik dan metafisik, dan dalam rangka itulah mereka memegang prinsip spiritualitas.
Manusia bergantung pada fitrahnya, otomatis dia tertarik pada spiritualitas modernis. Yang ingin kami tanyakan di sini adalah apa yang diharapkan dari spiritualitas-spiritualitas itu? Apa yang mereka sembah dan aliran apa yang mereka ikuti?
Pembahasan tentang aliran-aliran religius baru untuk pertama kalinya muncul di tengah ilmu-ilmu sosial pasca perang dunia kedua. Aliran-aliran itu berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan fundamental dan ontologikal manusia; dari mana aku datang, untuk apa kedatanganku ini, kemana aku berjalan, dan di mana tujuan akhirku?
Sebenarnya agama-agama samawi telah memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, tapi karena beberapa hal akhirnya agama klasik pada zaman sekarang tidak lebih hanya berperan sebagai background kehidupan manusia modern dan tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan kontemporer. Sebaliknya, yang memainkan peran utama di tengah medan adalah aliran-aliran religius yang baru muncul, merekalah yang praktis menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, pertanyaan yang hendak menghadirkan Tuhan dalam hati manusia dan sebisa mungkin membawa hidup manusia modern ke dalam suasana yang tenang dan tentram walau hanya bersifat sementara.
Aliran-aliran religius baru selalu ingin menyodorkan jawaban final terhadap manusia, jawaban-jawaban yang disodorkan tidak senada dengan agama-agama samawi atau klasik, mereka memilih jalan yang berbeda. Faktor-faktor tertentu membuat agama klasik tidak lagi mampu mengupdate diri, dan kalaupun dipaksakan tetap saja belum bisa adaptasi dengan dinamika kehidupan modern, dan manusia zaman sekarang tidak bisa dengan mudah menginterpretasikan agama Yahudi, Kristen, Buda dan lain-lain sesuai dengan masala kekinian. Akhirnya mereka mencoba membuat celah ke dunia spiritual dengan metode yang baru, dan menyuguhkan jawaban-jawaban yang baru pula untuk pertanyaan-pertanyaan itu.
Semakin ke depan kita melihat kehadiran aliran-aliran religius baru ini betambah pengaruh dalam kehidupan manusia, dan itu disebabkan oleh beberapa hal; pertama, aliran-aliran baru itu tidak punya syariat khusus. Kedua, mereka membidik komunitas tertentu, lalu mengaku universal. Ketiga, doktrin dan ajarannya sangat mudah serta dikemas dengan gaya bahasa modern. Keempat, mereka mengklaim diri mampu membuka jalan baru yang tidak pernah bisa dilakukan oleh nabi-nabi dulu.
Ensiklopedia agama atau aliran religius baru yang berapa waktu yang lalu diterbitkan di Inggris menyebutkan 2500 agama atau aliran religius baru yang masing-masing mempunyai pengikut dan komunitas. Ada di antaranya yang sangat aktif, seperti Gereja Setan, Saksi-saksi Yahuwa, Anak-anak Tuhan, dan lain-lain, gerakan dan aktifitas mereka sudah sampai tingkat internasional. Ada juga aliran religius baru yang terhitung sebagai anak aliran, seperti anak agama Buda yang disebarkan di Iran dengan nama Ushu. Sebagian dari aliran-aliran itu hanya bersifat virtual dan kegiatannya masih terbatas pada dunia maya atau internet.
Satanisme adalah satu dari aliran religius yang baru muncul tersebut. Siapa atau apa sebenarnya setan? Apa yang dia inginkan dari manusia? Apa yang diharapkan oleh manusia dari penyembahan pada setan?
Setiap saat kiblat baru datang dengan arca yang baru pula, maka sampaikanlah Tauhid kepada kami agar kami dapat menghancurkan arca-arca itu. Di sepanjang sejarah manusia, setan adalah simbol bisikan dan godaan manusia yang senantiasa merayu dia untuk pergi menuju neraka, degradasi, dekadensi dan kehidupan yang hina.
Setan menentang hukum Tuhan dan melecehkan undang-undang masyarakat, sebagai gantinya dia mengusulkan kehidupan yang penuh dengan kedengkian, hampa dan anti-moral.
Menurut literatur gnostik kita, setan adalah sosok yang mengejawantahkan bisikan-bisikan halus dalam diri manusia. Dan di dalam literatur agama, basis dan kedudukan setan beroposisi melawan Almasih, bahkan lebih dari itu adalah kontra-Tuhan. Adapun di dalam keberadaan, setan memberi makna kepada hal-hal yang spiritual dan moral, tentunya jangan dianggap pemberian makna itu sebagai ajudikasi.
Seandainya tidak ada setan yang menggoda manusia, sehingga dia hidup terus menerus di surga tanpa terjadi penurunan, maka makna kehidupan yang sesungguhnya menjadi sesuatu yang tidak mungkin tergapai olehnya. Kalau saja tidak ada godaan dan bisikan setan, maka baik tidak bisa dibedakan dari buruk.
Menurut keterangan agama-agama klasik, setan mempunyai kedudukan tersendiri di dalam struktur keberadaan, dialah yang berposisi sebagai penggoda manusia. Di dalam perspektif gnostik Islam, dengan adanya pergulatan antara manusia dan setanlah orang-orang monoteis dapat dipisahkan dari non-monoteis.
Peran setan adalah membujuk dan menggoda. Kedudukan setan tidak mungkin disingkirkan dari keberadaan dan kehidupan manusia, memang peran dia di sana negatif, tapi posisi dia untuk mencapai monoteisme murni dan kebahagiaan yang abadi tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan perantara keberadaan setan makna keutamaan dan kehinaan dapat dimengerti. Ikhtiar manusia dan kehidupan moral hanya dapat diteliti dengan memperhatikan posisi negatif –tapi nyata- setan.
Apa rahasia di balik penyembahan setan?
Kekuatan yang diingin digapai oleh manusia zaman sekarang dengan cara menyembah setan berbeda sekali dengan kekuatan spiritual, kekuatan satanisme bersifat sementara dan tidak mampu mencapai posisi yang tertinggi di berbagai ranah yang berbeda. Sedangkan kekuatan spiritual senantiasa berada pada posisi yang tertinggi karena relasinya dengan Tuhan alam semesta dan wahyu samawi. Cahaya Tuhan akan tetap menyebar dan menerangi walau pun orang-orang musyrik tidak menghendaki. Para nabi diutus untuk menyebarkan cahaya Tuhan dan kasih sayang-Nya.
Ada banyak faktor dan alasan kenapa orang-orang zaman sekarang menyembah setan dan memandang satanisme sebagai tempat berlindung mereka. Sebagiannya perlu sebuah analisa psikologis, dan sebagiannya lagi membutuhkan analisa agamis atau sosiologis. Orang yang di dalam dirinya mengalami keterombang-ambingan, dan di luar tidak menemukan kenyamanan, adakalanya dia mencari jalan dan pusat perlindungan untuk menutupi kekurangan tersebut. Dalam pada ini, satanisme merupakan sebaik-baik tempat perlindungan mereka. Segala sesuatu diperbolehkan dalam satanisme, aliran hitam ini membebaskan segala bentuk pakaian, makanan dan tindakan, terserah manusia mau berbuat apa saja dan dengan segala cara, tanpa batas dan struktur yang jelas.
Manusia liar yang lari dari keterbatasan dan tanggungjawab tidak akan menemukan tempat yang lebih baik dari satanisme. Karena setan menyeru mereka dari dasar kegelapan dan keburukan pada kebebasan mutlak dan menjanjikan apa saja yang mereka ingingkan tanpa batas. Dengan terompet pengingkarannya, setan berhasil menarik dan mengumpulkan orang-orang yang melarikan diri dari jazirah tauhid, sehingga dengan demikian terbentuklah satanisme atau gereja setan. Terlepas bahwa pada prinsipnya menurut pandangan agama, setan adalah tertolak.
Perspektif sosiologis memandang para pengikut satanisme sebagai orang-orang yang mempunyai klaim-klaim tersendiri dan mengaku diri mereka telah menemukan jalan keselamatan, bahkan mereka ingin menunjukkan jalan itu kepada orang yang lain.
Apakah satanisme juga terklasifikasi menjadi beberapa kelompok?
Iya, aliran palsu ini juga mempunyai beberapa pembagian, yang paling populer adalah dibagi menjadi dua kelompok satanisme filosofis dan satanisme religius.
Satanisme filosofis menggugat basis kehidupan monotois dan keadilan Ilahi di alam semesta, dia menerima Tuhan sebagai kekuasaan alam semesta, tapi dia menolak kemutlakan ilmu, hidup dan kuasa Tuhan serta akhirat. Secara metaforis bisa dikatakan bahwa dia membelenggu tangan Tuhan. Satanisme seperti ini berusaha sebisa mungkin untuk meminimalisir kehadiran Tuhan dalam kehidupan manusia.
Di dalam satanisme religius, Tuhan tersingkir dan tersungkur, sebagai gantinya setan yang menduduki posisi Tuhan. Berbagai simbol imajinatif dan ilusif dimunculkan bersama idolisme-idelisme baru dengan format busana, perilaku, gaya bahasa atau model rambut dan lain sebagainya. Sampai sekarang tidak bisa dinyatakan bahwa kaum satanis telah sampai kepada makna filosofis satanisme itu sendiri, tapi tidak bisa pula diingkari bahwa mungkin sekali mereka telah sampai kepada satanisme religius.
Kesimpulannya adalah titik tolak kecenderungan manusia zaman sekarang kepada satanisme berbeda-beda. Bahaya dan polusi satanisme religius jauh lebih besar daripada satanisme filosofis. Satanisme religius mempunyai pengaruh luas pada kehidupan dan psikologi manusia, akibatnya akan terjadi berbagai kerusuhan di tengah masyarakat, basis rumah tangga terancam runtuh, keamanan setiap orang tidak lagi terjamin, dan pada akhirnya memotivasi manusia untuk bunuh diri dengan sabu-sabu atau ekstasi.
Setiap agama dan aliran, pada umumnya memiliki ajaran, ritual dan acara tertentu. Bagaimana dengan satanisme? Apa mereka juga memiliki ajaran, ritual dan acara tertentu? Apa yang mereka lakukan untuk itu?
Untuk mengetahui hal ini, sebaiknya kita menengok pada gereja setan. Gereja setan didirikan oleh Anton Lavey di Chicago pada tahun 1966 M., lalu pada tanggal 30 April tahun yang sama dia menamakan dirinya sebagai uskup tertinggi gereja setan dan menjulukinya dengan paus hitam. Dia tinggal di gereja, tapi perilakunya di sana sama sekali tidak wajar, seperti minum darah, pembaptisan dengan darah, menggunakan bangkai-bangkai binatang, berhubungan intim dengan keluarga (muhrim), pelecehan seksual pada anak kecil di depan umum, tarian telanjang bersama-sama dengan musik keras, penggunaan simbol-simbol aneh dan terkadang zionis, minuman keras, sabu-sabu dan lain sebagainya.
Kotoran menempati posisi kebersihan, tidak ada lagi yang namanya daerah terlarang atau garis merah, tanggungjawab sudah kadaluarsa, dan apa saja yang aneh ada di sana.
Model pakaian dan rias termasuk sarana satanisme. Sayang sekali sekarang kita menyaksikan anak-anak muda di tengah kota yang penampilannya menunjukkan satanisme, tolong jelaskan tentang model pakaian dan rias kaum satanis!
Sudut pandang kita yang paling dangkal terhadap satanisme adalah terpaku pada model dan penampilan. Pasal pertama yang membedakan kaum satanis dari yang lain adalah model pakaian dan gaya bahasa mereka. Biasanya mereka menggunakan simbol-simbol yang di dalamnya terdapat angka enam, salib yang terbalik dan patah, segi tiga yang di dalamnya terpampang gambar kecil kambing liar yang dilingkari, dan bintang lima saya yang merupakan simbol utama zionisme internasional, mereka lebih banyak menggunakan warna merah dan hitam dalam berias, menyalon rambut dalam bentuk yang sama sekali tidak teratur, itu pun dengan warna-warna yang mencolok seperti merah, hitam dan kuning, mencuku rambut dengan gaya yang aneh, menyerupai simbol-simbol kaum Fashist dan Hitler di era modern, mengenakan baju-baju yang sama sekali tidak wajar, semua ini adalah contoh-contoh model yang dipilih oleh kaum satanis.
Kalau begitu, kawula muda harus waspada dalam berpakaian, tapi sayang sekali penyadaran dan kewaspadaan ini masih belum disampaikan secara benar dan fundamental kepada mereka!?
Di negeri kita, satanisme religius atau bahkan filosofis masih sedikit sekali pengikutnya. Tapi, jika dipandang dari sisi simbol-simbolnya di tengah kota, memang terdapat penampilan-penampilan yang mencerminkan simbol satanisme. Namun, ketika kita berdialog dengan anak-anak muda yang bergaya satanis, rata-rata mereka mengatakan bahwa tujuan mereka dari gaya itu tidak lain adalah keinginan untuk tampil beda daripada semua orang, dan mereka sama sekali tidak tahu menahu tentang satanisme.
Oleh karena itu, mereka sebenarnya bukan pendukung satanisme. Tidak selamanya model dan gaya mempunyai arti negatif, terkadang gaya tertentu tetap disertai dengan tradisi, kepercayaan, sejarah dan identitas kita yang sesungguhnya, dan itu positif.
Apa ada statistika tentang satanisme dan posisi serta jumlah pengikutnya di negara kita?
Secara resmi atau pun tidak, statistika di bidang ini menunjukkan bahwa di negara kita juga ada acara-acara yang mengatasnamakan diri dengan satanisme. Biasanya mereka menyalakan musik rock, metal dan musik-musik lainnya yang memperbolehkan kekerasan di dalamnya, lalu disertai pula dengan tarian-tarian api, minuman keras, sabu-sabu dan lain sebagainya.
Apabila kita memperkenalkan raihan irfan Islami yang dalam kepada kawula muda dan menunjukkan kehampaan satanisme, pasti kita akan menyaksikan berkurangnya jumlah mereka yang sedikit itu.
Tujuan utama satanisme adalah membuat kehidupan jadi hampa dan spiritualitas jadi tidak berarti, menyingkirkan Tuhan dari alam, mengambangkan kaum pemuda di antara langit dan bumi, di antara agama dan keluarga, antara Islam dan negera, serta antara hakikat dan majas. Mayoritas orang yang mengikuti jejak satanisme pada akhirnya sampai kepada puncak kehampaan dan kemudian bunuh diri.
Apa tidak ada statistika yang jelas dan pasti tentang mereka?
Ada statistika yang jelas dalam hal ini. Tapi satanisme ala Inggris, Amerika dan negara-negara barat lainnya tidak bisa kita saksikan di negara kita dengan skala dan luas yang sama dengan di sana. Satanisme di sini masih pada tingkat penampilan dan simbol-simbol saja. Ada orang yang betul-betul satanis sangat sedikit dan jarang sekali.
Apa faktor utama peningkatan jumlah bunuh diri di kalangan satanis?
Satanisme mengajarkan kepada para pengikutnya untuk mempersembahkan ruhnya kepada setan dengan cara bunuh diri. Kamu harus mengorbankan hadiah Tuhan yang terbesar, yaitu ruh dan mempersembahkannya kepada setan. Kamu harus menjual sisa umur kehidupanmu kepada setan tanpa peduli pada keadilan Ilahi atau cakrawala harapan pada masa depan.
Di bidang apa saja satanisme beraktifitas?
Sinema adalah salah satu medan kegiatan yang terpenting bagi satanisme, mereka menggunakan musik untuk menyebarkan alirannya. Di bidang olah raga juga sedikit-banyak mereka telah masuk, sebagian olahragawan barat yang terkenal terang-terangan mengikuti aliran satanisme, sebagian lagi menempatkan dirinya di sebuah lingkungan yang pasti akan berakhir pada satanisme.
Sebagian cabang satanisme dan aliran-aliran baru lainnya secara finansial bergantung kepada zinonisme internasional, tapi jangan salah mengira bahwa semua aliran religius baru pasti behubungan dengan zinonisme. Pola pandang yang melihat segala sesuatu di sini sebagai komplotan bukanlah pola pandang yang ilmiah. Walaupun memang ada bukti-bukti yang menunjukkan bantuan zionis kepada satanisme dan aliran religius baru lainnya.
Gnostik angka atau bilangan, gnostik simbol, gnostik rebut kekuasaan di dunia, dan gnostik penaklukan alam –dengan makanya yang negatif-, termasuk aliran yang mencoba memisahkan manusia dari alam makna dan spiritual. Manusia yang terpisah dari Tuhan akan mengejar kekuasaan virtual yang semu, itu pun tidak akan dia dapatkan, karena pada faktanya dia hanya merasakan khayalan dan fatamorgana dari kekuasaan.
Apa tujuan Zionisme di balik dukungannya terhadap Satanisme atau aliran-aliran baru lainnya? Apa keuntungan yang diperoleh dari bantuan mereka terhadap Masonery, Satanisme dan sebagainya?
Masonery bukan Satanisme. Masoneri adalah sebuah konspirasi politik dan sosial yang global untuk menyimpangkan elit masyarakat. Meskipun demikian, memang ada beberapa langkah keputusan Masoneri yang terbilang satanis, menggunakan simbol-simbol satanis, dan memperbolehkan tingkah laku kelompok itu. Zionisme bermaksud untuk menerobos dinding agama-agama klasik. Zionisme sendiri terhitung sebagai aliran religius yang baru, posisinya virtual dan dibuat-buat, bisa dikategorikan sebagai aliran yang berdasarkan pada khayalan dan angan-angan. Di mana pun ada seruan adidaya, seruan kegelapan dan kehinaan, di baliknya pasti tersembunyi Zionisme.
Kekayaan, media dan posisinya yang istimewa merupakan sarana utama kelompok zionis. Sudah tidak terhitung lagi jumlah produksi khusus hasil kerjasama media massa dan Zionisme, baik itu dalam bentuk film, musik, buku, majalah, poster dan lain sebagainya. Keuntungan yang mereka dapatkan dari itu semua menunjukkan betapa pentingnya dukungan dan bantuan yang mereka berikan. Zionisme tidak real atau hakiki, oleh karena itu di mana saja ada sesuatu yang tidak hakiki maka dia pun menyertainya. Zionisme adalah sebuah penyimpangan agama.
Di dalam Satanisme kita menemukan nama-nama seperti gereja setan, injil hitam dan lain sebagainya yang diserap dari agama Kristen. Kenapa bisa demikian?
Satu-satunya referensi yang relatif berharga dan diakui dari agama Kristen adalah empat injil. Padahal, injil itu ditulis tujuh puluh tahun setelah Almasih disalib. Ada jarak historis yang panjang sekali antara beliau dan penulisan Injil. Di tambah lagi bahwa pada faktanya terdapat injil-injil lain (Apokrifa) yang menurut mereka tidak otentik. Maka adanya injil-injil itu memungkinkan pula keberadaan Injil Setan, Injil Hitam, atau Bible of Satan. Realitas referensi agama Kristen ini telah membuka gerbang bagi setiap orang untuk berb Maka, di dalam lingkungan perselisihan yang beracun ini akan mungkin sekali bercokol jamur-jamur yang beracun pula.
Bagaimana kondisi Satanisme di kalangan masyarakat-masyarakat Muslim?
Kita ambil saja contoh negara-negara arab, pada umumnya dari dulu Muslimin di sana berpegang teguh kepada sunnah, maka dari itu Satanisme tidak punya masa lampau di kalangan mereka. Adapun jika ada segelintir orang dari generasi baru mereka yang punya kecenderungan satanis, hal itu karena dipengaruhi oleh pihak-pihak asing melalui parabola, internet dan media massa lainnya. Tapi yang jelas, posisi mereka juga belum patut diperhitungkan.
Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi penyebaran Satanisme atau aliran-aliran gnostik palsu lainnya?
Faktor yang paling penting dan efektif adalah pembelaan gnostis terhadap agama. Menjawab pertanyaan-pertanyaan baru generasi muda tanpa membatasinya atau memberi label yang merusak. Mengukuhkan keyakinan bahwa agama Islam senantiasa mempunyai pesan yang segar bagi generasi baru, di mana dan kapan pun mereka berada, tapi kita juga harus menguasai seni eksplorasi pesan-pesan segar itu dari referensi agama yang otentik. Selain itu, para ulama dan tokoh agama harus mengenal aliran-aliran baru dan penyimpangan mereka pada zamannya. Mereka juga harus lebih banyak lagi menyertai kawula muda dan menyayangi mereka yang hidup sangat energik sekaligus terkadang ingin tampil berbeda. Tentunya, fokus kita harus lebih banyak pada persoalan akidah dan irfan (gnonstik) masyarakat, khususnya kawula muda.
Penerjemah: Nasir Dimyati
(Sadeqin/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email