Karena pembahasan politik yang memanas dan kekerasan-kekerasan para kelompok teroris ISIS, menjadi muslim di Amerika pada hari-hari ini, bukanlah hal yang mudah.
Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Post Gazett, meski kaum muslim Amerika memiliki pelbagai prestasi, tetapi apa yang ditampilkan tentang Islam dan kaum muslimin di media-media yang ada adalah ucapan-ucapan para politisi yang bermaksud dan aksi-aksi brutal kelompok teroris yang bertindak dengan mengatasnamakan Islam.
Salah satu prestasi positif muslim adalah kemenangan Ibtihaj Muhammad, pemain anggar hijaber Amerika di olimpiade Rio dan juga pidato ayah dan ibu Homayoun Khan, tentara Amerika di tengah-tengah para politisi dan kecaman statemen-statemen anti Islam Donald Trump, kandidat partai Republik pemilu presiden Amerika mendatang.
Kaum muslim Amerika dikarenakan nuansa yang ada berupaya memperlihatkan tauladan yang baik seorang muslim dan agama Islam di semua kancah, namun meski dengan semua upaya tersebut, dengan serangan seorang teroris atau kelompok teroris yang mengklaimkan Islam, telah membentuk gambaran-gambaran opini umum tentang ribuan muslim negara ini.
Nadia Khaja, salah seorang pengurus asosiasi muslim Pittsburgh mengatakan, banyak kaum muslimin seperti dirinya yang telah meluangkan kehidupan pribadi dan kemahirannya untuk berbakti pada negara, namun karena pemfokusan intens aksi-aksi radikal sebuah minoritas yang sangat kecil yang menamakan dirinya muslim namun tidak menjalankan Islam dan bukan delegasi Islam dan kaum muslimin, semua pelayanan dan upaya-upaya positif kaum muslim tidak diindahkan.
Safdar Khaja, salah seorang staf dewan komunikasi Islam – Amerika di Pittsburgh juga mengatakan, peran kaum muslim tidak diindahkan oleh media-media dan para politisi.
"Kaum muslim harus melengkingkan keberadaan dan perannya, terkhusus bakti-baktinya dalam kancah medis dan sains. Kami juga memiliki tokoh-tokoh aktif dalam kancah politik, namun ini semua belumlah cukup,” imbuhnya.
Riset-riset lembaga Pew Research Center Amerika menunjukkan bahwa kaum muslim negara ini hidup sama persis seperti warga-warga lainnya.
Sekitar 10 ribu muslim tinggal di kawasan Pittsburgh Amerika. Lebih dari 100 muslim di kawasan ini memiliki pekerjaan dan perniagaan dan telah menciptakan lapangan kerja untuk lebih dari 1500 orang, namun penyebaran pesan-pesan anti Islam para tokoh politik dalam kampanye pemilu terakhir telah mengurangi kepercayaan mereka terhadap masyarakat Amerika.
Kendati demikian, para pemimpin muslim dan masyarakat muslim berupaya melanjutkan upaya-upayanya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan penyebaran dialog.
Safdar Khaja mengatakan, problem terbesar kami adalah kekhawatiran yang tidak berguna, stigmatisasi dan marginalisasi kaum muslim.
"Jutaan dolar sudah digelontorkan untuk menjalankan kampanye tak logis media ini dan kelompok-kelompok yang memiliki banyak kepentingan telah beraktivitas. Kendati demikian, kita harus mengatakan cerita-cerita kehidupan sejati kaum muslim dan menunjukkan bahwa warga muslim memiliki profesi, bagaimana mereka hidup dan bagaimana menghormati pokok dan norma-norma yang ada.
(Post-Gazett/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email