Kedudukan Imamah dan Wilayah Tidak Terbatas Pada Pemerintahan Saja

Kedudukan Imamah dan Wilayah tidak hanya terbatas pada pemerintahan saja, akan tetapi selain untuk memimpin masyarakat, Imamah dan Wilayah juga berperan sebagai rujukan agama masyarakat, menjadi pemersatu umat, menegakkan keadilan dan mengantarkan manusia kepada Allah.

Shabestan News Agency, seorang peneliti sejarah Islam, Doktor Muhammad Husain Rajabi menjelaskan tentang perbedaan tindakan para Imam Makshum as pada periode yang berbeda.
Menurut beliau, pada hakikatnya para Imam Makshum as memiliki pergerakan yang searah, dan perbedaannya kembali pada tindakan dan langkah-langkah terhadap kondisi khusus yang dihadapi setiap Imam.

Sebagaimana menurut apa yang dikatakan pemimpin besar revolusi Islam Iran yang mengatakan bahwa seluruh Imam Makshum as berupaya untuk membentuk pemerintahan Islam dan alawi, dan setiap apa yang mereka lakukan adalah untuk membawa manusia kepada perkembangan, pemahaman dan makrifat.

Lebih lanjut Doktor Muhammad Husain Rajabi menuturkan, Imam Makshum as tidak datang ke sebuah medan hanya untuk terbunuh saja, akan tetapi setiap yang mereka lakukan adalah untuk memberikan teladan, dan juga berusaha menjelaskan motivasi kebangkitan mereka kepada para pengikutnya.

Beliau juga menyinggung tentang kedudukan Imamah dan Wilayah tidak hanya terbatas pada pemerintahan saja, akan tetapi selain untuk memimpin masyarakat, Imamah dan Wilayah juga berperan sebagai rujukan agama masyarakat, menjadi pemersatu umat, menegakkan keadilan dan mengantarkan manusia kepada Allah.

Sebagaimana dalam surat Al-Maidah ayat 56 disebutkan “Dan barang siapa yang menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai walinya, maka sungguh pengikut (agama) Allah itulah yang menang.”

Hanya dengan berada di bawah naungan Wilayah Ahlul Bayt as umat Islam akan berubah menjadi pengikut agama Allah yang menang, pungkas Doktor Muhammad Husain Rajabi.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)