Pesan Rahbar

Home » » Warga Kansas Pawai Dukung Muslim Setempat

Warga Kansas Pawai Dukung Muslim Setempat

Written By Unknown on Monday 24 October 2016 | 19:59:00


Penduduk kota Kansas turun ke jalan untuk mendukung komunitas Muslim lokal, Sabtu (22/10). Sebelumnya, suasana kota ricuh karena penyidik federal berhasil mengungkap rencana serangan sekelompok militan.

Menurut penyidik, mereka berencana mengebom kompleks apartemen di salah satu lokasi di Kansas. Otoritas penegak hukum AS menahan tiga pria pada 14 Oktober. Mereka dituduh merencanakan plot terorisme di komplek apartemen Wichita.

Di sekitar sana, tinggal sejumlah keluarga imigran Muslim asal Somalia. Komunitas Muslim di Garden city diantaranya pengungsi atau pencari suaka dari Somalia, Ethiopia dan Sudan. Jumlahnya mencapai 1.000 orang dari populasi total 28 ribu.

Sebagian besar bekerja di perusahaan pengemasan Fresh Meat Tyson. Pada Sabtu, penduduk kota berinisiatif melakukan pawai untuk mendukung komunitas Muslim. Pawai ini dipimpin pastur Gereja Presbyterian, Denise Pass.

"Ketika saya mendengar berita tragis itu, saya langsung berpikir untuk mendukung dan melindungi komunitas Muslim lokal," kata Pass pada Aljazirah.

Menurutnya, ia melakukan hal itu sebagai bagian dari komunitas Garden City dan sebagai seorang Kristiani. Pawai ini diikuti puluhan orang. Pass mengatakan penduduk Garden City memang konservatif tapi tidak rasial dan anti-Muslim atau anti-imigran.

"Komunitas Muslim tidak seharusnya dilabeli negatif hanya karena aksi teroris seorang Muslim lainnya," katanya.

Seorang imigran asal Somalia, Mohamad Abdi (23 tahun) mengatakan sebagaian besar imigran tidak bisa bahasa Inggris sehingga mereka sangat rentan terhadap isolasi komunitas dominan.

Ketua komunitas Muslim, Musrsal Naleye (27) mengaku sangat bahagia mendapat dukungan dari komunitas Amerika. "Kami sangat berterima kasih pada mereka yang mendukung dan melindungi kami. Polisi, FBI, dan komunitas lokal," kata dia.

Naleye yang datang ke AS dari Somalia pada 2010 mengatakan komunitas imigran tidak pernah terlibat dalam aktivitas apa pun selain bekerja. "Kami hanya ingin punya kehidupan yang normal dan tidak ingin mengganggu siapa pun," katanya.

Seorang anggota Koalisi Kesehatan Komunitas Garden City, John Birky telah berusaha untuk membaurkan komunitas Somalia dan migran lainnya dengan komunitas lokal. Ia mengajarkan bahasa Inggris pada mereka.

Birky menyebut ia tidak merasa terancam berada bersama mereka meski menurutnya rencana serangan ekstremis cukup memperingatkan dan mengganggu. Namun ia lebih merasa terancam karena ia berusaha menolong mereka.

Birky mengatakan sebagian besar Muslim merasa terancam karena suasana pemilu AS. Apalagi salah satu kandidat, Donald Trump terang-terangan mengeluarkan ide kebijakan melarang Muslim di AS. "Jika saya adalah Muslim, saya akan merasa rentan dan terancam," kata Pass.

(Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: