Pesan Rahbar

Home » » Peninggalan Umat Muslim di Istana Kesenian Sisilia

Peninggalan Umat Muslim di Istana Kesenian Sisilia

Written By Unknown on Thursday 29 December 2016 | 23:52:00


Istana Cuba di Palermo yang terletak di pulau Sisilia Italia merupakan contoh arsitek Islam dan Arab di Eropa, sebuah khazanah yang menyimpan karya-karya kaum muslim.

Menurut laporan IQNA seperti dikutip dari Islamsyory, tahun 827 Masehi pulau Sisilia di bawah pemerintahanBizantium, namun penguasanya (Ominius) yang menyadari konspirasi Romawi untuk membunuhnya, meminta bantuan kaum muslim dan kaum muslim pun bergegas membantunya dan memasuki Sisilia lewat Tunisia. Denganmerintis dan membangun kota Palermo, termasuk kota terbesar kota Sisilia, dengan koeksistensi dan kehidupan berdampingan, memiliki peran signifikan dalam pengembangan peradaban dan perekonomiannya.

Saat ini ketika kita melewati gang-gang tempat lama Palermo, maka dapat kita jumpai nama-nama jalan yang ada di papan dengan tiga bahasa Arab, Ibrani dan Italia. Kaum muslim dengan menggali sungai, telah merubah kawasan yang kering menjadi kebun yang bergelimang dengan air dan dengan memindahkan pohon-pohon kurma, pistachio, strawberry, pisang, persik, saffron dan tumbuh-tumbuhan yang belum ditanam di tempat tersebut, kawasan miskin kering dirubah menjadi sumber-sumber kekayaan dan dihiasi dengan sejumlah istana-istana legendaris dan masjid mewah serta kota Palermo menjadi pusat pemerintahan muslim dan pusat peradaan dan kebudayaan di Sisilia.


Istana Cuba di Palermo terletak di kota utama dan markas kawasan otonom Sisilia Italia. Istana ini dibangun oleh para arsitek dan seniman muslim untuk Ruggeru II, raja Sisilia.

Istana megah ini dibangun pada tahun 1180 Masehi dan dianggap sebagai contoh riil kreativitas muslim di kawasan ini, yang sampai sekarang telah menjaga peninggalan dan potongan-potongan seperti tulisan-tulisan Arab,lengkungan dan kubah kaum muslim.

Menurut laporan, para arsitek muslim menggali sekitar istana untuk menjadikannya lebih indah, dan membangun sebuah danau buatan, yang semakin memperindah istana tersebut.

Galeri kuno Istana Cuba, di Tengah ada Danau buatan

Ketakjuban Kelompok Viking akan Kreativitas Kaum Muslim

Setelah penaklukan pulau Sisilia oleh bangsa Viking (suku bangsa dari Skandinavia yang berprofesi sebagai pedagang, peladang, dan paling terkenal sebagai perompak) dan setelah runtuh dan lemahnya pemerintah di kawasan tersebut, mereka akhirnya memasuki pulau tersebut. Bangsa Viking merasa takjub dengan kemajuan dan peradaban kaum muslim yang ada di kawasan tersebut.

Untuk kemajuan dan perkembangan Sisilia kaum muslim telah mengupayakan dari semua aspek sehingga perbedaan antara kawasan ini dengan negara-negara lainnya yang berafiliasi dengan Bizantium dapat diketahui.

Kaum muslim membangun bangunan-bangunan mentereng dan mengaktifkan jalur-jalur perdagangan. Merekaberusaha memperbaiki tanah dan ladang, mendatangkan pelbagai jenis tumbuhan dan hewan ke kawasan tersebut serta menciptakan seni dan pelbagai kesusasteraan dan kemajuan.

Kaum muslim demikian juga membuat lingkar pendidikan di sejumlah masjid dan mulai mengajarkan khat dan abjat dan al-Quran dan menyelesaikan pendidikan dalam pelbagai ilmu agama dan non agama; dengan demikian merekamengalami kemajuan dalam semua bidang dan kawasan tersebut memiliki perbedaan mencolok dengan negara-negara lainnya yang berafiliasi dengan Bizantium.


Menurut laporan, sangat berbeda sekali saat Arab masuk ke pulau tersebut dan saat mereka keluar serta apa yang telah disaksikan oleh bangsa Viking.

Bangsa Viking adalah bangsa yang cerdas, dan karenanya ia tidak melakukan sebagaimana yang telah dilakukan oleh negara Spanyol dengan negaranya (karena saat penaklukan Spanyol, para pendeta mengeluarkan hukum bahwa kaum muslim adalah najis, dan karya mereka juga najis dan tidak ada yang dapat mensucikannya kecuali api. Dengan demikian mereka memerintahkan untuk menghancurkan tembok dan membakarnya, dengan demikian peradaban Spanyol mengalami kemunduran 8 abad).

Bangsa Viking berkeyakinan lebih baik menjaga peradaban Arab. Dengan demikian mereka melakukan dialog dengan kaum muslim dan menggunakan apa yang telah ditinggalkan di Sisilia dan menjalin komunikasi baik dengan mereka, namun mereka tidak menerima agama Islam, karena gambaran tentang Islam yang ada di benak mereka sangat sukar untuk dihapus.

Meski demikian, bukti-bukti kehidupan Arab – Islam di pulau ini sangat terlihat kentara dan jika bangsa Viking tidak menerima Islam dan menerimanya sebagai sebuah agama, maka masa kemajuan peradaban ini semakin panjang.

Menurut para peneliti, pada abad-abad berikutnya populasi muslim menurun dan pulau tersebut kehilangan sinerginya. Pada abad ke 16 Masehi, dengan ditemukannya Amerika, pusat gravitasi Eropa dipindah dari Mediterania ke Amerika dan Sisilia keluar dari garis ekspedisi internasional dan posisinya di Eropa dan bahkan di Italia semakin terkucilkan.

(Islam-Syory/IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: