Di selatan negara Tukmenistan, propinsi Mary, terdapat sebuah desa di daerah Bayram Ali, yang sebelumnya adalah bernama Nariman, dan sekarang ini desa tersebut disebut Heshemi Rafsanjani
Menurut laporan IQNA, Muhammad Jawad Abul Qasimi, atase kebudayaan Iran di Turkmenistan dalam sebuah laporan khusus untuk IQNA menuturkan sejarah desa Hashemi Rafsanjani di negara ini dan sebab penamaan desa tersebut menjadi Hasehim Rafsanjani.
Desa ini yang sebelumnya bernama Nariman, bersamaan dengan lawatan Ayatullah Hashemi Rafsanjani, presiden Iran waktu itu ke kawasan Mary dan bangga dengannya, maka diganti menjadi Rafsanjani dan pada saaat itu juga crane konstruksi masjid desa dengan dihadiri Saparmurat Niyazov, mendiang presiden Turkmenistan runtuh.
Penentangan Ayatullah Hashemi dengan Penamaan Masjid dengan Nama Rafsanjani/ Masjid Diberi Nama Imam
Awalnya diputuskan nama masjid ini juga diberi nama Rafsanjani, yang dengan penentangan Ayatullah Hashemi Rafsanjani akhirnya diganti menjadi masjid Imam Khomeini (ra) dan akhirnya pada tanggal 21 urdibehest 1376 dibuka secara resmi dan megah dengan dihadiri Saparmurat Niyazov dan Ali Akbar Hashemi Rafsanjani, Presiden Iran waktu itu.
Masjid yang 19 tahun lalu dibangun atas prakarsa para pejabat tinggi politik dan kebudayaan setempat dua negara, Iran dan Turkmenistan, sekarang ini berubah menjadi tempat ibadah warga setempat.
Masjid Pintu Masuk Desa
Masjid Imam Khomeni (ra) sejatinya adalah pintu masuk desa Rafsanjani, yang berjarak sekitar 500 meter dari Ashgabat, ibukota Turkmenistan dan pintu-pintunya senantiasa terbuka untuk para pecinta ibadah dan salat.
Masjid bercorak Arsitek Islam Iran
Bangunan masjid dibangun sesuai arsitek Islam Iran oleh para insinyur dan seniman Iran pada tahun pertama kemerdekaan Turkmenistan dan masyarakat setempat menamainya sebagai sebuah hadiah tiada tara bukan hanya sekedar untuk masyarakat desa Rafsanjani, bahkan desa-desa dan kawasan sekitarnya.
Mayoritas masyarakat kawasan ini adalah berbahasa Persia, pada hari dan pelbagai iven melaksanakan pelbagai kegiatan secara bersama-sama di masjid, diantaranya adalah kegiatan hari-hari Muharram, bulan suci Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha, serta acara-acara religi lainnya.
Narasi Latar Belakang Masjid di Papan Mosaik Tembaga
Pintu masuk halaman masjid Imam Khomeini (ra) dipasang sebuah papan mosaik tembaga, dimana tulisannya memikat para pengunjung masjid ini.
Dalam papan ini ditulis sebuah teks sebagai berikut, dengan dua bahasa Turkmenistan dan Persia
Bismillahirrahmanirrahim
Masjid Imam Khomeini (ra) terletak di sela-sela jalur sutra dalam rangka kondolidasi fondasi bersama sejarah dan kebudayaan dua negara bersaudara dan muslim Republik Islam Iran dan Turkmenistan, oleh Ayatullah Ali Akbar Hashemi Rafsanjani dan Saparmurat Niyazov, mendiang presiden waktu itu pada tanggal 21/2/76. Bangunan ini dibangun di atas tanah seluas 35 ribu meter persegi dan dengan ruang seluas 400 meter persegi.
Masjid Imam (ra); Simbol Hubungan Kebudayaan Dua Negara
Masjid Imam Khomeini (ra) sejatinya adalah lambang hubungan kebudayaan dan interaksi persahabatan kedua belah negara bertetanggaan dan seagama, dan dalam perkembangan dan pertumbuhan hubungan kebudayaan sejak 19 tahun silam; yakni sejak masa konstruksinya memiliki peran signifikan.
Batu Cemerlang di Sela-sela Jalur Sutra
Sekarang ini juga masjid Imam Khomeini (ra) di desa Rafsanjani setelah hamper dua dekade berubah menjadi tempat yang dikenal dan setiap tahunnya pada hari-hari Muharram, Shafar dan bulan suci Ramadhan menjamu kelompok-kelompok pengkabung dan para pecinta Ahlulbait (As) dan para jemaah salat dan puasa dan laksana batu gemilang di samping jalur sutra.
Sekarang ini dengan meninggalnya Ayatullah Hashemi Rafsanjani, masyarakat setempat juga melakukan berkabung dan mengenang kembali tokoh santun tersebut.
Majelis Bela Sungkawa di Desa Rafsanjani
Bertepatan dengan hari Kamis lalu (12/1) diselenggarakan majelis bela sungkawa dengan dihadiri sejumlah masyarakat dan partisipasi sebagian tokoh-tokoh politik dan rohaniawan setempat di desa Rafsanjani. Dalam acara ini para penceramah dan masyarakat Turkmenistan memperingati dan mengenang kehidupan Ayatullah Rafsanjani.
Acara Majelis Tarhim Ayatullah Hashemi Rafsanjani di masjid "Imam Khomeini" desa Rafsanjani Turkmenistan
Atase kebudayaan juga menyelenggarakan acara serupa di masjid Fatimah al-Zahra (As) pada hari Kamis, dan pembicaranya adalah Sayyid Muhammad Ahmadi, Duta Iran di Turkmenistan.
Terima Kasih kepada Masyarakat Turkmenistan karena Simpati dengan Iran
Duta Iran di Turkmenistan juga mengucapkan rasa terimakasihnya kepada Presiden negara ini dikarenkaan pengutusan dewan tingginya ke Iran dengan dipimpin wakil kabinet dan mufti Turkmenistan untuk mengucapkan bela sungkawa.
Lebih dari 60 Pertemuan Ayatullah Hashemi dengan Mendiang Presiden Turkmenistan
Duta Iran demikian juga dengan mengucapkan rasa terimakasih kepada menteri luar negeri Turkmenistan yang dengan kehadirannya di kedutaan telah menandatangani buku kenangan, juga menyebut kriteria tunggal ayatullah Rafsanjani dan mengatakan, ada tingkat hubungan tertinggi antar dua negara Iran dan Turkmenistan pada masa Hashemi, dan sudah berlangsung lebih dari 60 pertemuan antar dua presiden tersebut.
Masyarakat dan Negara Turkmenistan Menghormatinya
Ia di penghujung dengan mengisyaratkan latar belakang desa Hashemi Rafsanjani menambahkan, dengan melihat hubungan luas dua negara, pada masa itu, mantan presiden Turkmenistan menamakan sebuah desa dengan Hashemi Rafsanjani dan masyarakat serta negara Turkmenistan senantiasa mengenangnya dengan baik.
Peringatan Ayatollah Hashemi Rafsanjani dalam masjid Fatima Zahra Turkmenistan
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email