Buntut bentrok Front Pembela Islam dan Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) di Jawa Barat, FPI menuntut Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan dicopot. Hari ini (16/1), FPI akan menurunkan massa untuk berdemo di depan Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia.
“Jadi, sesuai dengan pemberitahuan, koordinasi, akan berkumpul di Masjid Al-Azhar dan akan melaksanakan unjuk rasa di Mabes Polri. Sudah disiapkan area tempat melaksanakan orasi, sudah disiapkan audiensi kegiatan besok,” kata Kapolres Jaksel Kombes Iwan Kurniawan di Polres Metro Jaksel, kemarin (15/1).
Untuk persiapan pengamanan, polisi sudah menempatkan personel gabungan di titik-titik yang akan dilintasi massa. Kendaraan taktis juga akan disiapkan kepolisian untuk berjaga-jaga jika situasi memburuk.
“Personel yang dilibatkan disesuaikan dengan kerawanan dan ancaman yang mungkin akan timbul. Tidak bisa saya sampaikan jumlahnya karena internal pola sistem keamanan. Ada dari Polda, Mabes Polri, dan TNI. Dari titik-titik tersebut perlintasannya sudah disiapkan anggota, sudah semua. (Kendaraan taktis) kita tempatkan di beberapa titik sesuaikan dengan situasi dan kondisi, sudah kita tetapkan sesuai rencana pengamanan,” jelas Iwan.
Menanggapi reaksi massa FPI ini, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mempertanyakan tujuan dari demo itu.
“Apalah artinya, apalah tujuannya, dan apa sih hal yang bisa kita petik untuk kemajuan bangsa ini dengan demo itu. Menurut saya, justru demo itu bisa mengganggu ketertiban. Yang sekolah jadi nggak sekolah, yang kerja jadi nggak kerja,” ucap Said Aqil saat diwawancara di Hotel The Dharmawangsa, Jakarta Selatan, kemarin (15/1).
Terkait tuntutan para pendemo yang meminta Kapolri Jenderal Tito Karnavian segera mencopot Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan dari jabatannya. Said Aqil menilai hal itu memiliki mekanisme tersendiri.
“Ada mekanismenya, dong,” ucapnya singkat.
Namun, dirinya berpendapat, seharusnya seorang ulama menyampaikan kebaikan. Menurut Said Aqil, ulama bukan mengajarkan kebencian dan menghasut orang lain.
“Seorang ulama itu harus taklim menyampaikan pengajian atau ilmu agama, dong. Masak orang ceramah tiap hari menghasut terus, bukan ulama itu, kalau sekali-kali marah pantas, tapi sesekali saja, mestinya kan taklim, kalau tiap hari isinya menghasut, ya bukan ulama,” jelasnya.
Sekjen FPI, Novel Bamukmin mengatakan, tujuan demonstrasi adalah meminta Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian mencopot Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charliyan. Menurut Novel, Anton Charliyan sebagai pembina Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI), telah memprovokasi anggota organisasi masyarakat itu.
“Kami meminta agar Kapolri mencopot Kapolda Jawa Barat karena keterlibatannya yaitu memprovokasi massa preman untuk menyerang ulama,” kata Novel.[]
(Detik-News/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email