Pesan Rahbar

Home » » Kapolda Metro Jaya: Sudah Enggak Ada Lagi PKI di Dunia

Kapolda Metro Jaya: Sudah Enggak Ada Lagi PKI di Dunia

Written By Unknown on Friday, 27 January 2017 | 04:38:00

Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan (Foto: detak.co)

Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan meminta masyarakat untuk tidak khawatir mengenai kebangkitan PKI dan komunis di Indonesia karena partai komunis sudah tidak ada lagi di dunia.

Pernyataan Iriawan itu menanggapi sejumlah propaganda kebangkitan PKI oleh Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dan sebagian kelompok yang mengatasnamakan membela umat Islam.

“‎Domainnya susah jawab itu, karena faktanya kan enggak ada, sudah enggak ada PKI di dunia,” ujar Iriawan kepada wartawan, Selasa 24 Januari 2017.

Menurut Iriawan tak mungkin PKI bisa bangkit lagi lantaran sudah diberangus pemerintah lebih dari 50 tahun lalu. “Bagaimana bisa bangkit kita tahu juga embrio kalau ada tuh. Itu kan dibuat-buat saja seperti uang itu kan sudah lama dari tahun 2001 sudah ada sistem itu,” kata mantan kapolda Jawa Barat tersebut.

Iriawan pun mempertanyakan kenapa baru memunculkan isu PKI tersebut saat ini. “Terus, kenapa baru sekarang mengangkatnya?,” kata Iriawan.

Terkait kasus pernyataan Habib Rizieq tentang uang kertas baru berlogo palu arit, Iriawan sendiri memastikan lembar pengamanan dalam mata uang tersebut tidak berlambang palu arit. “Itu sudah dibuktikan dari keterangan saksi ahli Bank Indonesia,” katanya.

Seperti diketahui, setelah menjalani pemeriksaan kasus uang ‘palu arit’ di Mapolda Metro Jaya, Senin 23 Januari 2017 lalu, dalam orasinya Habib Rizieq sempat meminta polisi dan masyarakat untuk waspada akan kebangkitan PKI. Habib Rizieq menyebut indikasi itu sudah ada, salah satunya melalui mata uang baru yang dianggap berlogo lambang PKI tersebut.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fadli Zon mengaku sependapat dengan Rizieq Syihab soal adanya gambar mirip palu-arit pada logo Bank Indonesia di lembaran uang Rp 100 ribu edisi Soekarno-Hatta.

“Berpendapat soal uang, rectoverso, menurut saya biasa saja, saya punya pendapat yang sama (dengan Rizieq Syihab),” kata Fadli Zon di kantornya, Rabu, 25 Januari 2017.

Menurut Fadli, kasus yang menimpa Rizieq agak mengada-ada. Sebab, baginya, berpendapat terhadap logo mata uang adalah hal biasa. Ia justru mempertanyakan kenapa pendapat tersebut harus diproses secara hukum. Padahal, kata dia, Rizieq telah mengeluarkan imbauan agar Bank Indonesia tidak menggunakan satu pendekatan yang bisa menimbulkan interpretasi ganda.

(Detak/Satu-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: