Bendera Suriah Berkibar di Aleppo
Terbebasnya Aleppo dan suasana terakhir di Suriah menjadi pembicaraan panas masyarakat Indonesia. Meski Aleppo telah kembali ke pangkuan rezim Suriah pasca dikuasai selama 4 tahun oleh pemberontak, pro dan kontra masih terus mewarnai perdebatan netizen di dunia maya, bahkan cenderung mengarah kepada provokasi untuk memecah belah dan saling menebar permusuhan.
Wacana yang dibentuk oleh sebagian kelompok Islam di Indonesia, di Suriah telah terjadi peperangan antara Sunni dan Syiah, dimana Sunni dalam keadaan terzalimi dan telah terjadi genocida kepada warga Sunni Suriah oleh rezim yang diklaim Syiah. Berita manipulatif tersebut dibantah oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah.
Melalui press release yang dikeluarkan PPI Suriah bertanggal 27 Desember 2016 tersebut, PPI menghimbau agar masyarakat Indonesia tidak mudah terprovokasi berita mengenai Suriah yang tidak jelas sumbernya.
Berikut teks lengkap press release PPI Suriah:
1. Sebelum konflik (2011), Suriah termasuk dalam 5 besar kategori negara-negara dengan tingkat kriminalitas terendah.
2. Suriah adalah negara sekuler-sosialis, multi etnis (Arab, Kurdi, Armenia, Turkeman dan lainnya), multi agama dan sekte (Muslim Sunni, Syiah, Kristen, Katolik, Ortodoks Timur, Ortodoks Syiria, Protestan, Druze dan Atheis).
3. Kebutuhan pokok masyarakat seperti listrik, air dan roti disubsidi oleh pemerintah.
4. Pendidikan dan pelayanan kesehatan di rumah sakit negeri disubsidi penuh oleh pemerintah.
5. Kehidupan beragama di Suriah cukup moderat dan sangat toleran.
6. Suriah merupakan Negara yang sangat concern terhadap problematika Palestina dan menjadikannya sebagai isu nasional.
7. Warga negara Indonesia (WNI) di Suriah terdiri atas: PRT yang tersebar hampir di seluruh provinsi dan para pelajar yang hanya berada di ibu kota Damaskus.
8. Konflik Suriah bukanlah konflik sektarian, melainkan konflik yang berkaitan erat dengan berbagai kepentingan politik regional dan global.
9. Tentara Nasional Suriah merupakan tentara yang terdiri dari berbagai suku dan agama.
10. Secara geografis, letak provonsi Aleppo sangat strategis dan merupakan kota terbesar kedua setelah ibu kota Damaskus yang terkena imbas konflik paling parah, sehingga diperebutkan oleh kelompk-kelompok yang terlibat konflik.
11. Menghimbau pemerintah RI untuk waspadai WNI yang pernah terlibat konflik Suriah dan melakukan kordinasi dengan Perkumpulan Alumni Syam Indonesia (Al SYAMI) sebagai wadah resemi alumni PPI Suriah di tanah air.
12. PPI Suriah mengecam keras segala bentuk kekerasan atas nama agama dan segala bentuk aksi yang dapat mengancam kesatuan NKRI atau mengganggu keharmonisan bersama.
13. Menghimbau masyarakat Indonesia yang ingin memberikan bantuan untuk warga Suriah agar disalurkan melalui lembaga resmi yang dikordinasikan dengan perwakilan RI setempat.
14. Menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terprovokasi oleh berita yang tidak jelas sumbernya.
15. Menghimbau kepada pemerintah Indonesia untuk lebih berperan aktif dalam penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur diplomasi di forum-forum internasional.
Damaskus, 27 Desember 2016
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Suriah
(ABNA/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email