Mohammad Kavand, seniman terkemuka negara Iran yang menetap di Malaysia, mendesain peta Darul Quran kota Malaka negara ini dengan tangan senimannya dan diputuskan di waktu dekat desain tersebut akan dijalankan di pantai pelabuhan Malaka.
Menurut laporan IQNA, Mohammad Kavand, seniman Iran yang bermukim di Malaysia, yang beberapa waktu lalu hijrah ke negara ini dengan tujuan memperkenalkan seni Iran – Islam, ia sampai sekarang telah mendesain dan membuat sejumlah karya dengan tangan seninya di bagian Asia ini.
Kavand beberapa waktu lalu, melalui undangan museum seni Islam Malaysia juga melakukan renovasi kubah utama bangunan museum dan sebagian dekorasi ruang dalam dan merias tempat tersebut dengan seni Iran – Islam.
IQNA melakukan wawancara untuk lebih mengenal dengan seniman terkemuka tersebut:
IQNA: Tolong pertama-tama perkenalkan diri Anda secara lengkap dan sejak kapan memulai aktivitas seni Anda?
Saya Mohammad Kavand, lahir tahun 1348S, warga Borujerd. Saya memulai pekerjaan seni ini sejak tahun 1364S, dengan berpartisipasi dalam kelas-kelas himpunan kaligrafi Iran dan mendapatkan seni dari para ustad seperti Akhawain, Bakhtiyari, Kaboli, dan ustad Fazaeli dan setelah mempelajari pokok-pokok khat Tsulus dan contoh dari ustad Fazaeli, saya sangat senang dengan seni Islam tersebut dan bekerja dalam hal ini bagi saya amatlah menyenangkan.
Lambat laun, katup seni Islam terbuka bagi saya dan saya baru memahami bahwa untuk mempelajarinya saya harus menempuh jalan yang panjang. Namun tidak semestinya karunia Ilahi diabaikan dan tidak sepatutnya menyepelekan kasih sayang para sahabat baik yang senantiasa membantu saya di jalan ini. Sebuah kasih sayang yang tidak bisa dijabarkan di sini.
IQNA: Bisa Anda katakan aktivitas-aktivitas lain Anda sebelum beralih ke seni secara profesional?
Sesuai ketentuan pendidikan dan karir, sementara waktu saya bekerja di kementerian luar negeri; namun saya sama sekali tidak menyukai ketentuan tersebut dan dalam kesempatan yang tepat dan dengan bantuan salah seorang teman seniman, saya sibuk mendesain dan membuat kaligrafi secara profesional dan setiap hari pengalaman seni saya semakin bertambah. Dikarenakan persyaratan profesionalisme dalam seni ini adalah memiliki ilmu warna dan percetakan, saya juga tidak terkecualikan dari kaidah tersebut dan dengan mengenal sejumlah warna dan pelbagai percetakan, mempelajari warna dan gambarnya di atas ubin dan keramik dan hadir dalam dekorasi dan pelaksanaan tempat-tempat religi.
IQNA: Bagaimana Anda bisa memilih Malaysia untuk melanjutkan pekerjaan dan hidup?
Beberapa tahun yang lalu, saya membawa sebuah contoh pekerjaan saya ke Jerman dan dipaparkan di pameran taman teknologi negara ini, pada waktu itu, masyarakat Malaysia yang berkunjung ke pameran itu, melihat pekerjaan-pekerjaan saya dan mereka sangat tertarik dan menyarankan kepada saya agar mempersembahkan pekerjaan-pekerjaan saya di Malaysia; karena di sana ada sumber dan mendapat sambutan baik.
Saya juga menyambut saran tersebut dan saya harap dapat memenuhi kekosongan yang terlihat dalam bidang seni Islam di masjid-masjid Malaysia dengan seni Islam Iran, yang memiliki keagungan dan keindahan tersendiri. Saya melakukan kreasi dan inovasi dalam hal ini, yang mendapat sanjungan dan lambat laun mendapat kemajuan dan saya dapat memperluas pekerjaan ini dan terus berlanjut.
Sejatinya, saya berhijrah ke Malaysia setelah terjadi banyak pasang surut dan dengan inayah Allah swt, sejak awal kehadiran saya, meski kecil segala bentuk kesenian saya diperkenalkan ke salah satu markas Seni dan Islam Kuala Lumpur, Malaysia, dan berkomunikasi dengan markas tersebut dan Alhamdulillah saya berhasil hadir di pameran seni Islam dan memaperkan papan al-Quran saya, dimana ini adalah awal permulaan untuk memulai pekerjaan besar, yang memiliki pengaruh yang lebih baik. Saya melewati lebih dari 65 pameran berkelompok dan individual dengan papan-papan berhiaskan nama Allah dan ayat-ayat al-Quran setiap hari berkat al-Quran.
Untuk pertama kalinya saya mengetengahkan pekerjaan-pekerjaan saya ke markas cetak dan publikasi al-Quran Restu di kota Shah Alam, 40 kilo meter Kuala Lumpur.
IQNA: Kenapa Malaysia?
Malaysia adalah negara aman dan santai dan anggaran hidup juga tidak terlalu tinggi, negara ini juga memiliki banyak masjid, yang mana di situ juga benar-benar dirasakan perlunya pemanifestasian seni Islam – Iran. Selain itu, keluarga saya juga setuju dan pergi bersama saya. Sebelum pameran, saya mencari tahu pendapat keluarga saya terkait karya saya dan mereka juga membantu saya dalam hal ini dan menyertai saya.
IQNA: Kenapa anda memulai pekerjaan anda di Malaysia, apakah anda mendapat dukungan lembaga khsusus?
Saya memulai pekerjaan saya secara individual dan spontan, sebuah pekerjaan yang berkembang karena berkah dan dukungan al-Quran sendiri, namun tak lama kemudian dari kemajuan saya, saya melamar pekerjaan dari kedutaan Iran di Kuala Lumpur. Kedutaan dalam banyak momen menghadiahkan karya-karya saya kepada para pemimpin, menteri dan para tamu undangan. Marzieh Afkham (duta Iran di Malaysia) juga menunjukkan hasrat baik terhadap karya tersebut.
Sekarang ini, sekitar 12 orang sibuk bekerja dalam kelompok kami, dimana para seniman dari Indonesia, Afganistan, Iran dan Malaysia, yang sebelumnya juga dari Pakistan dan bahkan Suriah bekerjasama dengan kami. Alhamdulillah kami memberikan ekfektivitas baik di Malaysia dan karya-karya kami mendapat sambutan baik.
Karya Kavand di tangan Mahattir Muhammad, mantan perdana menteri Malaysia bersama istrinya
Kavand bersama Raja Malaka
Hadiah Kavand kepada Menteri Ma'arif Islami Malaysia
Pertemuan Kavand dengan menteri luar negeri Iran Zarif dan Duta Iran, Maryam Afkham
IQNA: Sejauh manakah perkembangan Anda dalam memperkenalkan seni Iran Islam kepada masyarakat Malasyia? Desain Darul Quran sampai pada tahap mana?
Sekarang lebih dari 10 tahun, dengan karunia Allah swt, saya aktif mendekor sejumlah mushalla dan masjid dengan seni Iran Islam dan menghiasnya dengan ayat-ayat kalam Ilahi dan di akhir pekerjaan, ada perundingan dengan wali kota Malaka, dimana desain Darul Quran disepakati dan setelah melakukan beberapa perundingan diputuskan Insya Allah proyek tersebut akan dijalankan pada tahun 2017. Luas proyek ini seukuran lapangan hijau sepak bola dan dikarenakan termasuk tempat-tempat kota dan subyek daya tarik wisata turis merupakan subyek prioritas perkotaan di Malaysia; prakteknya agenda ini juga diafirmasi oleh raja Malaka, dimana fasilitas dan banyak ruang akan ditambahkan dalam koleksi ini.
Malaka memiliki kedudukan penting di Malaysia dan Islam memasuki Malaysia melalui kota tersebut dan para pedagang Iran dan India membawa agama Islam ke Malaysia, pelabuhan terpenting Malaysia adalah Malaka.
Darul Quran ini dibangun di pesisir Malaka, yang menjadi tempat rekreasi turis dan yang dengan karunia Allah akan dilakukan pekerjaan yang penting dan bernilai.
Dalam desain Darul Quran, kami akan menjalankan delapan surah al-Quran dalam delapan beranda, sekarang ini surah-surah tersebut belum jelas dan diputuskan dari surah-surah juz 30.
Raja Malaka yang berhasrat model pekerjaan ini dilakukan di beberapa tempat lainnya, seperti Perak, sejatinya Darul Quran merupakan awal untuk sebuah pekerjaan yang lebih besar.
IQNA: Katakan tentang upaya Anda untuk memasukkan jenis seni ini ke rumah-rumah masyarakat Malaysia dan perkantoran negara ini.
Terkait hal ini, harus saya katakan bahwa ubin keramik dalam pelbagai dimensi dalam bentuk tiga dimensi dan berhiaskan nama dan ayat-ayat Ilahi lah yang menyebabkan seni baru Iran Islam masuk ke rumah-rumah, sejumlah tempat dan kantor-kantor Malaysia. Metode ini baik dari aspek pasokan maupun dari aspek pelaksanaan merupakan hal pertama yang diketengahkan di negara ini dan sangat diminati oleh semua orang.
Kami ketengahkan desain dan gambar-gambar sesuai keinginan dan kecenderungan masyarakat Malaysia dan kami menggunakan warna-warna cerah, seperti ungu dan orange dalam karya tersebut, yang diminati oleh masyarakat.
IQNA: Bagaimanakah sambutan para pejabat Malaysia tentang karya Anda?
Papan-papan dengan warna dan pelbagai campuran serta ayat-ayat dan asma suci dan dengan pelbagai dimensi dan beragam harga hal ini telah menciptakan peluang untuk semua audien, dimana mereka dapat membeli karya seni Iran Islam ini di malaysia sesuai selera dan kemampuan ekonomi. Dari ubin keramik istimewa di sini adalah papan tiga dimensi Asmaul Husna, dimana sampai sekarang 6 raja propinsi di Malaysia telah membelinya.
Bahkan keluarga raja Malaysia juga menghadiahkan contoh dari kerja-kerja kami, kurang lebih kami sudah dikenal di Malaysia dan kurang lebih masyarakat malaysia mengkontak kami untuk melakukan pemesanan dan sejatinya sekali lagi karunia Allah meliputi kami dalam pekerjaan ini.
Banyak sekali desain yang disarankan kepada kami dan istri Dato' Sri Haji Najib Tun Razak, Perdana Menteri Malaysia memberikan saran desain taman al-Quran, tempat-tempat rekreasi, yakni di kursi-kursi, lampu dan air mancur dipasang dengan item-item al-Quran.
Desain alun-laun Asmaul Husan; sebuah alun-alun dengan 99 nama Allah juga disarankan kepada kami, dan jika syarat-syaratnya terpenuhi dan Allah membantu, maka akan digarap di masa mendatang.
IQNA: Sekarang ini Anda aktif di Malaysia dengan nama PARS CREATIVE DESIGN. Bisa dijelaskan tentang hal ini?
Perusahaan PARS CREATIVE DESIGN adalah sebuah perusahaan dimana kami telah mendaftar sejak awal di Malaysia, dan kami aktif dalam kancah arsitek dan seni Islam dengan nama perusahaan tersebut. Sampai sekarang perusahaan ini dikenal sebagai salah satu seni aktif dan arsitek Islam di Malaysia.
Kehadiran kami dalam puluhan pameran menjadikan para seniman dan para peminat mengenal seni Islam dan kami memiliki saran untuk mengimplementasikan desain-desain Islam di beberapa masjid di Korea Selatan, Indonesia, Brunei, dan Australia, dimana sampai sekarang kami sedang merancang dan berkonsultasi terkait hal ini.
IQNA: Apakah aktivitas-aktivitas Anda dapat meredam tindakan Syiahpobhia dan propaganda-propaganda anti Syiah?
Iya, harus saya katakan kami sekarang ini setidaknya mampu memoderasi gambaran-gambaran anti Syiah, yang dibimbing dengan investasi oleh Saudi. Kami memasukkan seni-seni Islam-Iran ke rumah-rumah masyarakat Malaysia dengan metode damai dan lembut.
IQNA: Bagaimanakah sambutan non muslim?
Para non muslim juga memakai papan dan karya-karya seni kita, semisalnya dalam sebuah pameran di Malaysia, kita menghadiahkan papan berhiaskan nama Allah kepada seorang Kristen dan papan surah At-Tauhid kepada seorang Yahudi Polandia, yang mendapat sambutan baik.
Dalam acara pembukaan salah satu rumah sakit di Malaka juga kami menghadiahkan ayat-ayat al-Quran dan Asmaul Husna, papan-papan kami biasanya berhiasakan kalimat La Ilaha Illa Allah, Muhammad Rasulullah, Ayat Kursi dan Empat Qul, yang di pelbagai majelis dan momen kami menghadiahkan untuk masyarakat Malaysia dan para peminat seni ini.
IQNA: Di Akhir, tolong jelaskan tentang pertemuan Anda dengan menteri luar negeri Iran di Malaysia?
Pertemuan ini terkait beberapa hari lalu, dimana Mohammad Javad Zarif, menteri luar negeri Iran pergi ke Malaysia untuk berpartisipasi dalam pertemuan para menteri luar negeri anggota OKI, guna mengkaji kondisi muslim Myanmar di Kualar Lumpur. Saya dalam perjalanan ini melayaninya dan saya mempersembahkan salah satu karya seni saya dengan nama papan menonjol berhiaskan nama Allah kepadanya.
(IQNA/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email