Pesan Rahbar

Home » » Cara Cebok Umar Bin Khattab Dalam Imam Al Baihaqi Dalam Sunan-nya, 1/111, Imam Ad Dâruquthni,1/61 dan Imam Al Muttaqi Al Hindi Dalam Kanz Al Ummmal, 9/519 Ini Bikin Ngakak!

Cara Cebok Umar Bin Khattab Dalam Imam Al Baihaqi Dalam Sunan-nya, 1/111, Imam Ad Dâruquthni,1/61 dan Imam Al Muttaqi Al Hindi Dalam Kanz Al Ummmal, 9/519 Ini Bikin Ngakak!

Written By Unknown on Monday, 20 February 2017 | 07:14:00

Ilustrasi Umar Bin Khattab

Ingin Tahu Bagaimana Cara Sayyidina Umar Bercebok Menurut Sunni?

Di antara yang selalu kita banggakan dari ajaran agama kita adalah ia mengajarkan kebersihan… Islam sangat perhatian kepada kebersihan, sampai-sampai ia dijadikan sebagian dari keimanan. Nabi saw. bersabda, “Kesebersihan itu sebagian dari keimanan.” Kebersihan yang ditekankan Islam meliputi seluruh aspek, kebersihan lingkungan, kebersihan badan dll. Untuk tujuan ini Islam mengajarkan kepada kitab bagiaman kita ber-istinja’. Kitab-kitab fikih Islam telah panjang lebar menjelaskan ajaran Islam tentang ber-istinja’.

Umat Islam sudah semestinya menjadi contoh teladan kebersihan dalam segala hal. Dan yang paling berhak mencontohkan kebersihan adalah Khalifahnya Nabi yang datang membawa agama kebersihan.

Lalu bagaimana Khalifahnya Nabi yang datang membawa agama kebersihan mempratikkan kebersihan? Bagaimana Sayyidina Umar ber-istinja’ dan bercebok? Ikuti tuntunan dan sunnah Sayyidina Umar dalam masalah ini!

Imam al Baihaqi dalam Sunan-nya, 1/111, Imam ad Dâruquthni,1/61 dan Imam al Muttaqi al Hindi dalam Kanz al Ummmal,9/519 melaporkan;

“Adalah Umar ibn al Khaththâb kencing sambil berdiri kemudian setelah selesai ia mengusap dzakarnya dengan batu atau selainnya… Yasâr, budak Umar berkata, ‘Adalah Umar jika kencing ia berdiri lalu berkata, ‘Ambilkan aku sesuatu dengannya aku beristinja’. Ia (Yasâr) berkata, ‘Maka aku ambilkan ia kayu atau batu. Atau kadang-kadang ia mendatangi tembok lalu ia usapkan dzakarnya dengannya atau ia usapkan ke tanah. Ia tidak pernah mencucinya dengan air.” Dan ini adalah riwayat tershahih dalam bab ini (kencingnya Umar) dan bab sebelumnya.”

Imam al Muttaqi al Hindi juga meriwayatkan dalam Kanz al Ummmal, 9/518, “Abdurrahman berkata, “Aku menyaksikan Umar kencing lalu setelahnya ia mengusap dzakarnya dengan tanah, dan setelahnya ia berkata, ‘Beginilah kami diajari.’”


Ibnu Jakfari Berkata:

Kata-kata Sayyidina Umar, ‘Beginilah kami diajari.’ mengundang tanda Tanya besar, siapa yang mengajarkan cara ber-istinja’ seperti itu, sebab yang dinukil para ulama Ahlusunnah menyalahinya?


Sayyidina Umar Mengajak Umat Islam Agar Kencing Berdiri

Sayyidina Umar bernostalgia,

“Nabi saw. melihat aku kencing berdiri, lalu beliau bersabda melarangku, ‘Hai Umar janganlah engkau kencing berdiri!’ setelah itu aku tidak lagi kencing berdiri.” Demikian diriwayatkan at-Turmudzi dalam Sunnan-nya pada bab 8: Larangan Kencing Berdiri,1/10 dan Ibnu Mâjah dalam Sunan-nya,1/112.

Benarkah Sayyidina Umar tidak mengulangi kebiasaan lamanya? Dokumnen di bawah ini agaknya membongkar kegemaran Sayyidina Umar menjalankan kebiasaan lamanya.. ia ternyata kembali kencing berdiri dan mengajak umat Islam rame-rame kencing berdiri, karena katanya, manfaatnya sangat besar, ketimbang harus mengikuti sunnah Nabi saw. yang melarangnya kencing berdiri! Sayyidina Umar berfatwa, “Kencing sambil berdiri itu lebih menjaga pantat adapun kencing sambil duduk/jongkok membuat pantat mengendur.” (al Baihaqi,1/102, Kanz al Ummal,9/520 dan Tuhfah al Ahwadzi,1/72)

Zaid ibn Wahb berkata, “Aku menyaksikan Umar kencing berdiri sambil membanggangkan antara kedua kakinya hingga aku kasihan.” (Kanz al Ummal,9/519).


Ibnu Jakfari:

Ma’af, kami tidak mengerti makna filosofis yang disampaikan Sayyidina Umar tentang manfa’at kencing berdiri dan bahaya kencing sambil jongkok, mungkin para ulama Ahlussunnah ada yang mengerti, tolong jelaskan untuk kami?!

Mungkin untuk melegalkan kebiasaan Sayyidina Umar yang kencing sambil berdiri, para sukarelawan pembuat hadis mengada-ngada bahwa Nabi saw. kencing sambil berdiri di tempat sampah orang lain!

Siapa tahu? Hanya Allah yang tahu dan tentunya juga si pembuat kepalsuan itu!

Tetapi istri tercinta Nabi saw. yang kata ulama Sunni Nabi saw. memerintah kita mengambil separoh ajaran agama kita dari Humairâ’ (panggilan manja Aisyah)… menentang keras tuduhan yang dialamatkan kepada Nabi saw. bahwa beliau kencing berdiri. Aisyah berkata, “Barang siapa mengabarkan kepadamu bahwa Nabi saw. kencing berdiri jangan dipercaya. Beliau tidak pernah kencing melainkan sambil duduk.” (HR at Turmudzi pada bab 8: Larangan Kencing Berdiri,1/10 hadis no.12) setelahnya at Turmudzi berkata, “Hadis Aisyah ini adalah hadis tershahih dalam bab ini.

Hadis ini juga diriwayatkan oleh Ahmad, an Nasa’i dan Ibnu Majah.

(Jakfari/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: