Sekretaris Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Rusli Effendi membantah pihaknya sengaja tidak memberikan tempat pada peserta aksi 21 Februari. Penutupan gerbang Masjid Istiqlal, kata Rusli, dilakukan sejak pukul 21.30 WIB hingga 03.40 WIB menjelang ibadah salat Subuh. Hal ini, menurutnya, sudah dilakukan sesuai aturan (SOP) sejak 2002.
Pada kondisi tertentu, lanjut Rusli, peziarah diperbolehkan menginap dengan mendapat izin dari petugas keamanan. Bila tidak, menurutnya, peziarah tidak diperbolehkan menginap.
”Kami pada malam 20 Februari sudah menyampaikan kepada peziarah, dan mereka mengerti. Dengan kesadaran mereka meninggalkan area Masjid Istiqlal,” ujar Rusli Effendi di sela-sela acara Milad Masjid Istiqlal, di Jakarta, Selasa (21/2).
Lebih jauh Rusli menjelaskan, pada aksi-aksi bela Islam sebelumnya, BPPMI selalu mendapatkan pemberitahuan dari pihak pelaksana aksi bela Islam. Tapi pada rencana aksi Bela Islam 212 jilid II, BPPMI tidak mendapatkan pemberitahuan. Dia menambahkan, pada pelaksanaan ibadah sholat subuh, diikuti oleh sedikitnya 240 jamaah.
”Jadi sekali lagi, tidak benar berita-berita di Medsos, isu itu sangat provokatif. Jadi umat jangan terpengaruh. Kami tetap berkhidmah kepada umat dan mengedepankan persatuan dan kesatuan bangsa agar kenyamanan beribadah tetap terjaga,” jelasnya.
Direktur Warisan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadjanuddin Ramly menegaskan, demi keamanan cagar budaya, pemerintah telah menetapkan peraturan dalam Undang-undang Cagar Budaya. Ini, menurutnya menjadi pengawal keutuhan dan kelestarian kebudayaan.
Hal yang sama dikatakan oleh Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar. Dia mengatakan, Masjid Istiqlal adalah simbol kemerdekaan, pencerahan umat dan representatif bangsa yang besar. Menurutnya, selain Turki dan Arab Saudi, negara Indonesia menjadi tiga negara dengan umat Islam terbesar yang masuk dalam organisasi G-20.
Nasaruddin menyebutkan, agama Islam bukanlah agama teroris. Tetapi Islam bisa memparalelkan dengan HAM, dengan kesetaraan gender dan ekonomi modern. ”Masjid Istiqlal adalah simbol bangsa Indonesia, bukanlah simbol umat Islam saja,” katanya.
(JPNN/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email