Muslim Rohingya (sea-globe)
Sementara, Juru bicara presiden Myanmar, Zaw Htay, mengatakan bahwa para petinggi militer melaporkan jumlah yang tewas kurang dari 100 orang.
Lebih dari 1.000 warga muslim Rohingya tewas selama beberapa bulan terakhir akibat operasi militer di Negara Bagian Rakhine, Myanmar.
Perkiraan angka itu dikeluarkan oleh lembaga perwakilan PBB di Bangladesh yang jauh lebih besar dibandingkan perkiraan sebelumnya, demikian menukil laporan BBC, Kamis, 09/02/17.
Jumlah tersebut didapat dari kesaksian para pengungsi yang melarikan diri selama empat bulan terakhir.
Mengutip laporan kantor berita Reuters dari keterangan dua pejabat senior dari lembaga PBB itu menyebut, hampir 70.000 warga muslim Rohingya melarikan diri dari tanah mereka.
Masyakakat dunia pun diyakini belum mengetahui secara utuh kedalaman krisis yang terjadi terhadap muslim tersebut.
Sementara, Juru bicara presiden Myanmar, Zaw Htay, mengatakan bahwa para petinggi militer melaporkan jumlah yang tewas kurang dari 100 orang.
Lebih jauh, Zaw Htay pun dimintai komentarnya tentang perkiraan jumlah korban versi PBB tersebut.
"Jumlah versi mereka jauh lebih besar dibanding angka yang kita catat. Kita harus memeriksa fakta di lapangan," kilah dia.
Pemerintah Myanmar berdalih, langkah yang diambil terhadap kelompok muslim Rohingya adalah bagian dari operasi memberantas pemberontakan.
Pekan lalu, Kantor Hak Asasi Manusia PBB menyebut, militer Myanmar telah melakukan pembunuhan massal dan pemerkosaan berkelompok terhadap warga muslim Rohingya.
Disebutkan, kekerasan yang dialami oleh kelompok muslim Rohingya itu dianggap sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Sebelumnya, Paus Fransiskus melontarkan kritikan terhadap kekejaman yang dialami warga muslim Rohingya di Myanmar dan menyebut bahwa muslim Rohingya disiksa dan dibunuh hanya karena ingin hidup menjalani keyakinan muslim mereka.
Seperti dilansir Reuters, Rabu, 08/02/17, dalam khotbah mingguan di Vatikan, Paus menanggapi laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyebut tentara dan polisi Myanmar melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan bergiliran dan membakar desa-desa Rohingya.
"Mereka (Rohingya-red) menderita bertahun-tahun, mereka disiksa, dibunuh hanya karena mereka ingin menjalani budaya dan keyakinan muslim mereka," ujar Paus Fransiskus.
"Mereka diusir dari Myanmar, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya karena tidak ada yang menginginkan mereka. Tapi mereka orang-orang baik, orang-orang cinta damai. Mereka bukan Kristen. Mereka orang baik. Mereka adalah saudara kita," imbuhnya masih merujuk pada muslim Rohingya.
(BBC/Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email