Pesan Rahbar

Home » » Tak Sengaja, Serangan Udara Rusia Tewaskan 3 Tentara Turki

Tak Sengaja, Serangan Udara Rusia Tewaskan 3 Tentara Turki

Written By Unknown on Friday, 10 February 2017 | 23:50:00

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Kanan) dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengambil bagian dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan di Istanbul, 10 Oktober 2016. (Foto: AP)

Moskow telah “menyatakan belasungkawa” kepada Ankara atas serangan yang tidak disengaja yang telah tewasnya tiga tentara Turki dalam serangan udara kontra-terorisme Rusia di Suriah.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin telah menelepon presiden Turki Recep Tayyip Erdogan Kamis (9/2/17) untuk membahas insiden di kota al-Bab Suriah tersebut, tempat kedua negara itu sedang melakukan operasi.

Selama panggilan telepon, Putin “menyatakan belasungkawa kepada rekannya atas insiden yang terjadi Kamis pagi, ketika prajurit Turki tewas akibat serangan udara inkoordinasi Angkatan Udara Rusia melawan teroris selama operasi bersama untuk membebaskan al-Bab” dari kelompok teror Takfiri Daesh, kata Peskov.

Dia lebih lanjut mencatat bahwa dua pejabat telah sepakat untuk meningkatkan koordinasi militer melawan Daesh di Suriah dan secara aktif mencoba untuk memajukan Astana dan Jenewa pembicaraan damai di Suriah.

Sementara itu, militer Turki mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa pemimpin Rusia telah menyuarakan “kesedihannya” atas “kecelakaan” tersebut.

Sebuah pesawat perang Rusia, yang menargetkan teroris Daesh di al-Bab, “tidak sengaja menghantam sebuah bangunan yang digunakan oleh unit Angkatan Darat Turki,” yang menewaskan tiga tentara dan melukai 11 orang lainnya, terbaca dalam pernyataan itu.

Moskow meluncurkan kampanye melawan Daesh dan teror lainnya di Suriah atas permintaan pemerintah Damaskus pada September 2015.

Pesawat jet Rusia Su-25 mempersiapkan diri untuk mendarat setelah kembali dari Suriah di sebuah pangkalan udara Rusia di Primorsko-Akhtarsk, Rusia, 16 Maret 2016. (Foto: AP)

Turki juga telah mulai melakukan intervensi militer besar di Suriah pada bulan Agustus dengan mengirim tank dan pesawat tempur di perbatasan, dalam sebuah langkah yang dikecam oleh Damaskus sebagai pelanggaran kedaulatan.

Erdogan mengatakan pada saat itu bahwa operasi, yang dijuluki Efrat Shield, ditujukan untuk “kelompok teror” seperti Daesh dan Uni Partai Demokrat (PYD), sebuah kelompok Kurdi yang didukung AS yang berbasis di Suriah.

Pada bulan November 2015, Turki menembak jatuh sebuah jet Rusia di atas langit Suriah mengklaim bahwa mereka telah menyeberang ke wilayah udara Turki. Seorang pilot Rusia kehilangan nyawanya dalam serangan itu.

Para pejabat militer Rusia berdiri meyambut peti mati Letnan Kolonel Oleg Peshkov yang setelah jenazahnya diangkut dari Turki, pada upacara pagi di bandara militer Chkalovsky luar Moskow, 30 November 2015. (Foto oleh AP )

Hubungan antara Moskow dan Ankara memburuk setelah Erdogan awalnya menolak untuk meminta maaf atas serangan itu, mendorong Kremlin untuk memberlakukan serangkaian sanksi terhadap Turki.

Namun, kedua belah pihak memperbaiki hubungan mereka tahun lalu setelah Presiden Turki akhirnya meminta maaf ke Moskow. Rusia dan Turki, bersama dengan Iran, kini bertindak sebagai mediator dalam menghidupkan kembali pembicaraan damai antara pemerintah dan kelompok oposisi di Damaskus.

(AP/Mahdi-News/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: