Autoritas Regulasi Pariwisata Kenya (TRA) sedang mengembangkan standar halal untuk melakukan sertifikasi fasilitas perhotelan. Langkah ini diambil untuk menargetkan jumlah wisawatan Muslim yang akan berkunjung ke negara tesebut. Dengan adanya sertifikasi ini, maka akan menguntungkan wisatawan Muslim.
Dirjen TRA Lagat Kipkoris mengatakan, industri pariwisata halal merupakan pasar yang mengalami perkembangan begitu cepat. Pada 2015 lalu Kenya menerima 40.875 turis dari Uni Emirat Arab. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 24.828.
Dalam mengembangkan standar sertifikasi halal , TRA akan bekerjasama dengan Biro Pelayanan yang ada di negara tersebut. TRA akan mempresentasikan draf standar minimum untuk investor hiburan dan pemangku kepentingan di seluruh negeri sehingga mereka dapat menyampaikan pandangan untuk meningkatkan pelayanan terhadap wisatawan. Selain itu TRA akan melibatkan 47 pemerintah kabupaten dalam proses perumusan standar karena mereka akan menerbitkan izin penyedia layanan hiburan.
"Kami telah mengembangkan rencana rinci yang memerlukan penyusunan, keterlibatan stakeholder, persiapan jaminan kualitas dan pelatihan," ujar Kipkorir seperti dilansir businessdailyafrica.com (2/2).
Kipkorir menjelaskan, proses pengembangan standar memakan waktu sekitar enam bulan sehingga proses sertifikasi halal akan berlaku awal tahun depan. Nantinya, pedoman yang diusulkan harus mencakup layanan katering maupun akomodasi lainnya.
Penyusunan standar ini menjadi penting karena Kenya akan menjadi tuan rumah Konferensi Halal Internasional akhir tahun ini. Sehingga, jumlah pengunjung muslim yang akan datang ke negara tersebut mengalami peningkatan.
Oktober tahun lalu, TRA telah mengumumkan kepada wisatawan muslim terkait hotel-hotel yang dapat mereka nikmati selama liburan. Hotel-hotel tersebut memiliki resor, pondok-pondok dan kamp-kamp.
(Business-Daily-Africa/Republika/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email