Yemeni starved kid held by his helpless mother.
Kelompok-kelompok kemanusiaan pada Rabu (22/3) menuntut untuk akses ke warga sipil yang di ambang kelaparan di Yaman, menggambarkan dua tahun perang yang dipimpin Saudi di negara Arab itu sebagai “pembantaian terbuka”.
“Bom-bom yang menghujankan setiap hari di Yaman menunjukkan penghinaan mutlak bagi kehidupan sipil,” Jean-Pierre Delomier dari Handicap International mengatakan dalam sebuah pernyataan bersama dengan lima kelompok bantuan lainnya.
“Setiap hari tim kami, ketika mereka berhasil mencapai warga, melihat tekanan fisik dan psikologis warga sipil yang trauma,” tambahnya. “Pembantaian terbuka ini tidak bisa ditolerir dan tidak layak di era kita.”
Sejumlah 19 juta orang, atau 60 persen dari populasi, menghadapi kerawanan pangan termasuk tiga juta perempuan dan anak-anak yang menderita gizi buruk, kata enam kelompok.
Helene Queau dari Premiere Urgence Internationale mengatakan pada konferensi pers di Paris bahwa Yaman adalah “salah satu negara ... dimana kelompok-kelompok kemanusiaan memiliki kesulitan yang paling berat.”
Infrastruktur transportasi “sebagian atau seluruhnya hancur, akses ke bandara dan pelabuhan sangat rumit, dan pemboman oleh koalisi Arab membatasi gerakan,” kata Queau, kepala operasi kelompok.
Kehadiran Al-Qaeda di Semenanjung Arab menimbulkan risiko keamanan tambahan, katanya.
Yaman telah di bawah agresi brutal oleh koalisi pimpinan Saudi sejak 26 Maret 2015.
Ribuan telah syahid dan terluka dalam serangan itu, dengan sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Riyadh meluncurkan serangan terhadap Yaman dalam upaya untuk mengembalikan kekuatan untuk mantan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang merupakan sekutu dekat ke Arab Saudi.
(Islam-Times/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email