Penyelenggaraan dialog Astana dengan melibatkan pemerintah Suriah dan kubu anti Damaskus serta tiga negara penjamin gencatan senjata mencakup Iran, Rusia dan Turki hingga kini mampu menciptakan gencatan senjata relatif di Suriah.
Terlepas dari apa yang telah terjadi, perundingan “Astana” akan terus dilanjutkan, namun Turki menuduh adanya sabotase dalam perundingan tersebut.
Hal itu disampaikan Doktor Bashar al-Jakfari, Kepala Utusan Perundingan Suriah pada pertemuan “Astana 3” saat bertemu dengan Delegasi Rusia. Dijelaskannya, pihak Turki mencoba untuk menghalang-halangi keberhasilan perundingan Astana, dan kami tahu bahwa ketidak hadiran kelompok-kelompok bersenjata dalam pertemuan ini karena masalah ini, dimana ini semua berkat arahan yang dilakukan Turki.
Namun, proses politik memiliki tanggung jawab politiknya, oleh karena itu kami akan terus melanjutkan komunikasi positif dengan pihak Rusia dan juga Iran, dan besok kami akan melanjutkan perundingan yang bisa dibilang tidak resmi, mau tidak mau kami akan melakukan langkah ini, jelasnya.
Sementara itu, berdasarkan berbagai laporan, penyelenggaraan dialog Astana dengan melibatkan pemerintah Suriah dan kubu anti Damaskus serta tiga negara penjamin gencatan senjata mencakup Iran, Rusia dan Turki hingga kini mampu menciptakan gencatan senjata relatif di Suriah.
Dialog pertama perdamaian Suriah di Astana digelar 23-24 Januari 2017 dan babak kedua pada 14-16 Februari 2017.
Krisis Suriah meletus sejak tahun 2011 seiring dengan serbuan besar-besaran kelompok teroris dukungan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menggulingkan pemerintahan legal Bashar al-Assad.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email