Ardian Syaf dikenal sebagai komikus handal, namanya sudah diakui industri komik internasional. Hampir 10 tahun lamanya, dia berkecimpung di dua penerbitan komik dunia, Marvel dan DC Comics. Namanya pula masuk dalam jajaran komikus andalan penerbit asal Amerika Serikat itu.
Pria yang akrab disapa Aan itu kini hangat diperbincangkan gara-garanya komik terbitan Marvel 'X-Men Gold #1'. Dia menyisipkan beberapa 'pesan' terkait Aksi Damai 212 dan kisruh Surat Al Maidah 51 dengan angka 'QS 5:51' di beberapa halaman komik yang dirilis 5 April 2017 itu.
Pria kelahiran Desa Tenggur, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur memulai kariernya di industri komik pada 2007 silam.
Lantaran bekerja di bawah dua nama besar penerbitan komik dunia, jasa gambarnya pun tak diragukan lagi. Aan dihargai hingga US$ 300 per lembar. Sederet komik superhero yang pernah digarapnya adalah 'Superman/Batman nomor 68-71, Green Lantern Corps nomor 49-52, Brightest Day nomor 0-25, dan Batgirl nomor 1'.
Marvel mengatakan telah menjatuhkan sanksi dan menyebut bahwa yang dilakukan Ardian Syaf bertentangan dengan nilai-nilai Marvel dan sikap X-Men sejak diciptakan.
Yang dipermasalahkan adalah menyangkut sejumlah halaman di sebuah komik Marvel berjudul X-Men Gold #1. Di situ Ardian Syaf yang bertugas sebagai penggambar, menyusupkan berbagai referensi terkait kontroversi Al Maidah 51 yang menyeret Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, ke pengadilan, serta unjuk rasa besar-besaran kalangan Islam radikal pada 2 Desember 2016 yang kemudian disebut sebagai aksi 212.
Al Maidah 51 disusupkan di baju Colossus, seorang tokoh X-Men yang sedang bermain baseball, dengan tulisan QS 5:51 -atau Quran Surat Al Maidah 51 di dadanya.
Sementara Aksi 212 dimunculkan sebagai grafiti di dinding sebuah gedung, saat Kitty Pryde menyerukan toleransi kepada sekelompok manusia -dan di kejauhan, namun terletak persis di pinggir kepala Kitty Pride, seorang mutan Yahudi, tertulis kata Jewelry (sebagai papan nama toko perhiasan) dengan penekanan pada Jew, atau Yahudi.
Menyusul kontroversi itu, Ardian Syaf justru memajang gambar asli karyanya yang dipermasalahkan itu sebagai sampul laman Facebook miliknya. Ia juga memampang diskusinya dengan seorang pengeritiknya, yang di dalamnya Ardian Syaf memapar pembelaan diri.
Komikus asal Tulung Agung itu menulis bahwa ia sudah menjelaskan kepada Marvel apa yang dia lakukan.
Disebutkan, dalam bahasa Inggris yang tidak terlalu baku, bahwa QS 5:51 mengacu pada Al Maidah 51 dan 212 mengacu pada 'aksi damai 2 Desember 2016, yang dilakukan karena 'seorang gubernur melakukan penistaan terhadap Kitab Suci kami, dan polisi tak memperlakukannya sebagai penista... Ada tujuh juta orang yang melakukan aksi damai ini.'
"QS 5:51 adalah ayat yang ia olok-olok. Ini sangat membekas dalam ingatan saya."
Dalam percakapan yang diposting di laman Facebooknya, Ardian Syaf menyebut bahwa halaman yang jadi masalah itu digambar sepulang mengikuti aksi 212
Ia juga menyebut, menuliskan referensi terkait aksi 212 dan Al Maidah 51 itu setelah turut serta dalam unjuk rasa 2 Desember 2016.
Marvel menjelaskan kekecewaannya, bahwa di komik itu disusupkan pesan anti pemimpin Kristen dan Yahudi 'dalam terjemahan Indonesia tertentu Al Maidah 51.'
Lalu Marvel pun memapar bahwa X-Men diciptakan oleh dua seniman Yahudi Stan Lee dan Jack Kirby, two Jewish creators, dan penulis X-Men Gold #1 adalah seorang Yahudi.
"Bahkan dalam konteks (komik itu), X-Men dipimpin oleh Kitty Pryde, seorang Yahudi, ... Sahabat (tokoh X Men) Colossus, Nightcrawler, adalah pendeta Katolik, dan anggota tim itu."
GNPF MUI Temukan Indikasi Pelecehan 'QS 5:51' di Komik X-Men
Kemunculan 'QS 551' dan '212' di salah satu komik Marvel berjudul 'X-Men Gold #1' menjadi perhatian Gerakan Nasional Pembela Fatwa (GNPF) MUI. Pihak yang menjadi inisiator gerakan aksi damai '212' ini menilai ada indikasi pelecehan.
"Kami sudah mengetahui mengenai komik tersebut. Kami sudah menelaah dan ada indikasi pelecehan Surat Al Maidah 51," ujar anggota tim advokasi GNPF MUI, Kapitra Ampera dalam perbincangan, Kamis (9/4/2017).
Pelecehan yang dimaksud adalah dimasukkannya tulisan 'QS 5:51' ke dalam komik. Menurut Kapitra, QS 5:51 yang merujuk pada Surat Al Maidah 51 itu tidak seharusnya sembarangan dimasukkan ke dalam komik.
"Kita lihat di situ, QS 5:51 ditulis di pakaian yang seperti itu. Padahal Al Maidah 51 ini kan mengandung kesakralan," kata Kapitra.
Menurut Kapitra dimasukkannya QS 5:51 di baju salah satu tokoh komik, tidak relevan dengan Surat Al Maidah. Dia juga menyorot mengenai angka '212' yang selama ini menjadi nama aksi damai pada 2 Desember 2016 silam.
"Sama sekali tidak mereprenstasikan surat Al Maidah. Konteksnya bisa lain," ujar Kapitra.
GNPF MUI Apresiasi Komikus X-Men 'QS 5:51'
Menurut Kapitra, angka 551 tidak bisa ditafsirkan begitu saja sebagai surat Al Maidah. Sedangkan angka 212 di dalam komik tersebut, itu hanya mengisi space kosong.
"Jadi GNPF tidak menganggap itu sebagai pelecehan dan mengapresiasi itu, sebagai karya seni yang menstimulasi orang untuk berimajinasi dan berasumsi berbeda-beda," ujar Kapitra.
"Kita harus hargai setiap karya seni manusia sebagai sesuatu yg dinamis dari kebutuhan hidup tidak seluruhnya dari kebutuhan hidup harus di penuhi oleh ruang politik," sambungnya.
Bagaimana menurut anda?
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email