Pesan Rahbar

Home » » FBR Dukung Pasangan Basuki-Djarot

FBR Dukung Pasangan Basuki-Djarot

Written By Unknown on Wednesday, 12 April 2017 | 00:03:00


KEDATANGAN calon Wakil ­Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat disambut anggota Forum Betawi Rempug (FBR) waktu blusukan di Jalan Sentra Timur, Pulogebang, Jakarta Timur, ­kemarin.

Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Coblos Djarot Nomor 2’. Djarot menghampiri mereka sambil bersalaman.

Djarot tak menyangka dapat dukungan dari komunitas yang terkenal kontra dengan pasangan petahana Basuki-Djarot.

“Kata siapa FBR enggak dukung kita. Banyak yang dukung kita,” kata Djarot.

Djarot saat blusukan ditemani Ketua RW 08, kelurahan Pulogebang, Yamin. Ia ternyata merupakan Ketua Gardu FBR daerah setempat.

Djarot menegaskan anggapan bahwa FBR bermusuhan dengan Basuki-Djarot itu salah. Dukungan tersebut membuktikan hubungan FBR dan Basuki-Djarot baik-baik saja. “FBR teman kita juga, sahabat kita juga, enggak benar FBR musuhin Basuki-Djarot,” ucapnya.

Djarot juga melihat anggota FBR tak hanya orang Jakarta. Contohnya Yamin, ia asli dari Kebumen.

“Makanya saya kaget Forum Betawi Rempug bisa ngomong bahasa Jowo,” tutur Djarot.

Dalam dialog itu, warga minta bantuan Djarot untuk memutihkan lahan mereka. Pasalnya, lahan mereka diakui pula oleh perusahaan plat merah Perum Perumnas.

Yamin mengakui warga RW 08 kesulitan mengajukan program Prona (Proyek Organisasi Nasional Agraria) milik Badan Pertanahan Nasional (BPN). Sebab, lahan sudah diklaim milik Perumnas.

“Kami warga RW 08 minta tolong pada bapak wagub dan Hasbiyallah Ilyas secepatnya pemutihan di wilayah sini. Ada SK pembentukan Badan Sentra Primer Baru yang sudah dibubarkan Pak Jokowi, SK itu yang digunakan BPN, ada kerja sama Perumnas dan sentra primer baru.”

Padahal, kata Yamin, banyak warga di situ asli Betawi yang sudah tinggal lebih dari 25 tahun lamanya. Mereka memiliki surat asli jual beli, girik, dan PBB.

Ia menegaskan warga setempat bukan warga liar. Mereka hanya membutuhkan sertifikat lahan yang resmi dari pemerintah. “Warga sini berharap secepatnya bapak menjabat. Banyak SK yang diberikan Perumnas cacat hukum,” ujar Yamin.

Mendengar keluhan itu, Djarot mengungkapkan sebelumnya ia sudah mau memanggil pihak Perumnas terkait dengan penanganan rumah susun di Klender. Namun, ia sudah keburu harus cuti kampanye putaram kedua.


Cerita lucu

Dalam blusukan ini, Djarot juga menceritakan pengalamannya saat pengajian di Saung Rawalele, Jalan Peta Barat, Kalideres, Jakarta Barat, dua hari lalu.

Djarot mengatakan ada pengajian tandingan sebagai bentuk penolakan terhadapnya.

Pengajian tandingan dilakukan tak jauh dari tempat Djarot pengajian. Akan tetapi, ada hal yang membuat Djarot geleng-geleng. Pengajian tandingan itu dilangsungkan di masjid besar, namun hanya menggunakan kaset.

“Pengajian tandingan, tapi pakai kaset pengeras suara saja, Jamaahnya enggak ada. Saya ketawa saja,” ucap Djarot.

Djarot sempat berpikir pengajian itu sungguhan. Sebab, suara lantunan ayat suci itu terdengar keras di telinga.

“Kan diputar saja kencang banget. Saya pikir pengajian betul. Tahunya itu kaset,” ucap Djarot. (P-2)

(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: