Foto: Marco Kusumawijaya (Tribunnews.com)
Medsos dihebohkan dengan cuitan Staff ahli sinkronisasi Anies Baswedan dan Sandiaga Uno soal pemindahan ibukota. Beawal dari salah catu cuitannya, Marco Kusumawijaya menulis, Kira2 korupsi meningkat kah kalau kantor2 pmrnth pindah k Kalimantan? Apkh media akan buka kantor di sana? Atau biar monyet2 yg jd saksi?
Sontak saja warga setempat tidak terima karena membaca cuitan tersebut diibaratkan penduduk setempat adalah monyet.
Berikut kutipan protes netizen yang masih saja berlanjut hingga detik berita ini diturunkan, anda bisa mengetik di kolom search 'marco monyet' maka semua cuitan tentang reaksi netizen akan muncul.
Atas kemarahan netizen Marco Kusumawijaya sudah meminta maaaf dan menjelaskan sebagai berikut:
PEMINDAHAN IBUKOTA KE KALIMANTAN
Tweet saya di bawah menyebabkan sebagian orang tersinggung. Di sebelahnya tweet minta maaf dan penjelasan.
Asumsi saya adalah bahwa pusat pemerintahan baru itu tentu perlu lahan luas. Mungkin seluas Kebayoran Baru, 700an Ha.
Kemungkinan besar lahan seluas itu hanya akan terdapat di kawasan yang masih kosong tidak berpenduduk, sehingga mungkin sekali akan jauh dari jangkauan publik dan media. Kecuali kalau media lalu membuka kantor-kantor cabangnya juga di dalam kawasan baru ini. Dalam konteks ini saya menyebut mungkin monyet saja yang dapat menyaksikan. (Ada komentar di Twitter: Itupun kalau monyet nya tidak tersingkir karena proses pembangunan).
Kita tahu di kota Jakarta saja, di gedung-gedung yang dekat dengan keramaian dan jangkauan media, transaksi korupsi masih terjadi. Maka sejatinya saya khawatir kalau pusat pemerintahan jauh dari pusat keramaian dan jangkauan publik serta media. Yang bertransaksi akan datang dari seluruh Indonesia, bukan (hanya) dari Kalimantan.
(Info-Teratas/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email