"Saya berumur 20 tahun, saya memiliki banyak mimpi, tapi tidak ada lagi kehidupan setelah apa yang saya saksikan di Al-Aqsa."
Beberapa jam sebelum berangkat untuk menyerang kemarin malam lalu, Umar al-Abid menulis status dalam bahasa Arab di akun Facebooknya: "Saya berumur 20 tahun, saya memiliki banyak mimpi, tapi tidak ada lagi kehidupan setelah apa yang saya saksikan di Al-Aqsa."
Sehabis salat Jumat kemarin, sekitar tiga ribu warga Palestina di Yerusalem Timur dan seantero Tepi Barat bentrok dengan aparat keamanan Israel. Tiga orang Palestina tewas dan 300 lainnya cedera.
Berbekal sebilah pisau, Umar pergi dari rumahnya di kota kecil Khobar menuju Halmisy, permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Keluarga bakal menjadi sasaran serangan saat itu tengah makan malam buat menyambut Shabbat. Umar tiba-tiba masuk dan langsung menyerang tuan rumah.
Salah satu perempuan berhasil menyelamatkan anak-anak dan bersembunyi di dalam sebuah ruangan, lantas menelepon polisi.
Umar berhasil menikam suami istri berusia 60-an tahun dan dua anak mereka berusia 40-an tahun. Petugas medis bergegas melarikan mereka ke pusat kesehatan Shaare Zedek di Yerusalem, tapi hanya sang istri bisa diselamatkan.
Tentara sedang cuti mendengarkan teriakan dari rumah korban segera ke sana dan menembak pelaku. Umar kemudian dirawat di Rabin Medical Center di Petah Tikva.
Pasukan keamanan Israel menyimpulkan Umar terkait dengan Hamas namun bukan anggota aktif. Kepada penyidik, dia mengaku membawa pisau untuk menyerang polisi Israel dalam bentrokan di sekitar Al-Aqsa.
(Haaretz/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Umar al-Abid, pembunuh tiga warga Israel di Tepi Barat. (Foto: Haaretz)
Beberapa jam sebelum berangkat untuk menyerang kemarin malam lalu, Umar al-Abid menulis status dalam bahasa Arab di akun Facebooknya: "Saya berumur 20 tahun, saya memiliki banyak mimpi, tapi tidak ada lagi kehidupan setelah apa yang saya saksikan di Al-Aqsa."
Sehabis salat Jumat kemarin, sekitar tiga ribu warga Palestina di Yerusalem Timur dan seantero Tepi Barat bentrok dengan aparat keamanan Israel. Tiga orang Palestina tewas dan 300 lainnya cedera.
Berbekal sebilah pisau, Umar pergi dari rumahnya di kota kecil Khobar menuju Halmisy, permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Keluarga bakal menjadi sasaran serangan saat itu tengah makan malam buat menyambut Shabbat. Umar tiba-tiba masuk dan langsung menyerang tuan rumah.
Salah satu perempuan berhasil menyelamatkan anak-anak dan bersembunyi di dalam sebuah ruangan, lantas menelepon polisi.
Umar berhasil menikam suami istri berusia 60-an tahun dan dua anak mereka berusia 40-an tahun. Petugas medis bergegas melarikan mereka ke pusat kesehatan Shaare Zedek di Yerusalem, tapi hanya sang istri bisa diselamatkan.
Tentara sedang cuti mendengarkan teriakan dari rumah korban segera ke sana dan menembak pelaku. Umar kemudian dirawat di Rabin Medical Center di Petah Tikva.
Pasukan keamanan Israel menyimpulkan Umar terkait dengan Hamas namun bukan anggota aktif. Kepada penyidik, dia mengaku membawa pisau untuk menyerang polisi Israel dalam bentrokan di sekitar Al-Aqsa.
(Haaretz/Al-Balad/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email