Pesan Rahbar

Home » » Mengintip Istana Peninggalan Budaya Islam di Republik Krimea

Mengintip Istana Peninggalan Budaya Islam di Republik Krimea

Written By Unknown on Wednesday 5 July 2017 | 13:41:00


Selama lebih dari 200 tahun, Istana Bakhchisarai di Krimea menjadi pusat kegiatan politik Kekhanan Krimea. Setiap pemimpin baru membangun bangunan baru, mengabadikan nama, dan membentuk gedung yang kita dapat lihat hari ini.

Menurut Wakil Direktur Museum Peninggalan Bakhchisarai Krimea Anna Polkanova, Istana ini bukan hanya tempat tinggal untuk para Khan – sebutan raja untuk beberapa negara Islam. DI kompleks Istana, kata Anna, ada juga lima tempat lain yang disebut Istana-istana Kecil. “Namun tempat utama untuk raja Krimea adalah Istana Bakhchisarai yang dibangun atas perintah Sahib I Giray,” katanya seperti dilansir kantor berita Rusia rbth.com, 4 Juli.

Banyaknya air mancur dan taman mengingatkan pada nama istana: dalam bahasa Tatar Krimea, bakhchisarai berarti istana taman. Perkebunannya, tempat di mana orang dapat beristirahat dan menyejukkan diri, merepresentasikan ide “surga dunia”.

“Istana dibangun dengan gaya arsitektur khas Krimea saat itu. Selain markas pemerintahan, ia memuat apartemen pribadi Khan dan keluarganya, perpustakaan, masjid, dan bangunan lain,” kata Anna.


Masih dari laporan RBTH, Balai Divan adalah salah satu bangunan paling impresif di istana. Di sana, isu-isu paling penting di Kekhanan dibahas. Khan akan duduk di singgasananya, yang diselimuti kain oranye dan dengan dekorasi sulaman emas. Orang-orang kepercayaan Khan diizinkan untuk duduk di sofa rendah, dan para penasihatnya duduk di kursi yang menempel dinding. Balai tersebut saat ini masih memiliki kaca berwarna dan atap berukiran khas abad ke-16.

Arsitek ternama Tatar Krimea, Omer, juga dulu bekerja di istana. Hasil lukisannya masih bisa dilihat di Masjid Big Khan dan Gazebo Musim Panas. Di abad ke-18, Omer membangun kembali gazebo tersebut, dengan menambah satu lantai lagi untuk Peti Emas.

Orang-orang monarki Rusia sering datang ke Bakhchisarai. Catherine yang Agung menghabiskan tiga hari di sini. Sebagai tanda kunjungannya, sebuah rambu jalan diciptakan, disebut “Perjalanan Catherine”, menandakan perjalanan sang permaisuri dari Sankt Peterburg ke Krimea.

Selanjutnya Alexander I, Alexander III, dan, pada 1912, Nicholas II datang mengunjungi istana. Monumen peringatan untuk para tsar Rusia masih berdiri hari ini. Pada 1913, saat peringatan 300 tahun Wangsa Romanov, penduduk Bakhchisarai membangun sebuah air mancur, yang menjadi awal dibentuknya monumen-monumen serupa untuk peringatan tersebut.

Saat ini bangunan Istana Bakhchisarai adalah monumen unik yang menyimbolkan arsitektur Tatar Krimea. Ia didirikan pada pertengahan abad ke-16. Struktur paling pertama di wilayah istana, yaitu bak mandi Sarah Guzel dan Masjid Big Khan, dibuat tahun 1530. Sebuah pondok khusus dibangun untuk para penguasa dengan dekorasi kaca berwarna dan ubin Iznik. Menariknya, masjid tersebut masih beroperasi saat ini.

Seperti diketahui, Republik Krimea adalah negara Federasi Rusia yang mengklaim sebagian besar Semenanjung Krimea di Laut Hitam. Wilayah ini dulunya dikenal sebagai Republik Otonom Krimea sampai disatukan dengan kota Sevastopol. Kedua wilayah ini kemudian menyatakan kemerdekaannya dari Ukraina sebagai satu bangsa yang bersatu.

Bangsa ini kemudian meminta bergabung dengan Rusia dan diterima secara terpisah: satu untuk Republik Otonom Krimea dan satu lagi untuk Sevastopol. Subjek federal ini sebenarnya sama seperti bekas Republik Otonom Krimea, namun kali ini merupakan subjek federal Rusia alih-alih republik otonom Ukraina. Penggabungan ini diratifikasi oleh Presiden Vladimir Putin melalui pengesahan Perjanjian Adopsi pada tanggal 21 Maret 2014.

Akan tetapi, status republik ini diperdebatkan karena hanya Rusia yang mengakui kemerdekaan yang dideklarasikan oleh Republik Otonom dan Sevastopol sekaligus penggabungan keduanya ke Federasi Rusia. Beberapa negara tidak mengakuinya karena intervensi militer Rusia yang terjadi sebelumnya.

Rusia berpendapat bahwa hasil referendum di Krimea dan Sevastopol membenarkan penggabungan ini. Aksi Rusia telah dikutuk oleh dunia internasional sebagai pelanggaran kedaulatan Ukraina dan tindakan agresi. Ukraina masih menganggap Republik Otonom dan Sevastopol sebagai bagian administratif Ukraina yang berada di bawah teritori dan hukum Ukraina.

(RBTH-Indonesia/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: