Vladimir Putin, Presiden Rusia, menegaskan, rakyat Suriah adalah pihak yang bisa menentukan masa Suriah dan Basyar Asad, bukan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat.
Demikian pernyataan ini ditegaskan oleh Vladimir Putin pada saat jumpa pers di sela-sela KTT G20 yang digelar di Hamburg, Jerman.
“Rakyat Suriahlah yang berhak menentukan masa depan Suriah dan Basyar Asad, bukan Rex Tillerson,” ujar Putin di hadapan awak media lokal dan internasional seperti dikutip al-‘Ahd kemarin.
Putin mengaku bahwa sikap Amerika sehubungan dengan krisis Suriah tidak pernah berubah. Sekalipun sikap ini sekarang telah berubah sedikit lebih pragmatis.
Putin mengaku, keputusan untuk menciptakan “area reduksi tensi perseturuan” berhasil dicapai atas kesepakatan Moskow dan Washington.
“Kami telah mencapai kesepakatan yang sangat bagus dalam masalah gencatan senjata untuk barat daya Suriah. Kedaulatan Suriah harus dijamin,” ujar Putin.
“Seluruh area ini harus bekerja sama dengan pemerintahan pusat Damaskus supaya solusi sempurna untuk krisis Suriah bisa terwujud,” tambah Putin.
Putin mengaku, Rusia telah menjalin hubungan erat dengan banyak kelompok etnis Kurdi di Suriah. Sedangkan Amerika adalah pihak yang menjamin persenjataan mereka dan mengawasi pelaksanaan gencatan senjata di berbagai area Suriah.
“Ada kemungkinan kelak akan diambil keputusan untuk solusi krisis Suriah dengan mempertimbangkan sikap Iran, Turki, dan komando Suriah. Masalah Suriah ini telah dibicarakan dengan Recep Tayyep Erdogan, Presiden Turki,” tukas Putin.
(Al-‘Ahd/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email