Dalam rangka menanggapi kejahatan Arab Saudi di Yaman, kecaman Amerika terhadap Al Saud bukan suatu hal yang baru. Dari sejak Arab Saudi memulai aksi kejahatan di Yaman dan kecaman internasional semakin meningkat, Washington seakan-akan berlomba dan menjadi rezim pertama yang mengecam Riyadh.
Hanya saja, kecaman-kecaman Washington ini hanya berfungsi sebagai penenang sementara bagi PBB dan tidak pernah membuat Al Saud jera, karena memang hanya bersifat sebagai pemanis mulut.
Angka penjualan senjata yang dilakukan oleh Amerika Serikat untuk Arab Saudi menunjukkan kadar campur tangan dan peran Washington dalam menumpahkan darah rakyat Yaman. Transaksi terbesar antara dua negara telah ditandatangani sekitar bulan Mei lalu ketika Donald Trump melakukan kunjungan ke Riyadh. Transaksi ini bernilai sebesar 110 milyar dolar.
Dalam beberapa tahun terakhir, Pentagon juga selalu memberitakan transaksi persenjatan dengan Arab Saudi. Pada Oktober 2015 lalu, perusahaan Lockheed Martin membocorkan kontrak dengan Riyadh untuk penjualan rudal tambahan sebanyak 320 buah.
Sekarang, setelah kejahatan-kejahatan terbaru Arab Saudi di Yaman, Nikki Haley utusan Amerika untuk PBB mengangkat isu “dialog transparan” dengan Arab Saudi.
Mungkin seseorang akan mempertanyakan alasan yang mendorong Amerika untuk melakukan dialog semacam ini. Akan tetapi, yang jelas, transaksi persenjataan menjadi pendorong utama bagi Washington untuk melakukan dialog semacam ini. Transaksi yang akan menyumbangkan ratusan milyar dolar untuk keuangan Amerika.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email