Kita harus meneladani mereka mengenai bagaimana cara berperilaku kepada orang lain, bagaimana cara menjalin hubungan dengan masyarakat dan kita juga harus berusaha mengikuti kebiasaan mereka, terangnya.
Shabestan News Agency melaporkan dari Isfahan, Hujjatul Islam Rahmatullah Arouji dalam sebuah ceramahnya menjelaskan bahwa Imam Makshum as adalah lautan dari maarif Islam dan teladan amalan dan akhlaq bagi kehidupan individu maupun sosial.
Ia menambahkan, peringatan-peringatan hari kelahiran maupun hari syahadah Imam Makshum as merupakan kesempatan yang sangat baik untuk mengenal mereka yang khususnya dari segi akhlaq, sehingga kita bisa meneladani lalu menerapkannya dalam kehipan kita serta kehidupan sosial.
Kita harus meneladani mereka mengenai bagaimana cara berperilaku kepada orang lain, bagaimana cara menjalin hubungan dengan masyarakat dan kita juga harus berusaha mengikuti kebiasaan mereka, terangnya.
Gaya hidup Islami harus dipelajari dari kehidupan Imam Makshum as. Sebagaimana Maitsam At-tamar yang karena ia selalu meneladani kehidupan Imam Makshum as, maka ia berhasil mendapatkan ilmu laduni, dimana ia pernah mendatangi Mukhtar dalam penjara kemudian ia berkata kepadanya bahwa engkau tidak akan terbunuh, karena engkau akan membalas darah Imam Husain as.
Maksud dari kehidupan Imam Ma’shum as ini yakni bukan mengenai kehidupan pribadi atau keluarganya, akan tetapi maksudnya ialah kehidupan akhlaq para Imam Makshum as.
Dalam Al-Qur’an juga disebutkan mengenai hal ini, yakni kehidupan ini ada dua macam, yaitu “baik dan buruk”, dimana kehidupan yang baik adalah kehidupan yang suci dan bersih, dan kehidupan yang buruk adalah kehidupan yang kotor dan hina.
(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email