Puluhan cendekiawan dan rohaniwan Katolik Roma yang konservatif menuding pemimpin tertingginya, Paus Fransiskus, menyebarkan ajaran sesat kepada umat.
Seperti dilaporkan situs berita CNN, Senin (25/9/2017), langkah kubu konservatif itu terbilang berani tetapi hampir pasti takkan mampu menggoyahkan Paus dan kepausan yang berpikiran reformis.
Surat yang dipublikasikan secara luas, yang memiliki ulasan teologis yang kuat, telah serahkan kepada Paus. Surat itu diteken 40 orang pada 11 Agustus.
Sejak itu pula telah bertambah lagi 22 tanda tangan dan dirilis ke publik pada Sabtu (23/9/2017).
Dalam siaran persnya, kubu konservatif mengatakan, mereka bersuara untuk mewakili "sejumlah besar" kaum klerus dan umat awam yang "tidak memiliki kebebasan berbicara".
Kubu konservatif tidak langsung menuding Paus itu telah menjadi bidaah, tetapi ia dituding mendukung “posisi-posisi sesat” tentang “pernikahan, moralitas, dan ekaristi”.
Paus Fransiskus belum menanggapi surat tersebut secara terbuka dan Vatikan menolak untuk berkomentar.
Kubu konservatif tersebut menyebut tantangan mereka itu sebagai "koreksi keluarga" Paus dari "putra dan putri spiritualnya".
"Hukum gereja sendiri mensyaratkan agar orang yang memiliki kompetensi tidak tinggal diam saat gembala Gereja menyesatkan kawanan dombanya," kata para sarjana dan rohaniwan Katolik konservatif itu.
Secara khusus, surat tersebut menuding Fransiskus telah mempromosikan tujuh "ajaran sesat."
Mereka menuding Paus telah menyebarkan ajaran sesat karena secara terbuka mengizinkan orang Katolik bercerai dan menikah lagi, serta mereka boleh komuni atau mengikuti perjamuan ekaristi.
Dalam ajaran dan tradisi Gereja Katolik, pernikahan adalah sakramen atau tanda keselamatan dari Allah bagi kehidupan dan karena itu dilarang bercerai kecuali oleh maut.
“Skandal mengenai iman dan moral telah diberikan kepada Gereja dan dunia," kata surat dari kalangan konservatif itu.
Mereka menuduh Paus telah menerapkan "doktrin aneh tentang orang beriman," dan mendesak Paus untuk secara terbuka mengoreksi ajarannya itu.
Sejumlah penandatangan surat tersebut adalah anggota kelompok tradisionalis yang telah memisahkan diri dari Gereja Katolik.
Tahun lalu, empat kardinal, dalam sebuah surat yang dikenal sebagai Dubia, meminta Paus untuk mengklarifikasi beberapa poin yang sama yang diajukan oleh para sarjana dan rohaniwan Katolik ini.
Paus Fransiskus juga tidak menanggapi surat itu.
(CNN/Kompas/Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email