Pesan Rahbar

Home » » Save Daster Vs Save Ulama

Save Daster Vs Save Ulama

Written By Unknown on Friday 15 September 2017 | 20:54:00

Ilustrasi

Oleh: Eko Kuntadhi

Membaca berita sore ini, Arab Saudi telah menangkap beberapa orang ulama berpengaruh. Ulama itu adalah Sheikh Salman al-Awdah, yang merupakan tokoh agama dengan pengikut 14 juta orang di twitter. Ulama lain yang ditangkap adalah Awad al-Qarni.

Kabarnya ulama-ulama itu ditangkap karena mereka menyatakan pikirannya agar Saudi bersedia memperbaiki hubungannya dengan Qatar. Kita tahu, hubungan kedua negara Arab itu kini sedang dilanda masalah.

Ada kabar lain, selain ulama Saudi juga menangkap beberapa orang yang terkait dengan gerakan Ikhwanul Muslimin. IM sendiri adalah gerakan yang diharamkan di Saudi. Di Indonesia ada titisan IM dalam bentuk partai yaitu PKS.

Ketika ditangkap, di Arab sana tidak ada protes kriminalisasi ulama. Di Indonesia orang-orang yang hobi teriak kriminalisasi ulama cuek bebek dengan berita penangkapan itu. Bahkan para pengikut PKS termasuk mereka yang memuja Raja Salman.

Di Turki, ulama besar dan tokoh pendidikan Fatullah Gulen juga diincar. Para pengikut Gullen ditangkapi oleh Erdogan dan semua gerakannya diberangus.

Herannya Erdogan disini malah dijadikan simbol pemimpin Islam. Siapa orang Indonesia yang sering teriak memuji-muji Erdogan?

Kebanyakan adalah kelompok sapi bongkrek yang juga pemuja Saudi.

Salman al-Awdah, Awad al-Qani atau Fatullah Gulen adalah ulama yang ditangkap karena menyatakan fikiran keagamaanya. Gullen malah dianggap pembangkang karena gerakan sosial dan pendidikan yang mencerdaskan banyak orang di seluruh dunia.

Di Indonesia orang memuja Erdogan yang memburu Gullen. Orang memuja Saudi Arabia yang menangkapi ulama yang menyuarakan perdamaian Saudi dan Qatar. Mereka memuja pemerintahan yang menangkapi ulama justru sambil berteriak ‘Save Ulama’. Aneh bukan?

Yang paling aneh, ada simpatisan PKS yang memuja Saudi. Padahal Saudi adalah negara yang menyatakan Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan teroris. Dan PKS sendiri adalah tetesan dari gerakan IM itu.

Apalagi ulama yang dibela bukan sekelas Awdah apalagi Fatulah Gullen. Mereka cuma sedang membela seorang lelaki bermulut tajam yang tersangkut kasus cabul. Kebetulan saja lelaki itu gemar memakai daster putih.

Mestinya teriakan mereka itu bunyinya ‘Save Daster’. Bukan ‘Save Ulama’.

Sebab tampaknya mereka cuma sibuk membela orang karena pakaiannya. Bukan karena perilakunya.

Kalau mereka teriak, “Jangan kriminalisasi ulama’, bukankah kita juga bisa membalas : ‘Jangan ulamakan para kriminal’.


Judul asli: Save Daster

(suaraislam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: