Pesan Rahbar

Home » , » Apa Wasiat Politik Imam Khomeini?

Apa Wasiat Politik Imam Khomeini?

Written By Unknown on Thursday, 19 October 2017 | 21:43:00


Hujjatul Islam wal Muslimin Muhsin Gharawiyan salah seorang anggota Dewan Ahli Jamiah Al-Mustafa dan pengajar di Hauzah Ilmiah Qom berupaya menganalisa secara khusus wasiat politik Imam Khomeini ra.

Banyak poin yang bisa dipetik dari wasiat politik-Ilahi ini. Salah satunya adalah penekanan terhadap masalah kebudayaan seperti masalah kawula muda dan agama. Tapi sayangnya, hal ini, sehubungan dengan kondisi sosial masyarakat masa kini, tidak memperoleh perhatian yang proporsional.

Hujjatul Islam wal Muslimin Gharawiyan menghimbau supaya poin wasiat ini memperoleh perhatian dengan sangat serius.

Poin lain dalam wasiat politik Ilahi ini adalah persatuan dan kesatuan langkah di dalam tiga kekuatan yang memegang kendali negara: Yudikatif, Legislatif, dan Eksekutif. "Imam Khomeini ra senantiasa menekankan supaya seluruh rakyat bersatu dengan pemerintahan, begitu pula negara dengan rakyat. Dan tak kalah penting, persatuan antara kepala tiga kekuatan penting negara," ujarnya.

"Sayangnya, penekanan Imam Khomeini ini sudah banyak dilalaikan. Sekarang ini, kita sering menyaksikan perpecahan dan cakar-mencakar yang dilakukan oleh para ketua kekuatan negara dan partai-partai politik," tambahnya.

Poin lain yang sangat penting dalam wasiat politik Ilahi Imam Khomeini ra adalah masalah kekuasaan. Imam Khomeini ra tidak pernah menempatkan kekuasaan mata timbangan dalam ranah pemikirannya. Ia lebih memberikan perhatian khusus terhadap etika dan spiritual. Sebaliknya, para penguasa di dunia masa kini lebih memberikan harga mati kepada kekuasaan. Tanpa kekuasaan, mereka tidak akan bisa hidup.

Dalam wasiat politik Ilahi ini, Imam Khomeini ra juga menekankan supaya rakyat memberikan kepercayaan penuh kepada para aparatur negara. Tapi, sayangnya, kepercayaan ini sekarang sudah mulai memudar. "Masyarakat kita sekarang ini menerima setiap berita, analisa, dan pandangan dari para aparatur negara dengan penuh keraguan. Di balik setiap pandangan dan pendapat yang dikeluarkan oleh aparat ini, tersimpan banyak rahasia yang disembunyikan oleh para aparat," ungkapnya menyesali.

Poin lain yang menjadi acuan utama wasiat politik Ilahi Imam Khomeini ra adalah kesederhanaan hidup para aparatur negara. "Lebih mengutamakan gaya hidup seperti kaum ningrat adalah sebuah penyelewengan dari prinsip Wilayatul Faqih," ujarnya menekankan.

Menurut penilaian Imam Khomeini ra, jika para aparatur negara sudah lebih mementingkan uang dan materi ketimbang kelayakan, takwa, dan agama dalam mengemban tugas, maka hal ini adalah sebuah ancaman terbesar dan p aling berbahaya bagi Revolusi Islam Iran.

"Revolusi Imam Khomeini ra adalah revolusi kaum miskin. Tapi sekarang, jalan revolusi ini sedang menuju ke arah penyembahan uang dan materi," tandas Hujjatul Islam Gharawiyan.

Guru Hauzah Ilmiah Qom ini juga mengisyaratkan tindakan berlebih-lebihan yang pernah dilakukan oleh sebagian kelompok masyarakat dengan alasan demi mengagungkan dan mengikuti pemimpin Revolusi Islam Iran.

"Di permulaan kemenangan Revolusi Islam, sebagian kelompok mengaku pernah melihat foto Imam Khomeini ra di bulan. Jelas, Imam Khomeini ra menolak hal ini mentah-mentah. Berkenaan dengan Rahbar, sebagian kelompok juga pernah melakukan hal-hal serupa. Tapi, semua ini tidak memiliki asas yang kuat. Kita harus mencegah hal-hal seperti ini supaya jangan sampai terulang," tandasnya.

Menurut penilaiannya, kita harus memperkenalkan kepribadian Imam Khomeini ra sebagai sebuah sosok manusia biasa. "Betul, posisi Imam Khomeini ra sangat tinggi, tapi ia bukanlah sosok super yang tidak bisa dijangkau oleh kita. Ia hidup di tengah masyarakat, tapi telah berhasil membersihkan diri," ujarnya.

Tindakan-tindakan berlebih-lebihan seperti ini, menurut pengakuan Hujjatul Islam Gharawiyan, akan menyebabkan musuh menuduh kita sebagai bangsa yang meyakini khurafat. Bangsa dunia juga akan memiliki pandangan yang sangat negatif terhadap kita. Hal ini juga akan menyebabkan masyarakat kita tidak akan percaya lagi kepada ulama, media masa, dan kaum agamis.

Di penghujung uraian, Hujjatul Islam wal Muslimin Gharawiyan berpesan supaya pemikiran-pemikiran Imam Khomeini ra menjadi bahan utama buku pelajaran perguruan tinggi dan hauzah ilmiah.

(Shabestan/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: