Menteri Agama Lukman Saefuddin Hakim menyambangi budayawan kondang Emha Ainun Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun di Kadipiro, Yogyakarta, 27 Oktober. Menurut situs caknun.com, kedua pria yang pernah belajar di Pondok Gontor Ponorogo ini berdiskusi beragam hal terkait persoalan umat Islam terkini.
Dalam pertemuan itu, Cak Nun menyampaikan masukan agar Menteri Agama merangkul semua lembaga seperti Bahtsul Masa’il atau Majelis Tarjih di tiap-tiap ormas untuk duduk bersama merumuskan fatwa bersama mengenai hal-hal yang selama ini membikin pertikaian dari soal bid’ah hingga mengkafirkan sesama.
Di sisi lain, Cak Nun juga berpesan agar Menag terus mensosialisasikan pesan-pesan universal agama dan terus berupaya meningkatkan kerukunan. “Terus gunakan bahasa-bahasa yang universal,” kata Cak Nun seperti dilansir portal resmi Kementerian Agama.
Pesan-pesan ini disampaikan Cak Nun sebagai salah satu masukan agar umat Islam tidak lagi terpecah belah hanya akibat persoalan khilafiyah. Sementara itu, Lukman Hakim Saifuddin memberikan apresiasi kiprah Kyai Kanjeng pimpinan Cak Nun yang terus menebar pesan-pesan keagamaan yang tawasuth atau moderat.
Menurut Lukman, hal ini sejalan dengan program Kemenag yang sejak dua tahun lalu mengusung moderasi agama. Menag berharap Cak Nun istiqomah dalam membina umat. Menag mengakui saat ini Indonesia kekurangan figur, terutama setelah wafatnya Gus Dur.
Pada kesempatan itu, Lukman tak lupa mengundang Cak Nun untuk hadir dalam peringatan Hari Amal Bhakti Kementerian Agama, Januari 2018 mendatang. “Sejak tahun lalu, kami ingin cari suasana baru, memberi warna bahwa mengurus agama juga tidak bisa dilepaskan dengan budaya. Karenanya, tahun lalu di antara rangkaian HAB, kita membuat acara di Taman Ismail Marzuki,” ujar Menag kepada Cak Nun. “Tahun ini kita berharap panjenengan bisa ikut.”
(Cak-Nun/Islam-Indonesia/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email