Ijtimak Ulama
Ijtima Ulama I di Jakarta akhir Mei lalu digelar untuk memberikan rekomendasi bakal calon Wakil Presiden mendampingi Prabowo Subiyanto dalam Pilpres 2019 mendatang. Dari ijtima yang dihadiri ulama pendukung gerakan 212 tersebut munculah dua nama yaitu Ustad Abdul Somad dan Habib Jufri dari PKS.
Sayangnya, Prabowo tak mau mendengar rekomendasi tersebut. Setelah UAS menolak menjadi calon wakil presiden rekemendasi hasil Ijtima, mereka kemudian mengusulkan nama lain. Diantaranya, AA Gym dan Ustadz Arifin Ilham. Namun lagi-lagi usulan mereka tidak didengar. Padahal, Ketua FPI Ustadz Sobri Lubis sempat mengancam jika Prbowo tidak mengambil rekomendasi tersebut, akan melepas dukungan kepada Prabowo.
Prabowo tidak bergeming. Rekomendasi mereka diabaikan. Dipilihlah Sandiaga Uno sebagai Calon Wakil Prabowo. Dari sini sangat kelihatan bahwa ulama-ulama GNPF tidak punya taring sama sekali. Mereka seakan besar karena media kerap mempubliksikannya. Sementara, kebijakan politiknya tidak memiliki pengaruh apa-apa.
Anehnya, meskipun berkali-kali ditolak oleh Prabowo, mereka memutuskan untuk menggelar Ijtima Ulama II yang katanya akan digelar pertengah Sepetember ini. Bereta yang sudah beredar, mereka tidak memberikan dukungan kepada Jokowi sebagai rival Prabowo. Mereka juga tidak menyatakan sikap tidak akan mendukung siapa-siapa dalam Pilres 2019 mendatang. Sebaliknya, Ijtima’ II digelar untuk memantabkan dukungan kepada Prabowo.
“Ngotot” mendukung Prabowo meskipun berkali-kali lamarannya ditolak menunjukkan bahwa Ulama GNPF tidak punya marwah. Mereka hanya akan menjadi pengekor kelompok politik. Sebaliknya, merusak citranya sebagai ulama. Mereka tidak akan menjadi besar sebagaimana besarnya isu yang dihembuskan ke publik.
Dengan tetap mendukung Prabowo dalam Pilpres 2019, kita berdoa saja, semoga Prabowo tidak menolak dikukung oleh ulama-ulama tersebut.
(CNN-Indonesia/Fokus-Today/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email