Ditulis oleh: Syaroni As-Samfuriy
KH. Nu’man Bashori Alwi adalah kakak kandung KH. Luthfi Bashori Alwi, Malang, yang namanya menjadi dikenal karena sikapnya yang kontroversial dan disebut menjabat sebagai Ketua NU Garis Lurus. Dalam acara Kopdar Kebangsaan bersama Gus Nuril, Gus Nu’man membeberkan riwayat adiknya dari masa kecil sampai menjadi terkenal saat ini. Berikut adalah transkrip lengkapnya dengan beberapa perbaikan susunan bahasa:
Sebenarnya kemunculan NU Garis Lurus itu hanya sekadar kata-kata saja. Awalnya adik saya ini (Luthfi Bashori) tidak ada yang aneh-aneh. Namun sewaktu baru akan tamat dari Madrasah Ibtidaiyah (setingkat SD), saat itu pesantren abah saya (KH. Bashori Alwi) di Malang kedatangan tamu dari Mekkah yaitu Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki. Saat dijamu dan duduk bersama keluarga, Sayyid Muhammad sembari menepuk bahu tiba-tiba berkata kepada Luthfi Bashori kecil, “Kamu ikut saya saja!”
Sejak saat itu Luthfi Bashori berhenti dari sekolah dan dipersiapkan untuk berangkat ke Mekkah. Lalu berangkatlah Luthfi Bashori kecil yang belum lulus Madrasah Ibtidaiyah ke Mekkah al-Mukarromah. Karena Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki waktu itu belum dikaruniai anak laki-laki, maka Luthfi Bashori kecil dijadikan sebagai anak angkatnya.
Setelah sekian tahun lamanya, Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki baru dikarunia anak dari istrinya yang asal Malang, Jawa Timur. Kemudian adik saya ini (Luthfi Bashori) minta pulang ke Indonesia yang sebenarnya belum diijini untuk pulang. Saat itu umurnya sekitar 18 tahun. Jadi masa remajanya dihabiskan di Arab Saudi.
Sepulang dari Arab Saudi adik saya ini cerita, “Mas saya ini tidak punya tempat. Bagaimana caranya agar saya bisa syiar secara besar-besaran?”
Waktu itu saya jawab spontan, “Gampang, kalau kamu ingin menjadi orang besar maka tubruklah sesuatu yang besar.”
Sementara itu disaat mengucapkan demikian sebetulnya Gus Nu’man tidak menyangka dan berpikiran yang macam-macam. Tahu-tahu yang ditubruk Gus Luthfi Bashori adalah Gus Dur. Kata Gus Nu’man, “Waktu itu saya hanya mengucapkan saja, tidak berfikir macam-macam, tahu-tahu dia malah nabrak Gusdur dengan menyebut Gus Dur Syiah dan segala macam”.
Akhirnya menjadi kontroversi. Karena kebablasan akhirnya Gus Luthfi Bashori tidak bisa menarik diri, hingga sekarang ini menyerang KH. Said Aqil Siraj dan segala macam.
Dalam perjalan selanjutnya, melihat ada potensi dan kemampuan ceramahnya yang bagus Gus Luthfi Bashori kemudian direkrut oleh Abu Bakar Ba’asyir hingga menjadi Ketua Majelis Mujahidin Indonesia di Jawa Timur. Kemudian berkolaborasi dengan Habib Rizieq Shihab.
Pada tahun 1999, Densus 88 menyisir para aktivis teroris di Indonesia, alhamdulillah adik saya tidak kena. Kemudian pada tahun 2004 Densus 88 menyisir kembali. Kebetulan saya punya kenalan dari kepolisisan komandan lapangan Densus 88 bernama Pak Gatot. Pak Gatot bertanya kepada saya,“Gus, kenal dengan Ust. Luthfi?”
“Kenapa, ada apa?”jawabku.
“Ini saya di depan rumahnya,” jawab Pak Gatot.
“Ada perosalan apa?”
“Ini mau saya ambil (ciduk),” jawabnya.
Langsung saya jawab, “Eh itu adik saya. Sudah gini aja, sekarang ke rumah saya nanti saya jelaskan.”
Kemudian di rumah saya jelaskan semua. Pak Gatot mengatakan bahwa saat itu Luthfi Bashori dituduh ikut mengirim pasukan ke Poso. Setelah mendengar penjelasan dari saya, akhirnya tidak jadi diambil. Waktu itu saya bilang ke adik saya, “Kebetulan saja saya kenal dengan kepolisian Densus 88. Kalau tidak kamu pasti kena. Mulai saat ini berhentilah dari FPI dan segala macamnya. Cukuplah masuk organisasi yang diakui oleh pemerintah, yaitu MUI.”
Akhirnya adik saya masuk MUI Kabupaten Malang di bidang fatwa, namun hanya bertahan 2 tahun. Setelah itu mendirikan Pejuangislam.com, yang kata-katanya sangat keras, dan berjalan hingga saat ini. Tapi pada intinya, semua ini hanya momentum saja. Karena dalam pergerakannya tidak seporadis seperti senior-seniornya. Inilah sekilas tentang adik saya. Yang saat bertemu dengan saya pun tak pernah bersinggungan.
Maka ketika seluruh masyarakat mengatakan bahwa adik saya ini menentang ke KH. Said Aqil Siroj dengan NU Garis Lurus-nya, maka saya berinisiatif harus merekatkan diri ke Kiai Said Aqil. Kalau ada nama Luthfi Bashori yang mendirikan NU Garis Lurus, maka wajib hukumnya ada Nu’man Bashori di dalam Kiai Said Aqil. Sehingga nama orangtua saya, KH. Bashori Alwi, tidak terkotori. Jadi di masyarakat nantinya anggap saja antara kakak dan adik. Karena ayah saya pun sangat hormat kepada KH. Said Aqil Siroj.
“Maka kehadiran saya demi untuk membersihkan nama orangtua saya, di sana ada Luthfi Bashori di sini ada Nu’man Bashori. Sehingga nama Bashori Alwi tidak tersangkut kesana-keamri.” Tutup Gus Nu’man Bashori Alwi menceritakan sekilas tentang asal-usul kemunculan NU Garis Lurus.
Simak Video Ini:
(Pustakamuhibbin.Club/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email