Bendera Liwa dan Rayah yang digunakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) ikut ditolak oleh sejumlah kalangan. Para pendukung bendera tersebut kemudian melempar tuduhan bahwa menolak bendera liwa rayah sama dengan menolak bendera Rasulullah atau Bendera Tauhid.
Kiai Ahmad Muwafiq atau yang akrab disapa Gus Muwafiq membantah tuduhan tersebut. Gus Muwafiq memberikan analogi bahwa menolak bendera Liwa Rayah tidak berarti menolak bendera Rasulullah atau Bendera Tauhid. Hal ini sama halnya dengan penolakan terhadap Bendera Palu Arit sebagai identitas PKI.
Penokan terhadap Bendera Palu Arit, menurut Gus Muwafiq tidak berarti menolak palu dan arit. Tetapi menolak PKI. Sementara Palu dan Arit tetap bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari. Demikian juga dengan Bendera Tauhid. Bendera tersebut harus ditolak karena menjadi Bendera HTI. Sedangkan lafadznya tetap dipakai untuk dzikiran setiap hari oleh umat Islam.
“Simpang siur penolakan bendera lailaha illallah itu tidak berarti kemudian menolak lailaha illallahh. Bendera Palu Arit PKI kita tolak, tapi kalau palu kita pake untuk nukang setiap hari di sawah. Jadi penolakan Palu Arit tidak berarti kemudian menolak palu arit buat alat kerja. Begitu juga Bendera lailaha illallahh. Bendera Hizbut Tahrir kita tolak karena menjadi identitas hizbuttahrir. Tapi kalau masalah lailaaha illallah, kita pake tahlilan setiap hari. Dan ini dilakukan santri setiap hari dimanapun berada,” ucap Gus Muwafiq dalam rekaman video yang diterima dutaislam.com.
“Jadi jangan diputar balik,” tegas Gus Muwafiq.
(Duta-Islam/Suara-Islam/Berbagai-Sumber-Lain/ABNS)
Post a Comment
mohon gunakan email