Bukankah orang yang mandul itu adalah mereka yang tidak bisa memiliki anak?
Seperti biasa, Rasul Saw. duduk bersama
para sahabatnya di Masjid Nabawi, Madinah untuk berdiskusi terkait
berbagai hal. Dari mulai persoalan agama, ekonomi, pendidikan, sosial,
adab antar keluarga, dan lain sebagainya.
Kala itu, selepas Rasul memberikan
pengarahan, tiba-tiba beliau betanya, “Wahai sahabatku, menurut kalian,
siapakah orang yang mandul itu?”
Para sahabat sejenak diam untuk
berpikir. Mereka kaget dengan pertanyaan yang terasa mendadak itu. Tak
lama kemudian, seorang lelaki gagah berdiri dan berkata, “Wahai Rasul!
Bukankah orang yang mandul itu adalah mereka yang tidak bisa memiliki
anak?” jawabnya dengan suara agak lantang. “Mereka yang tidak bisa
memiliki buah hati, ya Rasul?” lanjutnya sembari mempertegas.
“Yang demikian bukanlah orang mandul,”
jawab Rasul seraya tersenyum manis. “Mereka yang mandul adalah yang
tidak memberikan kasih sayang pada anak-anak, dan juga tidak mengajarkan
atau mencontohkan kebaikan pada anak-anak.”
Usai menjawab itu, Rasul diam, merenung
sejenak. Beberapa saat kemudian, beliau bertanya kembali, “Menurut
kalian, siapakah orang yang paling kuat itu?”
“Tentu saja orang yang tak terkalahkan oleh siapa pun, ya Rasulallah!” jawab seorang sahabat penuh semangat.
“Bukan itu, sahabatku,” jawab Rasul
dengan tenang. “Orang yang paling kuat adalah mereka yang mampu menahan
hawa nafsunya. Mereka yang apabila kesenangan menghampirinya, ia tidak
menjadi terikat karenanya. Ikatan itu tidak pula membuatnya melanggar
batas keadilan dan kemanusiaan. Juga, ia tidak mencemarinya dengan
perlakuan buruk. Ia tidak akan berdusta untuk sesuatu yang dapat
menghinakan dirinya di depan Tuhan. Mereka itulah yang saling berkasih
sayang antarsesama manusia atas dasar kecintaannya pada Allah.”
Pemuda yang menjawab pertanyaan Rasul
itu, konon adalah Abdullah bin Mas’ud atau yang memiliki nama lengkap
Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil bin Habib bin Syamkh bin
Fa’r bin Makhzum bin Sahilah bin Kahil bin Al-Harits bin Tamim bin Sa’d
bin Hudzail bin Mas’ud. Seorang pemeluk Islam keenam yang sering hadir
dalam pertemuan antara para sahabat dan Rasul.[islamindonesia.co.id]