Pesan Rahbar

Home » , , » Game Baru; Tembak Nama Imam Ali dan Salah Gunakan Azan

Game Baru; Tembak Nama Imam Ali dan Salah Gunakan Azan

Written By Unknown on Friday, 25 July 2014 | 22:46:00

Game komputer sekarang ini sudah menjarah seluruh lini dan area kehidupan masyarakat dunia. Hanya sedikit orang termasuk anak-anak yang tidak mengenal game-game komputer yang tersebar di dunia maya dan bahkan di rumah-rumah penduduk ini. Guna mengoreksi dan mengevaluasi efek-efek negatif yang ditimbulkan oleh game-game komputer ini, Hujjatul Islam Muhsin Wafi salah seorang guru Hauzah Ilmiah Qom menerima kedatangan wartawan Kantor Berita Shabestan (KBS) guna melakukan wawancara.


Berikut petikan wawancara tersebut:

KBS: Telah banyak game komputer dipasarkan di pasar dunia. Apakah tujuan yang sedang diincar oleh game-game seperti ini? Apakah tujuan utamanya hanyalah investasi untuk menciptakan lahan supaya anak-anak tidak menganggur?

Wafi: Imperialisme dunia tidak menggelontorkan dana sebesar tanpa tujuan. Jelas, mereka memiliki tujuan-tujuan busuk yang sedang mereka kejar. Mereka menciptakan mainan dan game-game seperti ini guna merusak nilai dan kultur agama yang dimiliki anak-anak kita.

Dari sejak Dunia Barat merasa khawatir terhadap perkembangan Islam, mereka telah mencangkan delapan program guna memerangi gelombang Islam ini. Salah satunya adalah memanfaatkan game-game komputer. Lebih dari film-film sinema, saluran-saluran parabola juga sangat getol menyusun program untuk merusak kawula muda kita.

Game-game komputer hasil impor dari Barat yang tidak berusaha merusak nilai-nilai kultus Islam tidak pernah ditemukan. Sebagai contoh, dalam sebuah game, kita pernah menyaksikan mereka memanfaatkan suara azan dengan sangat buruk. Dalam sebuah game yang lain, para pengguna harus menembak nama Imam Ali as. Masih banyak contoh lain tentang hal ini.

Lalu, apakah di balik tirai semua ini tidak tercanangkan tujuan-tujuan tertentu? Apakah musuh ingin menyebarkan nilai-nilai Islami di benak-benak anak-anak kita?

KBS: Lalu bagaimana peran keluarga dalam menghadapi masalah ini?

Wafi: Problem terpenting antara seorang anak dan kawula muda adalah keluarga dan orang tua tidak memahami penyakit mereka dan enggan bersahabat dengan mereka. Anak antara usia 10-12 tahun sangat mengharapkan kedua orang tuanya memiliki waktu lebih untuk dirinya.

Proyek apartemen yang sekarang sedang merebak di seluruh kota sudah merampas kesempatan anak-anak untuk bermain secara tradisional. Permainan tradisonal kita seperti dakon bisa menciptakan ketangkasan, kejelian, kreatifitas, cara berpikir, rasa percaya diri, dan kerja sama dengan sesama teman sebaya. Mereka telah merampas permainan-permainan ini dengan sengaja dan tujuan tertentu. Jika tidak, maka kita masih bisa bermain secara tradisional di halaman apartemen yang kita huni.

Sangat disayangkan, pada beberapa tahun terakhir ini, orang tua sudah jarang menyisakan waktu untuk anak-anak mereka. Mereka malah meminta anak-anak memenuhi waktu longgar mereka dengan game komputer.

Sebagai pertanyaa, pada masa seperti sekarang ini, berapa persenkah orang tua yang mengajak anak-anak mereka bermain di taman-taman bersama? Berapa banyak orang tua yang meluangkan waktu untuk anak-anak supaya mereka bisa mengungkapkan ekspresi mereka dengan leluasa dan merasa senang bersama orang tua?

Lebih penting dari itu semua, jika orang tua tidak mampu mengimbangi kebutuhan anak-anak mereka, maka mengapa mereka lebih mementingkan KB? Banyak anak adalah salah satu ajaran penting dalam Islam. Rasulullah saw dan para imam maksum as selalu menekankan masalah. Game, film, dan ajaran-ajaran Baratlah yang menentang kita memiliki banyak anak dan merusak kebudayaan kita.

KBS: Apakah game juga memiliki program untuk merubah metode kehidupan anak-anak kita?

Wafi: Sangat disayangkan sekali, game komputer ini sedang merubah nilai-nilai budaya kita menjadi anti nilai. Game-game ini mengajarkan menanamkan ajaran di beka anak-anak kita sehingga mereka tidak lagi memperhatikan nilai dan kultur yang dominan di tengah masyarakat. Seperti menghormati kedua orang tua yang dari sejak dahulu kala sangat penting bagi kita. Tetapi sekarang, nilai ini sudah mulai pudar. Karena Barat tidak mampu menundukkan kita dengan senjata, mereka telah menyusun program untuk menundukkan pemikiran dan benak generasi kita.

Sumber: Shabestan
Share this post :

Post a Comment

mohon gunakan email

Terkait Berita: